24 Tahun Berkiprah, ATVI Mencetak SDM Unggul di Dunia Pertelevisian
ATVI tengah mengalami proses perubahan status akademi vokasi yang menghasilkan lulusan dengan kualifikasi Associate Degree menjadi institusi pendidikan vokasi yang menghasilkan lulusan dengan kualifikasi sarjana (Bachelor Degree).
Pada tahun 1998, Yayasan Indosiar memprakarsai berdirinya Akademi Teknologi Komunikasi dan Informasi (ATKI) atau Communication Technology and Information Academy. Saat itu, ATKI didirikan sebagai akademi vokasi yang bertujuan untuk mengisi kekurangan tenaga-tenaga teknis pertelevisian, khususnya dalam bidang produksi materi siaran televisi.
Pada masa itu, pasokan materi siaran televisi di luar berita dan current affairs, sangat bergantung pada kemampuan production houses yang jumlahnya terbatas, sedangkan jumlah stasiun televisi swasta di luar news television mencapai 8 stasiun.
-
Apa masalah yang dialami oleh TV? Salah satu masalah yang mungkin Anda temui adalah kondisi TV layar mati ada suara. Ini biasanya ditandai dengan suara tayangan yang terdengar jelas, namun layar TV tidak menampilkan gambar apa pun.
-
Kapan Kiki Amalia tampil di televisi untuk menunjukkan kondisi terkininya? Belum lama ini, Kiki Amalia tampil dalam sebuah acara televisi yang menampilkan kondisi terkininya.
-
Apa yang sering diperankan oleh Sherly Dwi Fitri di FTV? Seolah sudah langganan, Sherly selalu dapat peran sebagai orang tua pemeran utama di FTV.
-
Di mana Tukul Arwana tampil di televisi? Setelah absen selama 3 tahun, Tukul Arwana kembali muncul di salah satu acara televisi.
-
Apa yang ditransmisikan ke Bumi melalui panel surya di satelit? Sejak Juni tahun lalu, sebuah eksperimen di luar angkasa telah mentransmisikan energi ke Bumi melalui panel surya pada satelit di orbit dan sekarang memiliki hasil pertama mengenai bagaimana eksperimen tersebut berjalan.
-
Apa jenis TV termahal di dunia? Stuart Hughes Prestige HD Supreme Rose Edition merupakan produk televisi yang sangat mewah.
Kemudian, fokus pendidikan ATKI adalah menyiapkan tenaga siap pakai dalam bidang produksi materi siaran televisi. Adapun keterampilan (skill) yang diutamakan adalah director, cameraman, lightingman, audioman, scriptwriter, dan editor.
Para tenaga pengajar adalah praktisi profesional produksi siaran televisi dan stasiun televisi Indosiar, baik yang memiliki latar belakang akademis, maupun profesional yang telah mengabdi dan bekerja dengan keahlian masing-masing sejak Indosiar berdiri.
Fasilitas belajar maupun praktikum didukung oleh ketersediaan studio (6 studio produksi) dan peralatan canggih (state of the art equipments) yang ada di stasiun televisi Indosiar.
Salah satu hal yang menarik dari program Pendidikan vokasi di ATKI adalah sifat kependidikannya yang inklusif, artinya terbuka bagi publik yang berminat.
Selain itu, keunikan yang lain adalah belajar di bawah asuhan staf pengajar profesional dan kesempatan praktikum di stasiun televisi komersial, sehingga atmosfer cara kerja di stasiun televisi komersial sudah dirasakan saat mahasiswa menjalani masa studinya.
Pergantian Nama ATKI ke ATVI
©2022 ATVI
Berdasarkan ketetapan pemerintah, lulusan akademi vokasi ATKI akan memperoleh gelar Ahli Madya (Associate Degree) setelah menyelsaikan 6 semester masa belajar.
Selama menyandang nama ATKI, akademi ini telah menghasilkan 1442 alumni yang bekerja di pelbagai stasiun televisi komersial, stasiun televisi daerah, stasiun televisi berbayar, media online maupun production houses.
Pada 2014, Yayasan Indosiar memutuskan mengganti nama Akademi menjadi Akademi Televisi Indonesia (Indonesian Television Academy) atau ATVI.
Alasan utama dari penggantian nama tersebut adalah fokus studi memang pada produksi siaran televisi. Sedangkan pada nama lama, ATKI mengesankan bahwa fokusnya pada teknologi informasi yang jauh lebih luas daripada sekadar bidang pertelevisian.
Bersamaan dengan itu, tagline baru diperkenalkan, yakni the real broadcast campus. Hal ini dilakukan karena dengan berkembangnya institusi pendidikan penyiaran di Indonesia, hanya ATVI yang memiliki fasilitas pendidikan yang ideal, yakni afiliasi dengan stasiun televisi komersial, tenaga pengajar profesional dan atmosfer pendidikan yang skillful dan memiliki attitude kerja keras.
Pada 2015, ATVI mengembangkan konsentrasi studi TV Journalism, mengingat kebutuhan pasar akan kehadiran profesional dalam bidang jurnalisme televisi yang selama ini cenderung didominasi oleh profesional bidang journalism (print-media).
Padahal, dari sisi tuntutan pekerjaan, banyak hal yang berbeda antara print media journalism dengan television journalism.
Adaptasi Seiring Perkembangan Teknologi
©2022 ATVI
Perkembangan teknologi komunikasi dalam bidang penyiaran yang sangat pesat, terutama semakin berperannya teknologi media digital, mengharuskan pelbagai platform non-digital harus menyesuaikan-penyesuaian.
Media elektronik, dalam hal ini televisi siaran terestrial semakin digerus perannya oleh media online maupun pelbagai platform media digital.
Jumlah pemirsa televisi harus berbagi dengan pemirsa di platform media digital, iklan yang dihabiskan di televisi terestrial mulai dialihkan ke platform media sosial, perebutan pasar iklan menjadi semakin ketat, akibatnya televisi harus mengubah model bisnisnya, mengikuti perkembangan teknologi dan zaman.
Mengatasi realitas perubahan ini, ATVI, akan memfokuskan perhatian pada ketrampilan para mahasiswa dalam proses kreatif, ketrampilan berproduksi dan attitude untuk selalu berpikir menghasilkan produk broadcast yang sesuai.
Bagaimanapun juga, teknologi (media) memang berubah, namun content dan produksi konten itulah yang menentukan keunggulan dalam positioning dan persaingan.
Namun demikian, dengan dasar pengajaran pada dogma produksi yaitu praproduksi, produksi dan pascaproduksi, ATVI sudah sejak awal memberikan keterampilan yang bisa digunakan seiring perkembangan media digital dan platform media lain berbasis internet.
Hasilkan Lulusan Mumpuni Berlevel Sarjana
©2022 ATVI
Selain itu, mengingat rekrutmen tenaga kerja dalam bidang digital media mensyaratkan lulusan perguruan tinggi (university graduaters), ATVI akan menyesuaikan jenjang pendidikan lulusannya ke arah pendidikan level sarjana (bachelor degree in applied science).
Masa studi di ATVI akan bertambah dua semester menjadi 8 semester dengan dukungan kurikulum yang memberikan penekanan pada ketrampilan memanfaatkan media digital.
Saat ini, ATVI tengah mengalami proses perubahan status akademi vokasi yang menghasilkan lulusan dengan kualifikasi Associate Degree menjadi institusi pendidikan vokasi yang menghasilkan lulusan dengan kualifikasi sarjana (Bachelor Degree).
Dalam menyongsong status baru sebagai institusi pendidikan vokasi yang menghasilkan alumni dengan status bachelor degree, kampus ini tengah membangun gedung baru yang lebih representatif, sekaligus mencerminkan sikap tanggap (responsive) terhadap perkembangan teknologi komunikasi.
Kerja sama antara institusi pendidikan ini, dengan seluruh unit bisnis yang berada di bawah EMTEK Group, seperti Indosiar, SCTV (major network), Video.com, Liputan6.com (leading digital platform in news and entertainment), Bukalapak (e-commerce/online shopping), dan Sinemart maupun IEP (leading production houses), menggambarkan bagaimana kampus ini telah lama menjalankan konsep link and match dalam proses pendidikannya.
ATVI percaya, bahwa teknologi komunikasi hanya akan bermanfaat, bila produk komunikasi diisi dengan pesan-pesan yang mencerahkan dan mencerdaskan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, institusi pendidikan ini akan memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan masyarakat.
(mdk/tsr)