Cerita WNA Inggris Masuk Islam Setelah Kenal Mahasiswi UB
Pada Rabu (24/4), James mengucapkan ikrar sebagai seorang muslim dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.
James yang sebelumnya tidak percaya tentang konsep ketuhanan atau tidak memeluk agama tertentu mengaku tertarik dengan ajaran kebaikan dalam Islam dan ingin mempelajari lebih mendalam lagi.
Cerita WNA Inggris Masuk Islam Setelah Kenal Mahasiswi UB
James, Warga Negara Asing (WNA) asal Inggris mengucapkan dua kalimat syahadat atau masuk Islam di Mualaf Center Masjid Raden Patah Universitas Brawijaya (MRP UB) Malang.
Pria bule tersebut memutuskan memeluk agama Islam setelah sebelumnya berkenalan dengan Aisyah, mahasiswi Program Magister Fakultas Teknik Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya.
Lewat perkenalan tersebut, James kerap berdiskusi banyak hal tentang Islam, hingga berbuah ketertarikannya untuk mendalami agama tauhid tersebut.
James yang sebelumnya tidak percaya tentang konsep ketuhanan atau tidak memeluk agama tertentu mengaku tertarik dengan ajaran kebaikan dalam Islam dan ingin mempelajari lebih mendalam lagi.
Puncaknya pada Rabu (24/4), James mengucapkan ikrar sebagai seorang muslim dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.
"I bear witness that there is no god but Allah, and I bear witness that Prophet Muhammad (peace be upon him) is His servant and messenger," ucapnya di depan pembimbing dan para saksi.
"Tidak ada unsur paksaan dari pihak manapun. Orang tua saya juga sangat support apa yang menjadi keputusan saya," ucapnya usai prosesi bersyahadat.
Pengucapan ikrar dua kalimat syahadat James, dibimbing oleh Drs. Samsul Arifin M.Ag, Dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) UB. Turut menyaksikan para pengurus MRP dan teman-temanya, termasuk Aisyah, perempuan yang kini menjadi kekasihnya.
Perkenalan James dengan Aisyah berawal dari Program Student Exchange (Pertukaran Pelajar) saat masih SMA di Tulungagung pada 2016.
Sejak saat itu, keduanya kerap berbincang dan berdiskusi virtual terkait banyak hal termasuk Islam.
"Setelah bertemu dengan Aisyah, kami mulai chating lebih intens dan membahas mengenai ajaran Islam," ungkapnya.
Aulia Luqman Aziz, Humas sekaligus pendamping Mualaf Center MRP UB mengaku bersyukur dapat mengantarkan James menjadi seorang Muslim. Prosesi pembacaan syahadatnya berjalan khidmad dan lancar dengan menggunakan bahasa Inggris.
Luqman yang memiliki kemampuan bahasa Inggris menjadi pendamping, sekaligus saksi saat James mengucapkan kalimat syahadat.
"Sebelumnya James tidak memeluk agama manapun, dan kini ia adalah saudara saya, sesama Muslim yang baru. Masya Allah," ucapnya.
Lukman juga menceritakan Mualaf Center Masjid Raden Patah (MRP) UB telah memualafkan sebanyak 58 orang dari seluruh Indonesia. Mualaf Center sendiri merupakan organ penunjang kegiatan masjid dengan memberi wadah dan membina para mualaf.
Masyarakat, kata Lukman, baik dalam negeri dan luar negeri dapat mendapatkan fasilitas dan layanan Mualaf Centre.