Suriah sebut tudingan AS soal krematorium cuma 'cerita Hollywood'
Suriah mencurigai alasan itu dibuat supaya AS bisa masuk dan ikut campur dalam konflik Suriah.
Pemerintah Suriah di bawah kepemimpinan Presiden Basyar al-Assad angkat bicara soal tudingan melakukan pembunuhan massal di Penjara Saydnaya disampaikan Amerika Serikat. Menurut mereka, hal tuduhan itu cuma cerita dibuat-buat supaya ada celah Negeri Abang Sama bisa ikut campur dalam konflik di negara itu.
Seperti dilaporkan kantor berita Associated Press, Rabu (17/5), Kementerian Luar Negeri Suriah menyatakan tuduhan itu penuh kebohongan dan dibuat-dibuat. Mereka menduga AS hendak melancarkan agresi ke Suriah, tetapi sulit karena di sana Rusia sudah bercokol lebih dulu.
"Tudingan itu seperti cerita karangan Hollywood. Tuduhan tentang krematorium di Saydnaya sama-sama keliru seperti fitnah penggunaan senjata kimia," seperti dikutip dari keterangan tertulis pemerintah Suriah.
Kemarin, Amerika Serikat menuding rezim Basyar al-Assad melakukan kejahatan kemanusiaan. Mereka menyatakan Assad dengan sengaja membangun tempat pembakaran mayat (krematorium) di dekat Penjara Saydnaya, terletak di sebelah utara Ibu Kota Damaskus.
Asisten Sekretaris Biro Timur Dekat Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Stuart Jones, mengatakan hal itu diperkuat dengan foto satelit. Namun sayang, keabsahannya dipertanyakan sebab gambar ditampilkan ternyata diambil dua tahun lalu. Namun, Stuart berkeras foto itu sesuai dengan laporan lembaga kemanusiaan terpercaya dan intelijen.
"Krematorium itu dibangun untuk menghilangkan jejak pembunuhan massal dilakukan di Saydnaya," kata Stuart, seperti dilansir dari laman Al-Jazeera, Selasa lalu.
Stuart ngotot mengatakan, pembangunan krematorium di penjara Saydnaya dilakukan pada 2013. Dari laporan dia terima, kabarnya sekitar 50 orang menemui ajal di sana saban hari dengan cara digantung. Dia juga mengutip laporan Amnesty International menyatakan antara 5 ribu sampai 11 ribu orang tewas di sana sejak 2011 sampai 2015. Sedangkan Assad menyatakan dia menahan sekitar 65 ribu hingga 117 ribu orang di saat yang sama.
AS juga menuding Rusia dan Iran yang selama ini mendukung Assad tutup mata terkait hal itu. Dia juga mendesak kedua negara itu mengubah sikap.
Konflik Suriah sudah tujuh tahun berkecamuk dan belum menunjukkan tanda-tanda bakal berhenti. Bahkan, peperangan itu sudah menelan korban jiwa hampir setengah juta orang, dan membikin lebih dari separuh penduduknya mengungsi. Kini, ada enam pihak terlibat dalam konflik Suriah. Yakni pemerintah, pemberontak, militan didukung Turki, ISIS, Kurdi, dan Israel yang menguasai Dataran Tinggi Golan.