Ngetren di AS, suntik tinja tambah daya tahan tubuh
Penelitian di AS bilang manusia modern kekurangan mikroba sehingga gampang sakit, jadi perlu ditambah dari tinja.
Tinja mengandung jutaan bakteri maupun mikroba lainnya. Peneliti asal Amerika Serikat, Jeff Leach, dari organisasi Human Food Project mengklaim, hasil pembuangan manusia ini bisa dimanfaatkan buat menambah daya tubuh.
Leach punya alasan meneliti metode peningkatan antibodi menjijikan itu. Dia melirik tinja setelah putrinya didiagnosis menderita diabetes. Kesimpulannya, manusia modern terlalu hidup bersih. Imbasnya, mikroorganisme di alam yang bisa mendukung kesehatan berkurang di dalam tubuh.
"Berkah kesehatan itu bisa dilihat dari manusia di kebudayaan yang kurang moderen. Mereka jarang sakit, walau tinggal di lingkungan yang jorok. Ini karena mereka tidak banyak terpapar pengobatan modern," kata Leach seperti dilansir vice.com Selasa (21/10).
Dengan kriteria tersebut, tidak sembarang tinja bisa dipakai buat menambah mikroorganisme penting manusia. Tinja yang diperlukan adalah hasil pencernaan manusia dari suku terpencil. Leach September lalu, menyuntikkan feses anggota suku Hazda di Afrika ke tubuhnya.
"Tinja suku Hazda ini bagaikan bahtera Nabi Nuh, karena sangat kaya mikroba yang tidak dimiliki manusia modern," ujarnya.
Tren suntik maupun mengonsumsi feses dengan alasan kesehatan, belakangan ngetren di dunia Barat. Muncul artikel dan video di Youtube mengklaim bahwa tinja berfaedah meningkatkan kekebalan tubuh. Salah satunya adalah video-video diunggah akun home FMT yang banyak menggambarkan transplantasi feses.
Surat kabar the New York Times juga pernah melansir laporan penemuan pil tinja oleh Rumah Sakit Umum Massachussets, Amerika Serikat.
Obat itu, mengandung kotoran manusia, digunakan untuk mengurangi rasa sakit buat pasien penderita Clostridium difficile, infeksi bakteri.
Elizabeth Hohmann, dokter di RS Massachussets menjelaskan bahwa dalam beberapa kasus, mikroba dalam tinja memang diperlukan sejumlah pasien.
Tapi, dia mengkritik metode Leach yang menyuntikkan tinja ke dalam tubuh ketika tidak sakit. "Tindakannya tidak berfaedah secara medis, dan tentu tidak direkomendasikan dokter manapun," kata Hohmann.