Pengantin cilik dari Bait Lahiya
Ahmad Subuh, 15 tahun, menikahi sepupu sekaligus tetangga sebelah rumahnya, Tala, 14 tahun.
Kalau masih sekolah, Ahmad Subuh, 15 tahun, paling banter kelas tiga SMP. Namun kemiskinan membuat remaja asal Bait Lahiya, utara Jalur Gaza, ini tidak melanjutkan pendidikannya.
Dia kini bekerja sebagai pembersih jalan bareng ayahnya. Pendapatannya USD 5 atau 15 shekel saban hari. Meski begitu, di usianya terbilang muda dengan penghasilan tidak memadai, dia berani mengambil keputusan terbesar dalam hidupnya. Menikah.
Hari istimewa itu terjadi Senin pekan lalu. Ahmad mengawini Tala, 14 tahun, sepupu sekaligus tetangga sebelah rumahnya. Perayaan sudah berlangsung di lingkungan tempat tinggal Ahmad, dekat perbatasan Israel, sehari sebelum akad. Kerabat dan teman-temannya ramai-ramai menggendong dia.
"Saya tidak percaya bocah itu bakal menjadi pengantin sampai saya menanyakan langsung kepada dia," kata Muhammad Salim, juru foto kantor berita Reuters mengabadikan momen langka itu, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail Jumat minggu kemarin. "Dia menjawab dengan senyum, ' iya benar.'"
Pernikahan dini memang sudah lazim di Gaza. Dari 17 ribu pasangan tercatat, 35 persen di antara para pengantin itu masih berumur di bawah 17 tahun. Dalam beberapa kasus terutama keluarga miskin, ayah sang gadis lebih memilih menjodohkan dan menikahkan putrinya masih belum cukup usia buat mengurangi beban.
Ahmad memang belum pantas berumah tangga. Tengok saja di hari pernikahannya. Sang ibu memakaikan dasi dan menyisirkan rambutnya. "Saya sampai tidak bisa menghilangkan pikiran saya, ibunya sedang mendandani dia buat pergi ke sekolah," ujar Salim.
Berjanji sehidup semati itu akhirnya berlaku di kediaman Tala yang masih rusak akibat perang empat tahun lalu. Ketika mengucapkan akad nikah, wajah Ahmad serius tidak seperti anak-anak seusianya masih bermain gembira.
Dia bahkan tertegun saat menyaksikan Tala dengan wajah tertutup cadar. Sampai-sampai mempelai perempuan mengingatkan," Ayo senyum, kita bakal difoto." Tapi Tala lupa membuka cadarnya.
Pengantin muda ini hanya menikmati bulan madu dua hari. Bukan di hotel atau tempat wisata pilihan. Yang ada, hanya berjalan-jalan ke pantai, tempat rehat kegemaran sebagian besar penduduk Gaza. Keduanya sekarang tinggal di rumah orang tua Ahmad terdiri dari tiga kamar tidur bareng sembilan orang lainnya.