Setahun Trump yang mengubah wajah dunia
Setahun Trump yang mengubah wajah dunia. Jurnalis CNN di Gedung Putih Stephen Collinson menuliskan pendapatnya soal kiprah Trump setelah setahun menjabat presiden.
"Sejak saat ini, semuanya bakal untuk Amerika lebih dulu."
Donald Trump setahun sudah menjabat sebagai presiden Amerika Serikat. Salah satu yang paling orang ingat dari pidatonya saat pelantikan 20 Januari setahun lalu adalah kalimat di atas itu.
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Kapan Donald Trump diramal? Jauh sebelum Donald Trump mengalami penembakan saat kampanye, pada Januari 2024 lalu, ia pernah diramal.
-
Apa yang dikatakan Donald Trump tentang dirinya dan Israel? "Saya presiden terbaik dalam sejarah Israel. Tidak ada yang melakukan apapun seperti yang saya lakukan ke Israel," kata Trump Maret lalu dalam wawancaranya dengan Israel Hayom.
-
Apa motif pelaku penembakan terhadap Donald Trump? Identitas dan motif pelaku penembakan belum jelas hingga saat ini.
-
Apa yang terjadi kepada Donald Trump saat sedang berkampanye? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Dimana peristiwa penembakan terhadap Donald Trump terjadi? Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
Kebijakan luar negeri Trump semuanya berakar dari kalimat pidatonya yang berapi-api itu. Dalam 12 bulan belakangan ini Trump sedikit banyak telah mengubah wajah dunia, terutama dari segi pandangan dunia internasional terhadap Amerika.
Jurnalis CNN di Gedung Putih Stephen Collinson menuliskan pendapatnya soal kiprah Trump setelah setahun menjabat presiden. Menurut Collinson, Trump memenuhi visinya yang sering dia ucapkan untuk kepentingan Amerika, termasuk menarik diri dari Kesepakatan Paris soal perubahan iklim, berpaling dari kerja sama perdagangan Trans-Pasifik, ingin mencabut kesepakatan soal nuklir Iran, mengecam para pemimpin NATO yang tidak memberi imbalan buat AS dan mengatakan akan memindahkan kedutaan AS ke Yerusalem.
Dilansir dari laman CNN, Sabtu (20/1), setiap keputusan Trump di mata internasional tampaknya seperti dilandasi keinginan untuk membuat sekitar 35 persen rakyat Amerika pendukungnya senang dan agar dia terlihat lebih nasionalis ketimbang pertimbangan jangka panjang atas kebijakan luar negerinya itu.
Perkataan Trump yang cenderung bernada kemarahan, termasuk di Twitter, terutama soal isu nuklir membuat banyak kalangan mempertanyakan soal bagaimana seharusnya seorang presiden dari Negeri Adidaya berbicara dan menjalin komunikasi dengan para pemimpin dunia.
Belum lagi retorikanya soal larangan bagi warga muslim, imigran, dan keputusannya untuk menantang Kementerian Luar Negeri serta perkataannya yang menyerang pers dan melecehkan hak asasi manusia membuat dunia meragukan keberpihakannya terhadap nilai-nilai Barat dan prinsip dasar dari apa yang selama ini telah dibangun bangsa Amerika.
Laporan survei teranyar dari Gallup yang dirilis Kamis lalu memperlihatkan tingkat kepuasan rakyat AS terhadap kepemimpinan pria 71 tahun itu merosot hingga hanya 30 persen. Di masa Presiden Barack Obama, tingkat kepuasan warga di tahun terakhir dia menjabat berada di angka 48 persen.
Kepuasan warga terhadap Trump itu merupakan angka terendah dari semua presiden AS sebelumnya di era modern ketika satu tahun setelah menjabat.
Twitter Donald Trump ©2018 Merdeka.com
Di belahan Eropa ada kekhawatiran soal keamanan menyangkut kesepakatan nuklir Iran dan perubahan iklim. Dua isu ini juga merusak pandangan warga Eropa terhadap Trump.
Di Asia, posisi AS kerap dipandang masih belum jelas sementara China kian kuat dan agresif dari sebelumnya. Masalahnya, kerap kali cukup sulit untuk menentukan apa sebenarnya kebijakan luar negeri AS dalam berbagai isu.
Di Timur Tengah pemerintahan Trump menunjukkan sikap ingin berkeras tetap bercokol di Suriah seiring memperkuat hubungan dengan Arab Saudi dan semakin menunjukkan perlawanan terhadap Iran. Keputusan Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dipandang bisa membunuh proses perdamaian antara Palestina-Israel.
Sebagian warga dunia kini punya pertanyaan sama terhadap kepemimpinan Trump selama setahun, apakah dia akan sukses mempertahankan peran AS di dunia dan apa dampak kebijakannya terhadap sistem internasional nanti.
Allan Gyngell, pengamat internasional dari Institut Australia mengatakan kurangnya sosok peran Menteri Luar Negeri tampaknya memperlihatkan tanda bahwa AS tengah mengabaikan diplomasi internasional, misalnya ketika menarik diri dari Kesepakatan Paris dan UNESCO.
"Sudah pasti, pemerintahan AS yang baru akan datang dalam tiga atau tujuh tahun lagi tapi wajah AS secara fundamental sudah berubah lantaran kepemimpinan saat ini," kata dia.
"Masa-masa internasionalisme liberal Amerika sudah lewat."
Baca juga:
Presiden Trump tercatat 400 kali lebih mengucapkan kata palsu
Trump dikabarkan bakal pindahkan kedutaan AS ke Yerusalem tahun depan
Trump umumkan daftar pemenang media AS pembuat berita palsu
Trump bantah Israel soal pindahkan kedutaan besar ke Yerusalem tahun ini
Trump pesimis krisis Korut bisa diselesaikan dengan cara damai