"Rasa Takut yang Kami Alami Sama Seperti Menghadapi Hari Kiamat"
Gempa besar di Turki selatan juga menewaskan ratusan orang di Suriah.
Sesaat sebelum fajar, guncangan dahsyat membuat Muhammad Alloush tersentak tidur nyenyaknya.
"Rumah kami terombang ambing seperti ombak di laut," kenang pria 60 tahun itu.
-
Siapa Briptu Mustakim? Briptu Mustakim adalah seorang polisi yang berhasil menarik perhatian banyak orang berkat penampilannya yang menawan. Banyak yang berkata bahwa ia mirip dengan beberapa aktor ternama seperti Ali Syakieb dan Herjunot Ali.
-
Kapan promo KURMA berakhir? Nasabah dapat memanfaatkan promo ini hingga 30 April untuk 1.500 nasabah pertama.
-
Apa itu Sebelik Sumpah? Sebelik Sumpah, sebuah cendera mata atau sejenis perhiasan milik Orang Rimbo di Provinsi Jambi. Tiap daerah di Indonesia memiliki kerajinan tradisional yang digunakan sebagai perhiasan atau cendera mata oleh penggunanya. Bahkan, benda tersebut disebut-sebut memiliki kisah dan mitos dibaliknya.
-
Siapa Serka Sudiyono? Serka Sudiyono adalah anggota TNI yang bekerja sebagai Babinsa di Desa Kemadu, Kecamatan Sulang, Rembang.
-
Apa itu Tari Sintung Sumenep? Tari Sintung merupakan salah satu ekspresi keimanan umat muslim di Kabupaten Sumenep kepada Tuhan Yang Maha Esa.
-
Kapan Gempi menunjukkan bakat berenang? Hal ini dapat dilihat dari unggahan Gisel beberapa waktu yang lalu. Di dalam gambar-gambar itu, Gempi sedang menjalani pelajaran berenang.
Alloush adalah pengungsi dari kota Homs, Suriah dan saat ini tinggal di Sarmada, kota yang dikuasai oposisi di dekat perbatasan Suriah dengan Turki.
Pada Senin pukul 04.17, gempa berkekuatan 7,8 magnitudo mengguncang Turki selatan dan Suriah barat laut, menyebabkan kehancuran dan kematian yang meluas. Sejauh ini dilaporkan ribuan orang tewas dan ribuan lainnya terluka baik di Turki maupun Suriah.
"Saat kami menyelamatkan diri dari rumah, rumah itu mulai roboh," ujar Alloush, ayah delapan anak kepada Al Jazeera.
"Tangan saya luka tertimpa puing saat saya melindungi cucu saya, itu membuat kami telat keluar rumah dan saya mengalami luka ringan lainnya," lanjutnya.
Berurai air mata, Alloush mengatakan dua anggota keluarganya yang tinggal di bangunan yang sama tidak bisa melarikan diri ke luar rumah tepat waktu.
"Saya harap tetangga-tetangga saya akan terselamatkan," harapnya.
"Rasa takut yang kami alami sama seperti menghadapi hari kiamat."
Getaran dahsyat gempa memaksa warga di seluruh daerah Idlib dan pinggir kota Aleppo mengungsi di pinggir jalan dan lapangan umum di tengah kondisi cuaca yang sangat dingin.
Anak-anak, perempuan, dan orang tua tidur beratapkan langit tanpa pemanas yang melindungi mereka dari dingin yang membekukan. Sementara warga laki-laki muda membantu tim SAR menemukan penyintas di bawah puing-puing bangunan yang ambruk.
Anggota Pertahanan Sipil Suriah atau White Helmets, kelompok penyelamat yang beroperasi di wilayah Suriah yang dikuasai oposisi, mengatakan infrastruktur yang ada di kawasan barat laut sebelumnya telah porak poranda oleh pengeboman yang tanpa henti.
"Tim kami sedang berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan mereka yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan yang ambruk. Lebih dari 33 bangunan benar-benar hancur dan 272 lainnya hancur sebagian, sedangkan ribuan lainnya strukturnya tidak kuat," jelas relawan SAR, Ismail Abdullah, kepada Al Jazeera.
Rumah sakit penuh
Rumah sakit di daerah yang terdampak gempa juga kebanjiran pasien korban gempa.
"Di rumah sakit SAMS, kami merawat lebih dari 550 orang yang terluka akibat terkena puing rumah yang hancur, dan kami menerima mayat 120 orang," jelas Direktur Lapangan Syrian American Medical Society (SAMS), Dr Osama Abu el-Ezz.
Abu el-Ezz memperkirakan jumlah korban luka akan terus bertambah karena proses pencarian dan evakuasi masih terus berlanjut. Karena dia berharap bisa meningkatkan kapabilitas rumah sakit untuk merawat korban.
"Di tengah badai musim dingin dan krisis biaya hidup yang belum pernah terjadi sebelumnya, sangat penting bagi warga Suriah tidak dibiarkan menghadapi dampaknya sendiri," jelas Dewan Pengungsi Norwegia dalam pernyataannya.
Dewan ini juga memperingatkan bencana ini dapat memperburuk kondisi kehidupan populasi Suriah yang sebelumnya tengah berjuang menghadapi dampak perang 12 tahun.
"Jutaan orang telah terpaksa melarikan diri karena perang di kawasan yang lebih luas dan sekarang semakin banyak yang akan mengungsi karena bencana."
(mdk/pan)