Ramzan Kadyrov Akui Pasukan Rusia Dipukul Mundur dari Kharkiv, Ukraina
Kekecewaan itu disampaikan Kadyrov dalam pesan suara berdurasi 11 menit yang diunggah di akun Telegramnya pada Sabtu lalu.
Ramzan Kadyrov, pemimpin Chechnya sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin, kecewa setelah pasukan Rusia dipukul mundur oleh Ukraina dari Kota Izyum, Provinsi Kharkiv. Kekecewaan itu disampaikan Kadyrov dalam pesan suara berdurasi 11 menit yang diunggah di akun Telegramnya pada Sabtu lalu.
Bagi Kadyrov, operasi militer Rusia di Kharkiv tidak berjalan sesuai rencana. Dia pun kecewa sebab Izyum adalah kota pusat pasokan penting di Timur Ukraina.
-
Bagaimana Bule Rusia tersebut diamankan? Bule tersebut, diketahui linglung di Lapangan Puputan, Badung, Kota Denpasar, pada Rabu (30/8) kemarin sekitar pukul 20:39 WITA.
-
Kenapa Bule Rusia tersebut diamankan? Seorang perempuan warga Negara Asing (WNA) asal Rusia bernama Xenia (25) diamankan oleh Satpol PP Kota Denpasar, diduga depresi dan mengalami gangguan jiwa.
-
Apa yang terjadi pada Bule Rusia tersebut? Bule tersebut, saat diamankan di Kantor Satpol PP Kota Denpasar, Bali, sempat membuka pakaian dan celananya hingga telanjang dan sempat memanjat pintu sel. "Mungkin dia depresi. Iya (Telanjang) saat baru di ruangan karena depresi ngamuk-ngamuk buka baju itu mungkin, di ruangan binaannya," kata Kepala Satpol PP Kota Denpasar, AA Ngurah Bawa Nendra saat dikonfirmasi, Kamis (31/8).
-
Mengapa dunia khawatir dengan Rusia? Namun, perhatian dunia saat ini sepenuhnya tertuju pada Rusia seiring dengan invasinya ke Ukraina.
-
Siapa yang mengamankan Bule Rusia tersebut? Seorang perempuan warga Negara Asing (WNA) asal Rusia bernama Xenia (25) diamankan oleh Satpol PP Kota Denpasar, diduga depresi dan mengalami gangguan jiwa.
-
Dimana Bule Rusia tersebut diamankan? Seorang perempuan warga Negara Asing (WNA) asal Rusia bernama Xenia (25) diamankan oleh Satpol PP Kota Denpasar, diduga depresi dan mengalami gangguan jiwa.
“Jika hari ini atau besok perubahan tidak dilakukan dalam pelaksanaan operasi militer khusus, saya akan terpaksa pergi ke pimpinan negara untuk menjelaskan kepada mereka situasi di lapangan,” kata Kadyrov, seperti dikutip Aljazeera, Ahad (11/9).
“Saya bukan ahli strategi seperti yang ada di kementerian pertahanan. Tetapi jelas kesalahan telah dibuat. Saya pikir mereka akan menarik beberapa kesimpulan,” ujar dia.
“Kami punya pasukan di luar sana, para pejuang dipersiapkan secara khusus untuk situasi seperti itu. 10.000 lebih pejuang siap untuk bergabung dengan mereka. Kami akan mencapai Odessa dalam waktu dekat,” lanjutnya.
Kritik-kritik ini muncul setelah militer Rusia tampak lengah atas serangan balik Ukraina di bagian timur laut. Namun bagi militer Rusia, keputusan itu adalah untuk memusatkan operasi militer di wilayah Donetsk dan bukan di wilayah lain.
Keputusan ini membawa kekecewaan, terutama kepada kelompok nasionalis.
Seorang analis militer mengatakan “pasukan mereka (Rusia) berada dalam krisis operasional dan Ukraina telah mengambil inisiatif dalam perang ini”.
Kelompok nasionalis mendorong Presiden Putin agar memastikan kemenangan Rusia melawan Ukraina setelah penarikan mundur pasukannya dari Izyum dan Kharkiv di timur laut Ukraina.
Meski telah menarik pasukannya, namun Rusia tetap melancarkan serangannya kepada Ukraina melalui pasukan udara, rudal, dan artilerinya.
Kekalahan ini belum dikomentari oleh Presiden Putin dan Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu. Kekalahan Rusia seakan terkubur dengan kemeriahan kembang api di hari ulang tahun Ibu Kota Moskow, Rusia.
“Kami bangga dengan Moskow, dan mencintai kota ini dengan kekunoannya yang megah dan gaya hidupnya yang modern dan dinamis, pesona tamannya yang nyaman, jalur dan jalan-jalannya, serta banyaknya acara bisnis dan budaya,” ungkap Presiden Putin kepada warga Moskow.
Sergei Mironov, dari pihak oposisi menyatakan perayaan ulang tahun Moskow seharusnya ditunda mengingat situasi pasukan Rusia di Ukraina.
Igor Girkin, seorang nasionalis dan mantan perwira Dinas Keamanan Rusia (FSB), menyatakan Rusia akan kalah dalam perang jika Presiden Putin tidak mendeklarasikan mobilisasi nasional.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)