Presiden Rusia Vladimir Putin Divaksinasi Covid-19, Nama Vaksin Dirahasiakan
Presiden Rusia, Vladimir Putin telah disuntik vaksin Covid-19. Tidak seperti pemimpin dunia lainnya, vaksinasi Putin tak disiarkan secara langsung.
Presiden Rusia, Vladimir Putin telah disuntik vaksin Covid-19. Pada Selasa, kantor berita RIA mengutip Kremlin melaporkan, setelah divaksinasi, Presiden Putin merasa sehat.
Putin divaksinasi di saat pemerintah terus mendorong warganya untuk disuntik vaksin untuk mencegah penularan Covid-19.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Namun seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (24/3), Kremlin tak mengungkapkan vaksin apa yang disuntikkan ke dalam tubuh presiden tersebut. Walaupun awalnya Kremlin mengatakan Putin disuntik menggunakan vaksin buatan Rusia yang memang dipilih sendiri oleh presiden.
Tidak seperti para pemimpin dunia lainnya yang disiarkan televisi nasional secara langsung saat divaksinasi, namun Putin memilih melakukannya tanpa sorotan kamera.
Sebelumnya, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menyampaikan Putin divaksinasi pada 23 Maret dengan salah satu dari tiga vaksin yang tersedia.
“Dia merasa sehat dan akan tetap bekerja seperti biasa besok,” jelasnya, dikutip dari Deutsche Welle.
Dia juga sebelumnya menyampaikan rakyat Rusia harus mempercayai pemerintah karena Putin “tidak suka” disuntik langsung di depan kamera, seperti pemimpin dunia lainnya.
Rusia memproduksi beberapa vaksin Covid-19, salah satu vaksin yang telah disetujui penggunaannya yaitu Sputnik V. Sebelumnya kemanjuran vaksin ini sempat diragukan walaupun sejumlah negara telah menyetujui penggunaan vaksin ini.
Akhir Februari lalu, para ilmuwan memberi lampu hijau untuk vaksin Rusia Sputnik V, mengatakan vaksin itu hampir 92 persen efektif melawan Covid-19 berdasarkan berdasarkan hasil uji coba tahap akhir yang ditinjau oleh rekan sejawat (peer-review) yang diterbitkan di jurnal kedokteran internasional The Lancet.
Para ahli mengatakan, hasil uji coba Fase III berarti dunia memiliki senjata efektif lainnya untuk melawan pandemi mematikan dan membenarkan sampai batas tertentu keputusan Moskow untuk meluncurkan vaksin sebelum data akhir dirilis.
Hasil ini, disusun oleh Gamaleya Institute di Moskow yang mengembangkan dan menguji vaksin, sejalan dengan data kemanjuran yang dilaporkan pada tahap awal uji coba, yang dilaksanakan di Moskow sejak September.
"Tetapi hasil yang dilaporkan di sini jelas dan prinsip ilmiah vaksinasi telah ditunjukkan," kata para ilmuwan, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, dalam komentar yang dibagikan oleh The Lancet.
Dalam The Lancet, para peneliti yang dipimpin Denis Logunov dari Gamaleya Institute mengatakan, hasil tersebut berdasarkan data dari 19.866 sukarelawan, yang seperempat dari mereka menerima plasebo.
Sejak uji coba dimulai di Moskow, ada 16 kasus Covid-19 bergejala di antara orang yang telah divaksin, dan 62 orang di antara kelompok plasebo, kata para ilmuwan.
Ini menunjukkan rejimen dua sosis vaksin - dua suntikan berdasarkan dua vektor virus berbeda, diberikan dengan selang waktu 21 hari - 91,6 persen efektif melawan Covid-19 bergejala.
Rusia menyetujui vaksin tersebut pada Agustus, sebelum uji coba skala besar dimulai. Dinamakan Sputnik V, sebagai penghormatan kepada satelit pertama di dunia, yang diluncurkan oleh Uni Soviet.
(mdk/pan)