Trump Sesumbar Bisa Menangkan Perang Afghanistan dalam Sepekan Tanpa Nuklir
Presiden Amerika Serikat Donald Trump kemarin kembali sesumbar dengan mengatakan AS bisa 'memenangkan' perang Afghanistan dalam waktu 'satu minggu saja' tanpa menggunakan senjata nuklir.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump kemarin kembali sesumbar dengan mengatakan AS bisa 'memenangkan' perang Afghanistan dalam waktu 'satu minggu saja' tanpa menggunakan senjata nuklir.
"Seperti yang saya katakan, dan saya akan mengatakannya beberapa kali, dan ini tidak menggunakan nuklir, kita bisa memenangkan perang itu dalam seminggu jika kita mengusahakannya, tapi saya tidak ingin membunuh 10 juta orang," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih ketika bertemu dengan presiden Rumania, seperti dilansir laman Press TV, Rabu (21/8).
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Kapan Donald Trump diramal? Jauh sebelum Donald Trump mengalami penembakan saat kampanye, pada Januari 2024 lalu, ia pernah diramal.
-
Apa yang terjadi kepada Donald Trump saat sedang berkampanye? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Apa yang dikatakan Donald Trump tentang dirinya dan Israel? "Saya presiden terbaik dalam sejarah Israel. Tidak ada yang melakukan apapun seperti yang saya lakukan ke Israel," kata Trump Maret lalu dalam wawancaranya dengan Israel Hayom.
-
Apa motif pelaku penembakan terhadap Donald Trump? Identitas dan motif pelaku penembakan belum jelas hingga saat ini.
-
Dimana peristiwa penembakan terhadap Donald Trump terjadi? Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
"Saya tidak ingin membunuh 10 juta orang Afghanistan, karena hal itu bisa saja terjadi, dan saya tidak ingin melakukan itu," kata Trump tanpa menjelaskan bagaimana dia akan mengakhiri perang 18 tahun AS di Afghanistan.
AS menginvasi Afghanistan sejak 2001 sebagai bagian dari apa yang disebut kampanye "perang melawan teror" usai peristiwa serangan teror 11 September 2001.
Namun, sejak AS bercokol di Afghanistan, Taliban justru terus menguat dan semakin menguasai sebagian wilayah Afghanistan.
Negosiasi Taliban masih berlangsung di tengah-tengah klaim AS bahwa Taliban telah berjanji untuk mengakhiri terorisme, mencegah kelompok teror lain menggunakan negara sebagai pangkalan untuk menyerang kepentingan AS, dan bahkan berkomitmen untuk hak-hak perempuan.
Namun Taliban selama ini memiliki rekam jejak perlakuan brutal terhadap warga perempuan di Afghanistan dan sangat menentang perempuan memperoleh pendidikan.
Pernyataan Trump soal memenangkan perang dalam sepekan menarik banyak spekulasi tentang bagaimana dia akan melakukan rencana itu.
"Jika saya ingin memenangkan perang itu, Afghanistan akan menghilang dari muka bumi. Itu akan berakhir dalam secara harafiah, dalam 10 hari."
Pernyataan yang dikatakan Trump mengenai Afghanistan akan "menghilang" dari muka bumi membuat banyak orang bertanya-tanya apakah presiden Amerika itu sedang mempertimbangkan menggunakan nuklir untuk menyelesaikan perang di Afghanistan.
Orang-orang Afghanistan menyatakan kekhawatiran dan kemarahan mereka atas pernyataan tersebut. Presiden Afghanistan Ashraf Gani kini tengah mencari "klarifikasi" atas komentar Trump melalui saluran diplomatik.
Namun kemarin Trump juga mengutarakan keraguannya soal mencapai kesepakatan damai dengan Taliban.
"Saya tidak tahu apakah rencana itu bisa saya terima atau tidak," kata dia.
"Mungkin itu tidak akan dapat diterima oleh mereka, tetapi kami sedang berbicara, kami memiliki pembicaraan yang baik, dan kita akan melihat apa yang terjadi," ujar Trump seraya menambahkan, Taliban ingin berhenti memerangi AS.
Saat ini masih ada sekitar 14.000 pasukan AS di Afghanistan. Mereka bertugas menjalankan misi ganda pelatihan, menasihati dan membantu pasukan Afghanistan dalam pertempuran mereka melawan serangan teror yang sebagian besar dilakukan Taliban, dan melakukan operasi kontra-terorisme terhadap kelompok-kelompok teror yang lain di Afghanistan, seperti Al Qaidah dan ISIS.
Reporter Magang: Ellen RiVeren
Baca juga:
5 Pesta Pernikahan Ini Berakhir Tragis, dari Diserang Bom hingga Digempur Rudal
Satu Menit Pesta Pernikahan Berujung Pemakaman 63 Jiwa
'Saya Lahir saat Perang, Tumbuh dalam Perang, dan Akan Mati karena Perang'
Gabung Taliban, Polisi Afghanistan Tembak Mati 7 Rekannya
RI Berikan Pelatihan Capacity Building Sumber Daya Mineral untuk Afghanistan
Politisi Ditembak dan Dibom, Teror-teror Mematikan Jelang Pemilu Afghanistan