Wartawan ISIS hidup mapan
Bergaji Rp 18 juta per bulan dan mendapat mobil serta rumah.
ISIS (negara Islam Irak dan Syam) sadar betul kekuatan media dalam membentuk opini masyarakat. Sebab itu, mereka tidak mau sembarangan memperlakukan wartawan bekerja untuk mereka.
Meski hidup di tengah perang, wartawan ISIS mampu hidup mapan. Gaji dan fasilitas mereka peroleh jauh lebih menggiurkan ketimbang wartawan di negara-negara lain, termasuk Indonesia. Wartawan ISIS tidak perlu capek-capek memikirkan cicilan rumah dan mobil.
Boleh jadi itu sebanding dengan risiko bisa mereka terima saat meliput. Seorang lelaki di Kota Raqqa, Suriah, menceritakan hal itu kepada surat kabar Financial Times, seperti dilaporkan koran the Daily Mail kemarin.
"Mereka menawarkan saya gaji US$ 1500 (setara Rp 18 juta) atau lima kali gaji rata-rata warga Suriah, ditambah mobil, rumah, dan semua kamera saya butuhkan," kata pria menolak disebutkan identitasnya itu. "Saya ingat saat berkeliling ke kantor redaksi ISIS, peralatan mereka miliki mengagumkan."
ISIS memang menjadi kelompok teror paling tajir sejagat. Mereka bisa memperoleh pendapatan US$ 1 miliar per tahun dari penjualan minyak dan gas di pasar gelap. Dari pungutan pajak di Mosul, Irak Utara, saja ISIS meraup US$ 8 juta saban bulan. Mereka memang telah menguasai 13 ladang minyak di enam provinsi di Suriah dan Irak.