Pria Ini Bikin Kantor Cabang Bank Palsu Untuk Tipu Para Pencari Kerja
Sejumlah orang rela membayar untuk mendapatkan posisi di kantor yang ternyata bodong tersebut.
Seorang pria di India melakukan penipuan dengan mendirikan dan mengelola cabang bank terbesar di negara tersebut, yakni State Bank of India (SBI), selama sepuluh hari untuk menipu orang-orang agar bekerja di sana. Peristiwa ini bermula ketika warga Desa Chhapora, yang terletak di negara bagian Chhattisgarh, terkejut melihat adanya kantor cabang State Bank of India di lingkungan mereka.
Meskipun awalnya merasa ragu, banyak orang melihat ini sebagai peluang untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang menarik. Pria bernama Pintu Dhurve (25) adalah salah satu dari enam orang yang berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai teller di cabang SBI tersebut. Ia mengeluarkan uang sebesar 580.000 rupee atau sekitar Rp106,7 juta, untuk mengamankan posisi kerjanya.
- Perempuan Ini Dapat Rp21,7 Juta karena Tidak Cemas Tanpa Ponsel
- Kisah Pria Asal Bondowoso Tinggalkan Pekerjaan sebagai Pegawai BUMN, Kini Hidup di Desa dan Punya 85 Ribu Ekor Bebek
- Bank Indonesia Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 san S2, Cek Syarat dan Batasan Umurnya
- Dulu Pegawai Kini Mitra Kerja, Pemilik Toko Plastik di Bojonegoro Ungkap Alasannya Setia Jadi Nasabah BRI
Namun, mereka mengalami beberapa kejanggalan, seperti tidak adanya tugas yang jelas dan ketiadaan kartu identitas. Meski demikian, logo SBI yang terpampang di pintu masuk serta perabotan di dalam kantor membuat tempat tersebut terlihat sangat meyakinkan.
"Ada 10 komputer, dan akhirnya, kami juga mendapat koneksi internet. Bel alarm biasa berbunyi untuk makan siang pukul 1 siang," ungkap Dhurve, seperti yang dilansir Oddity Central, Jumat (18/10).
"Saya sangat membutuhkan pekerjaan. Saya bekerja di pusat layanan umum ketika saudara perempuan teman saya, Renuka Sahu, memberi tahu bahwa dia akan memberi saya pekerjaan di sini. Saya mengatur uang yang diminta dengan meminjam dari beberapa teman."
Tak Bisa Transaksi
Selama sepuluh hari berturut-turut, enam pegawai bank SBI di Chhapora hadir di tempat kerja hanya untuk menunggu waktu berlalu. Manajer cabang, yang biasanya tiba sekitar pukul 10 pagi dan pulang siang, menyarankan mereka untuk mengunjungi situs web SBI guna mempelajari tentang perusahaan dan protokol yang berlaku.
Namun, suatu hari manajer tersebut tidak hadir tanpa memberikan penjelasan apapun. Akhirnya, pihak kepolisian bersama beberapa pegawai asli SBI mendatangi "kantor cabang" tersebut dan menginformasikan bahwa tempat itu adalah sebuah penipuan.
Selama ini, penduduk desa yang datang ke "kantor cabang SBI" tersebut diberitahu bahwa mereka tidak dapat melakukan transaksi karena server belum terpasang, dan mereka diminta untuk kembali lagi bulan depan. Kejadian ini menunjukkan betapa pentingnya kewaspadaan terhadap informasi yang diterima, serta perlunya verifikasi terhadap keberadaan institusi keuangan sebelum melakukan transaksi.
Penuh Kejanggalan
Sejumlah orang merasa penjelasan yang diberikan tampak mencurigakan. Akibatnya, salah satu warga bernama Ajay Kumar Agrawal melaporkan kejanggalan tersebut kepada pihak kepolisian terkait "kantor cabang" yang dimaksud.
"Manajer cabang Dabra mengungkapkan kecurigaannya mengenai adanya bank palsu yang beroperasi di Chhapora. Setelah dilakukan penyelidikan, terbukti bahwa bank tersebut ilegal, dan sejumlah karyawan terlibat dengan dokumen yang dipalsukan," ungkap juru bicara polisi, Rajesh Patel.
Penipuan ini melibatkan penggelapan dana dalam jumlah besar dari banyak orang dengan iming-iming pekerjaan tetap di State Bank of India. Polisi memastikan bahwa tidak ada calon nasabah yang menjadi korban penipuan.
Namun, beberapa orang yang dipekerjakan dalam skema ini mengalami kerugian hingga 1,2 juta rupee, atau sekitar Rp220,8 juta. Penipuan semacam ini menunjukkan pentingnya kewaspadaan dalam mencari pekerjaan, terutama di era digital saat ini.