11 Juni 1938 Awali Pertempuran Wuhan, Konflik Terbesar dalam Perang Tiongkok-Jepang
Pertempuran ini mencakup serangkaian operasi militer antara pasukan Kekaisaran Jepang dan Republik Tiongkok.
Pertempuran ini mencakup serangkaian operasi militer antara pasukan Kekaisaran Jepang dan Republik Tiongkok.
11 Juni 1938 Awali Pertempuran Wuhan, Konflik Terbesar dalam Perang Tiongkok-Jepang
Pertempuran Wuhan yang dikenal oleh orang Tiongkok sebagai Pertahanan Wuhan dan oleh orang Jepang sebagai Perebutan Wuhan, adalah sebuah pertempuran berskala besar dalam Perang Tiongkok-Jepang Kedua. Pertempuran ini berlangsung pada 11 Juni 1938, mencakup serangkaian operasi militer yang terjadi antara pasukan Kekaisaran Jepang dan pasukan Republik Tiongkok di wilayah Wuhan, yang merupakan pusat politik, militer, dan ekonomi yang penting bagi Tiongkok pada masa itu. Pertempuran Wuhan mencakup wilayah Anhui, Henan, Jiangxi, Zhejiang, serta Hubei dan terjadi selama empat setengah bulan.
Ini adalah pertempuran terbesar, terpanjang, dan paling berdarah sepanjang Perang Tiongkok-Jepang Kedua. Pertempuran ini menandai salah satu upaya terbesar Jepang untuk menghancurkan perlawanan Tiongkok dan memperluas kendali mereka di daratan Tiongkok.
Lebih dari satu juta pasukan Tentara Revolusioner Nasional dari Zona Perang Kelima dan Kesembilan ditempatkan di bawah komando langsung Chiang Kai-shek, mempertahankan Wuhan dari Tentara Area Tiongkok Tengah dari Tentara Kekaisaran Jepang yang dipimpin oleh Shunroku Hata. Pasukan Tiongkok juga didukung oleh Kelompok Relawan Soviet, sekelompok pilot sukarelawan dari Angkatan Udara Soviet. Pertempuran tersebut berakhir dengan direbutnya kota Wuhan oleh pasukan Jepang, mengakibatkan banyak korban jiwa, dengan Tiongkok menderita sebanyak satu juta korban jiwa, baik militer maupun sipil.
Karena Jepang menderita kerugian terbesar dalam perang tersebut, Jepang memutuskan untuk mengalihkan perhatiannya ke utara, yang akan memperpanjang perang hingga serangan terhadap Pearl Harbor. Berikut kisah Pertempuran Wuhan yang terjadi pada 11 Juni 1938 tersebut.
Latar Belakang Kejadian
Latar belakang Pertempuran Wuhan pada 11 Juni 1938 berakar dari intensifikasi konflik antara Kekaisaran Jepang dan Republik Tiongkok dalam Perang Tiongkok-Jepang Kedua.Konflik ini dimulai dengan Insiden Jembatan Marco Polo pada Juli 1937, yang memicu invasi skala penuh oleh Jepang ke Tiongkok. Setelah merebut ibu kota Tiongkok, Nanjing, pada akhir 1937 dalam peristiwa yang dikenal sebagai Pembantaian Nanjing, Jepang terus mendorong kampanye militer mereka untuk menguasai lebih banyak wilayah Tiongkok. Wuhan, yang terdiri dari tiga kota utama yakni Wuchang, Hankou, dan Hanyang, menjadi pusat perhatian berikutnya bagi Jepang karena pentingnya strategis. Wuhan berfungsi sebagai pusat politik, ekonomi, dan militer bagi Tiongkok setelah jatuhnya Nanjing.
Selain itu, kota ini juga menjadi markas besar sementara pemerintah Tiongkok dan pusat utama untuk pergerakan perlawanan terhadap invasi Jepang. Keberadaan banyak pabrik senjata dan fasilitas industri penting lainnya menjadikan Wuhan target utama bagi militer Jepang dalam upaya mereka melemahkan kemampuan perlawanan Tiongkok. Sebelum serangan ke Wuhan, Jepang telah berhasil menguasai sebagian besar wilayah utara dan timur Tiongkok. Dengan menguasai Wuhan, Jepang berharap dapat memutus jalur suplai dan komunikasi antara bagian utara dan selatan Tiongkok, serta memperkuat cengkeraman mereka atas wilayah yang telah mereka kuasai.
Pada Juni 1938, Jepang mulai memobilisasi kekuatan besar mereka untuk menyerang Wuhan, dengan harapan bahwa merebut kota ini akan menjadi pukulan telak bagi kemampuan bertahan Tiongkok dan memaksa mereka untuk menyerah atau setidaknya melemahkan perlawanan mereka secara signifikan. Latar belakang Pertempuran Wuhan mencerminkan eskalasi strategis Jepang dalam upaya mereka untuk mendominasi Tiongkok dan menghancurkan perlawanan Tiongkok secara total. Pertempuran ini merupakan salah satu episode paling penting dalam perang, menyoroti tekad dan daya juang kedua belah pihak dalam konflik yang berkepanjangan dan brutal.
Akhir Pertempuran
Akhir dari Pertempuran Wuhan terjadi pada Oktober 1938, setelah lebih dari empat bulan pertempuran sengit antara pasukan Kekaisaran Jepang dan pasukan Republik Tiongkok.Meskipun pasukan Tiongkok bertahan dengan gigih dan melakukan berbagai serangan balik, superioritas militer Jepang, terutama dalam hal persenjataan dan taktik, akhirnya memaksa pasukan Tiongkok mundur.
Pada 25 Oktober 1938, pasukan Jepang berhasil memasuki Wuhan setelah mengalahkan pertahanan Tiongkok. Keberhasilan ini menandai jatuhnya kota tersebut ke tangan Jepang, yang menjadi kemenangan strategis penting bagi mereka.
Namun, meskipun Jepang berhasil merebut Wuhan, mereka tidak mencapai tujuan akhir mereka untuk sepenuhnya menghancurkan semangat perlawanan Tiongkok. Sebaliknya, perlawanan Tiongkok tetap kuat dan mereka melanjutkan perjuangan di wilayah lain. Jatuhnya Wuhan mengakibatkan kerugian besar di kedua belah pihak. Pasukan Tiongkok mengalami kerugian besar dalam jumlah personel dan materiel, sementara Jepang juga kehilangan banyak prajurit dalam pertempuran ini.
Namun, dampak dari pertempuran ini jauh melampaui kerugian materiil. Bagi Tiongkok, jatuhnya Wuhan adalah pukulan psikologis yang signifikan, namun juga memicu semangat perlawanan yang lebih keras di kalangan rakyat dan militer.
Setelah jatuhnya Wuhan, pemerintah Tiongkok memindahkan markas besarnya lebih jauh ke pedalaman, ke Chongqing, yang kemudian menjadi pusat perlawanan baru terhadap agresi Jepang.
Pertempuran Wuhan, meskipun berakhir dengan kekalahan Tiongkok dalam jangka pendek, tidak menghentikan perjuangan mereka. Sebaliknya, hal itu menandai fase baru dalam perang panjang antara Tiongkok dan Jepang, dengan Tiongkok terus melawan dan beradaptasi dengan strategi baru untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan mereka.