Pelajaran dari Hokkaido, Sukses Tekan Wabah Corona Tapi Kecolongan Gelombang Kedua
Hanya 26 hari setelah keadaan darurat dicabut, peraturan baru harus diberlakukan.
Hokkaido di Jepang pernah menjadi sorotan karena berhasil mengatasi krisis virus corona. Terjadi penurunan signifikan jumlah kasus. Tetapi Hokkaido kembali menjadi perhatian karena tengah berjuang menghadapi gelombang infeksi kedua.
Pada akhir Februari, Hokkaido menjadi wilayah pertama di Jepang yang menyatakan keadaan darurat karena Covid-19.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Bagaimana cara kerja virus? Cara kerja virus adalah sebagai berikut:Virus masuk ke dalam tubuh inang melalui berbagai cara, seperti udara, darah, cairan tubuh, atau kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi virus.Virus mencari sel inang yang cocok untuk menginfeksi. Sel inang adalah sel yang memiliki reseptor yang sesuai dengan protein permukaan virus. Virus melekat pada reseptor sel inang dan memasukkan materi genetiknya (DNA atau RNA) ke dalam sel inang. Materi genetik virus dapat berbentuk untai tunggal atau ganda, linear atau sirkuler.Materi genetik virus mengambil alih fungsi sel inang dan membuat sel inang menjadi pabrik virus. Sel inang akan menghasilkan ribuan salinan virus baru dengan menggunakan bahan-bahan dari sel inang itu sendiri.Virus baru keluar dari sel inang dengan cara lisis (membuat sel pecah) atau budding (membuat kantung-kantung kecil di permukaan sel). Virus baru kemudian siap untuk menginfeksi sel-sel lain.
-
Di mana virus dapat menyebar? Virus juga dapat menyebar melalui udara, air, makanan, dan kontak langsung dengan individu yang terinfeksi.
-
Bagaimana mutasi virus Corona pada pria tersebut terjadi? Selama masa infeksi, dokter berulang kali mengambil sampel dari pria tersebut untuk menganalisis materi genetik virus corona. Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Sekolah ditutup, pertemuan skala besar dibatalkan dan orang-orang dipaksa tinggal di rumah. Pemerintah setempat melacak dan mengisolasi siapa pun yang pernah melakukan kontak dengan korban secara agresif.
Kebijakan itu berhasil dan pada pertengahan Maret jumlah kasus baru turun menjadi satu atau dua per hari. Pada 19 Maret keadaan darurat dicabut, dan pada awal April, sekolah dibuka kembali.
Tapi sekarang, hanya 26 hari setelah keadaan darurat dicabut, peraturan baru harus diberlakukan.
Dalam sepekan terakhir, Hokkaido telah mencatat 135 kasus baru Covid-19 yang dikonfirmasi. Berbeda dengan wabah pertama pada Februari, tidak ada bukti virus telah diimpor kembali dari luar Jepang.
Tak satu pun dari kasus baru tersebut adalah orang asing, juga tidak ada dari mereka yang terinfeksi bepergian ke luar Jepang pada bulan lalu.
Bagaimana Wabah Virus Ditangani di Hokkaido?
Pertama, jika Anda melakukannya terlalu awal, Anda bisa mengendalikannya.
"Relatif mudah untuk menangani klaster, untuk menelusuri jejak dan mengisolasi," kata Profesor Kenji Shibuya dari King's College London, dilansir dari BBC, Kamis (16/4).
"Pihak berwenang cukup sukses dalam pendekatan kontrol klaster mereka. Jepang berada pada fase paling awal dari wabah saat itu. Itu dilokalisasi dan itu adalah kisah sukses."
Dalam hal ini, Hokkaido memiliki beberapa kesamaan dengan apa yang terjadi di Kota Daegu, Korea Selatan. Di sana, wabah besar dilacak secara agresif. Mereka yang terinfeksi diisolasi dan wabah berhasil ditekan.
Tapi pelajaran kedua dari Hokkaido jauh lebih tidak meyakinkan.
Setelah wabah Daegu, pemerintah Korea Selatan memulai program tes besar-besaran untuk melacak epidemi. Jepang melakukan yang sebaliknya.
Bahkan sekarang, lebih dari tiga bulan setelah Jepang mencatat kasus pertama, tes hanya dilakukan untuk sebagian kecil populasi.
Awalnya, pemerintah mengatakan tes skala besar adalah "pemborosan sumber daya".
Pertama, Kementerian Kesehatan Jepang khawatir rumah sakit akan kewalahan oleh orang yang dites positif - tetapi hanya memiliki gejala kecil. Dan pada skala yang lebih luas, tes Covid-19 adalah tanggung jawab pusat kesehatan setempat dan bukan di tingkat pemerintah nasional.
Beberapa pusat kesehatan lokal tidak dilengkapi dengan staf atau peralatan untuk menangani tes dalam skala besar. Ini berarti pihak berwenang di Jepang tidak memiliki gagasan yang jelas tentang bagaimana virus ini bergerak di tengah populasi, kata Prof Shibuya.
"Kami berada di tengah fase ledakan wabah," katanya.
"Pelajaran utama yang dapat diambil dari Hokkaido adalah bahwa bahkan jika Anda berhasil dalam penghentian (penyebaran virus) pertama kali, sulit untuk mengisolasi dan mempertahankan penghentian untuk jangka waktu yang lama. Kecuali jika Anda memperluas kapasitas pelaksanaan tes, sulit untuk mengidentifikasi penularan komunitas dan penularan rumah sakit. "
Jalan Masih Panjang
Pelajaran ketiga adalah bahwa "realitas baru" ini akan berlangsung jauh lebih lama dari yang diperkirakan kebanyakan orang.
Hokkaido sekarang harus memaksakan kembali pembatasan tersebut, meskipun versi Jepang dari "lockdown" Covid-19 lebih lunak daripada yang diberlakukan di tempat lain.
Kebanyakan orang masih akan bekerja. Sekolah mungkin ditutup, tetapi toko-toko dan bahkan bar tetap buka.
Prof Shibuya berpikir tanpa langkah-langkah yang lebih keras, Jepang memiliki sedikit harapan untuk mengendalikan apa yang disebut "gelombang kedua" infeksi yang sekarang terjadi, tidak hanya di Hokkaido, tetapi di seluruh negeri.
"Pelajaran utama adalah bahkan jika Anda berhasil dalam menahan (penularan) secara lokal tetapi ada penularan yang terjadi di bagian lain negara itu, selama orang bergerak, sulit untuk mempertahankan status bebas virus".
Kendati demikian, perekonomian di Hokkaido terpuruk. Pulau ini sangat tergantung pada pariwisata, dan Jepang telah melarang kunjungan dari AS dan Eropa dan sebagian besar negara di Asia.
Pemilik bar di kota Chitose terpaksa menutup usahanya dan memberhentikan stafnya. Lebih jauh ke utara di kota Asahikawa, Naoki Tamura mengatakan, barnya masih buka tetapi hampir tidak ada pelanggan.
"Satu atau dua datang setiap malam," katanya.
"Dulu ada banyak turis dari China dan Asia Tenggara. Mereka benar-benar hilang. Kami tidak mendengar orang ngomong bahasa asing di jalan sekarang. Tempat penginapan yang lebih kecil harus ditutup. Bisnis pariwisata benar-benar payah."
Keadaan darurat baru secara resmi akan selesai pada 6 Mei, akhir liburan "Minggu Emas" Jepang.
Tetapi seorang pejabat pemerintah setempat yang bekerja pada penanggulangan epidemi di Hokkaido mengatakan, mereka mungkin harus mempertahankan langkah-langkah itu lebih lama.
"Kami merasa kami harus terus melakukan hal yang sama," katanya. "Tujuannya adalah untuk meminimalkan kontak antara orang-orang untuk menghentikan penyebaran virus."
Jadi berapa lama?
"Sampai kita menemukan vaksin," katanya. "Kita harus terus berusaha menghentikan ekspansi."
(mdk/pan)