Teka-Teka Evolusi Akhirnya Terjawab, Fosil DNA Bebek Purba Ungkap Bagaimana Burung Bermigrasi ke Selandia Baru
Banyak warga Selandia Baru meyakini burung asli negara tersebut berasal dari Australia
Banyak warga Selandia Baru meyakini burung asli negara tersebut berasal dari Australia
-
Bagaimana hewan purba ini berevolusi? Selama era Ledakan Kambrium, beberapa hewan berevolusi untuk dapat membuat kerangka luarnya sendiri, suatu proses yang dikenal sebagai sklerotisasi.
-
Hewan purba apa yang ditemukan di Australia? Para ilmuwan menemukan makhluk aneh yang dijuluki 'echidnapus', yang mereka yakini hidup di Australia pada zaman prasejarah.
-
Apa hewan purba yang ditemukan? Hewan purba ini merupakan spesies Dinocephalosaurus orientalis.
-
Hewan purba apa yang ditemukan? Fosil tengkorak yang masih utuh itu ditemukan dalam endapan batu raksasa. Berkat penemuannya, ilmuwan berhasil mengidentifikasi spesies baru anjing laut.
-
Dimana manusia purba bermigrasi? Migrasi manusia purba ke Eropa dan Asia dari Afrika pada masa itu sulit direkonstruksi, namun, bukti menunjukkan berbagai gelombang nenek moyang manusia melakukan perjalanan jauh ke lingkungan baru.
Teka-Teka Evolusi Akhirnya Terjawab, Fosil DNA Bebek Purba Ungkap Bagaimana Burung Bermigrasi ke Selandia Baru
Peneliti berhasil mengungkap proses migrasi burung ke wilayah Selandia Baru melalui DNA bebek purba atau merganser yang telah punah. Merganser dalah sekelompok bebek pemakan ikan dengan paruh bergerigi.
Berbeda dengan burung-burung punah lainnya di Selandia Baru, asal usul biologis merganser misterius ini masih diselimuti teka-teki. Namun, penelitian terbaru terkait kepunahan bebek purba Pulau Auckland itu mengubah pandangan kita tentang asal usul burung di Selandia Baru.
Sumber: Ancient Origins
Merganser tersebar di tiga pulau utama Selandia Baru saat kedatangan orang Polinesia pada abad ke-13, serta Kepulauan Auckland di selatan dan Kepulauan Chatham di timur.
Perburuan berlebihan, perusakan habitat, dan dimangsa oleh tikus Pasifik dan anjing Polinesia menyebabkan punahnya merganser di daratan Selandia Baru dan Kepulauan Chatham. Pada saat bangsa Eropa tiba pada abad ke-17, merganser hanya tersisa di populasi terpencil di Kepulauan Auckland sub-Antartika.
Penemuan Kepulauan Auckland oleh orang Eropa pada 1806 menghasilkan deskripsi formal tentang merganser Pulau Auckland pada 1841.
Namun, penemuan Eropa membawa predator baru seperti babi dan kucing.
Merganser juga diburu sebagai spesimen untuk perdagangan museum.
Merganser Pulau Auckland yang terakhir diketahui ditembak dan dikumpulkan pada tahun 1902, hanya 61 tahun setelah penemuannya.
Baru-baru ini, tulang merganser dari Kepulauan Chatham dideskripsikan sebagai spesies berbeda. Perbedaan dari merganser Pulau Chatham menunjukkan keragaman merganser yang lebih besar di wilayah Selandia Baru dibandingkan perkiraan sebelumnya. Ada kemungkinan bahwa tulang merganser yang ditemukan di daratan Selandia Baru merupakan spesies lain, namun hanya penelitian lanjutan yang dapat memastikan hal ini.
Kepunahan merganser dari wilayah Selandia Baru membuat sejarah evolusi mereka tetap menjadi misteri. Apakah nenek moyang mereka, dan nenek moyang Merganser Brasil, tiba melalui peristiwa kolonisasi independen dari belahan bumi utara? Ataukah ada satu dorongan ke belahan bumi selatan, yang diikuti oleh peristiwa divergensi berikutnya?
Ilmuwan menemukan, merganser berasal dari belahan bumi utara, menyimpang dari kerabat terdekatnya sekitar 18 juta tahun lalu, sebelum berevolusi dengan cepat menjadi beberapa spesies berbeda antara 14 dan 7 juta tahun lalu.
Merganser dari wilayah Selandia Baru memiliki kekerabatan paling dekat dengan merganser biasa dari belahan bumi utara. Nenek moyang mereka tiba di Selandia Baru setidaknya 7 juta tahun yang lalu dalam peristiwa kolonisasi yang berbeda dengan peristiwa yang memunculkan merganser Brasil.
Penelitian genetik lebih lanjut sedang dilakukan untuk merekonstruksi sejarah evolusi merganser di wilayah Selandia Baru.
Banyak warga Selandia Baru meyakini burung asli negara tersebut berasal dari Australia. Namun, penelitian genetika dan paleontologi semakin menunjukkan bahwa sejumlah burung di Selandia Baru berasal dari tempat yang lebih jauh.
Selandia Baru memiliki kekerabatan paling dekat dengan burung gajah yang sudah punah dari Madagaskar, misalnya. Adzebill yang telah punah berhubungan dengan flufftails dari Madagaskar juga. Moa yang telah punah memiliki kekerabatan paling dekat dengan tinamou dari Amerika Selatan. Perjalanan panjang dimulai di Amerika Selatan, dengan penjelajahan pulau burung melalui Antartika dan pulau-pulau sub-Antartika ke Selandia Baru. Merganser yang datang dari belahan bumi utara menambah potongan teka-teki lainnya.
Ada kemungkinan fosil merganser yang telah punah dan burung lain dengan asal geografis yang jauh akan ditemukan karena para ahli paleontologi semakin fokus pada endapan fosil di belahan bumi selatan yang sebelumnya terabaikan dan baru ditemukan.
Hanya dengan cara ini, dipadukan dengan kekuatan DNA purba, kita akan dapat sepenuhnya memahami bagaimana dinamika geologi, iklim, dan sejarah manusia Selandia Baru telah memengaruhi kolonisasi dan diversifikasi burung di kepulauan Pasifik Selatan yang terisolasi ini.