Usai Penembakan di Christchurch, Banyak Orang Ingin Pindah ke Selandia Baru
Badan Imigrasi Selandia Baru mengatakan bahwa pendaftaran izin tinggal dan bekerja di negara itu, yang dikenal sebagai langkah pertama pengajuan visa, telah meningkat dalam 10 hari setelah tragedi penembakan.
Selepas peristiwa serangan teroris di dua masjid di Christchurch dua pekan lalu, Selandia Baru yang selama ini dikenal sebagai negara damai kini dipandang sebagai negara yang kurang aman.
Namun bukannya orang malah takut, respons publik terhadap Negeri Kiwi justru berbeda dari yang dibayangkan. Sebab, lebih banyak orang di seluruh dunia mengaku ingin pindah ke sana.
-
Apa yang dilakukan Ditto Percussion dan Ayudia di Selandia Baru? Keluarga kecil Ayudia dan Ditto Percussion tengah menikmati momen liburan dengan campervan di Selandia Baru.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan Selandia Baru? Ilmuwan Selandia Baru menemukan spesies baru "hiu hantu" - sejenis ikan langka yang sangat sulit dikenali karena hidup di kedalaman Samudera Pasifik.
-
Burung prasejarah apa yang kembali hidup di Selandia Baru? Sebanyak delapan belas burung Takahe berhasil dilepaskan ke alam liar di cagar alam Danau Wakatipu, Selandia Baru belum lama ini.
-
Apa yang dilakukan Peggy Melati bersama suaminya di Selandia Baru? Meskipun telah lama absen dari sorotan publik, Peggy tetap terbuka untuk berbagi momen kebahagiaannya di Selandia Baru. Kolaborasi dalam mengelola peternakan menunjukkan bahwa kerja sama dalam segala hal dapat memperkuat ikatan dalam rumah tangga. Mereka tidak hanya berbagi kebersamaan sebagai pasangan, tetapi juga menjadi sumber inspirasi dalam berdakwah.
-
Kenapa Jaka Sembung melawan Belanda? Ia juga akan meyakinkan masyarakat bahwa kolonialisme merupakan bentuk perbudakan dan akan merugikan kampung ketika sudah berhasil dikuasai.
-
Di mana merganser tersebar di Selandia Baru? Merganser tersebar di tiga pulau utama Selandia Baru saat kedatangan orang Polinesia pada abad ke-13, serta Kepulauan Auckland di selatan dan Kepulauan Chatham di timur.
Dilansir dari laman the New York Times, Kamis (28/3), Badan Imigrasi Selandia Baru mengatakan bahwa pendaftaran izin tinggal dan bekerja di negara itu, yang dikenal sebagai langkah pertama pengajuan visa, telah meningkat dalam 10 hari setelah tragedi penembakan dua masjid di Christchurch, dibandingkan dengan jumlah hari yang sama sebelumnya.
Peter Elms, asisten manajer umum Imigrasi Selandia Baru, mengatakan bahwa ada 6.457 pendaftaran izin tinggal pascapenembakan, dan 4.844 dalam 10 hari sebelumnya.
Peningkatan terbesar datang dari Amerika Serikat, yang memiliki 1.165 pelamar dibandingkan dengan 674 aplikasi pada periode serupa menjelang serangan teror yang menewaskan 50 orang itu.
Selain gelombang permintaan dari Amerika, terjadi pula peningkatan besar dalam pendaftaran imigrasi dari orang-orang di negara-negara mayoritas muslim.
Orang-orang dari Pakistan--di mana sembilan warga negaranya menjadi korban teror--membuat 333 pendaftaran setelah tragedi penembakan, dibandingkan dengan 65 dalam 10 hari sebelumnya.
Orang-orang yang berasal dari Malaysia membuat 165 aplikasi izin tinggal, dibandingkan dengan 67 pada periode menjelang serangan.
Ini bukan kali pertama terjadi peningkatan minat publik dunia untuk pindah ke Selandia Baru, sebuah negara di Pasifik Selatan yang berpenduduk sekitar 5 juta jiwa.
Dalam 24 jam setelah Donald Trump terpilih sebagai presiden Amerika Serikat (AS) pada 2016, pejabat imigrasi Selandia Baru menerima 7.000 pelamar dari Negeri Paman Sam dan 17.000 aplikasi selama sebulan penuh setelahnya.
Sebelumnya, imigrasi Selandia Baru biasanya menerima sekitar 3.000 pernyataan minat tinggal dari warga AS setiap bulannya.
Teror penembakan di Christchurch dilakukan oleh seorang pria bersenjata yang menyasar Masjid Al Noor dan Linwood City Mosque, ketika para jemaahnya tengah menunaikan ibadah salat Jumat.
Total 50 orang dilaporkan tewas dalam aksi teror paling berdarah di Selandia Baru itu.
Tragedi tersebut mendorong Perdana Menteri Jacinda Ardern bergerak cepat untuk menerapkan pembatasan ketat pada jenis senjata semi-otomatis yang digunakan dalam serangan 15 Maret itu.
Ardern telah menerima pujian luas dari dalam dan luar negeri atas penanganannya terhadap serangan teror itu, termasuk keputusannya mengenakan kerudung ketika mengunjungi para keluarga korban dan kelompok muslim pascapenembakan.
Mustafa Farouk, Presiden Federasi Asosiasi Islam Selandia Baru, mengatakan keluarga para korban serangan Christchurch telah berbicara tentang respons negara itu dengan cara yang cemerlang, dan dia tidak terkejut bahwa begitu banyak orang yang ingin pindah ke sana.
Mengacu pada keluarga Mucad Ibrahim, seorang bocah bocah lelaki berusia 3 tahun yang terbunuh dalam serangan itu, Farouk berkata, "Ayahnya memberi tahu saya bahwa ia dulu mencintai Selandia Baru, tetapi sekarang ia lebih mencintai Selandia Baru."
Reporter: Happy Ferdian Syah Utomo
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Austria Benarkan Teroris Selandia Baru Punya Kaitan dengan Kelompok Ekstrem Kanan
Selandia Baru Izinkan Intelijen Kerahkan Operasi Pengintaian Menyeluruh
Mengapa Intelijen Selandia Baru Gagal Antisipasi Serangan di Christchurch?
Muslim Prancis Tuntut Facebook dan YouTube karena Tayangkan Penembakan Selandia Baru
Portal Berita Selandia Baru Hapus Komentar Negatif Pembaca Soal Teror di Christchurch
Wajah Islam di Selandia Baru Kian Bercahaya Usai Serangan Teroris