Wali Kota Wuhan Mundur Setahun Setelah Pandemi Covid-19 Muncul
Sejauh ini tidak ada pernyataan resmi atas pengunduran diri Zhou sebagai wali kota.
Wali Kota Wuhan, China, Zhou Xianwang akan mengundurkan diri setahun setelah kota itu menjadi lokasi pertama yang menerapkan karantina wilayah untuk mencegah penyebaran virus corona penyebab Covid-19.
Sejauh ini tidak ada pernyataan resmi atas pengunduran diri Zhou sebagai wali kota dan penggantinya nanti perlu mendapat dukungan dari anggota legislatif kota sebelum pengumuman pergantian jabatan disampaikan.
-
Bagaimana Pertempuran Wuhan berakhir? Pada 25 Oktober 1938, pasukan Jepang berhasil memasuki Wuhan setelah mengalahkan pertahanan Tiongkok.
-
Kapan Pertempuran Wuhan terjadi? Pertempuran ini berlangsung pada 11 Juni 1938, mencakup serangkaian operasi militer yang terjadi antara pasukan Kekaisaran Jepang dan pasukan Republik Tiongkok di wilayah Wuhan, yang merupakan pusat politik, militer, dan ekonomi yang penting bagi Tiongkok pada masa itu.
-
Siapa yang memimpin pasukan Tiongkok dalam pertempuran Wuhan? Lebih dari satu juta pasukan Tentara Revolusioner Nasional dari Zona Perang Kelima dan Kesembilan ditempatkan di bawah komando langsung Chiang Kai-shek, mempertahankan Wuhan dari Tentara Area Tiongkok Tengah dari Tentara Kekaisaran Jepang yang dipimpin oleh Shunroku Hata.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Mengapa Jepang mengincar Wuhan dalam pertempuran tersebut? Wuhan, yang terdiri dari tiga kota utama yakni Wuchang, Hankou, dan Hanyang, menjadi pusat perhatian berikutnya bagi Jepang karena pentingnya strategis.
-
Apa yang menjadi tujuan utama Jepang dalam pertempuran Wuhan? Pertempuran ini menandai salah satu upaya terbesar Jepang untuk menghancurkan perlawanan Tiongkok dan memperluas kendali mereka di daratan Tiongkok.
Laman South China Morning Post melaporkan, Kamis (21/1), namun kemarin Zhou disebut sebagai anggota senior dari Konferensi Konsultasi Politik Rakyat Hubei--bukan sebagai wali kota Wuhan--dalam sebuah laporan di situs resmi provinsi.
Selain itu Huang Chuping, yang sebelumnya adalah wakil gubernur Hubei, disebut sebagai Ketua Komite Badan Penasihat Partai Komunis, jabatan yang biasa disandang pejabat senior jelang pensiun.
Zhou dan Huang keduanya berusia 58 tahun--dua tahun lagi pensiun.
Setelah virus corona pertama dilaporkan muncul di Wuhan akhir 2019, Zhou dan mantan ketua partai Ma Guoqiang menjadi dua pejabat yang paling dikecam karena dianggap lamban dalam menangani pandemi.
Beijing menanggapi kecaman masyarakat itu pada Februari dengan menyingkirkan para pejabat provinsi, termasuk Ma dan kemudian Ketua Partai Hubei Jiang Chaoliang. Ma lalu diganti dengan Wang Zhonglin, mantan ketua partai Jinan di Shandong dan Jiang diganti oleh bekas wali kota Shanghai Ying Yong.
Namun Zhou masih tetap menjabat sebagai wali kota meski dia dikecam karena mengizinkan lebih dari 40.000 orang menghadiri pertemuan perayaan Hari Raya Imlek pada Januari lalu di saat virus sedang menyebar cepat.
Zhou kemudian mengakui dalam siaran televisi bahwa peringatan memang tidak memadai.
Zhou juga dikritik karena menerapkan pembatasan, karantina wilayah tiba-tiba di Wuhan--kota berpenduduk 11 juta jiwa--sejak 23 Januari tahun lalu. Setelah jutaan warga kota menyerukan agar dia dicopot di media sosial, Zhou mengatakan dia dan pejabat kota lain "bersedia dipecat demi menyenangkan warga selama pandemi sanggup dikendalikan."
Setahun kemudian banyak warga Wuhan mengatakan mereka lebih merasa khawatir dengan wabah terbaru virus corona di sebelah timur laut China ketimbang soal apakah Zhou masih menjabat wali kota atau tidak.
(mdk/pan)