4 Cara Mendidik Anak untuk Kelola Sampah dengan Bijak Sejak Dini
Karena membuang sampah pada tempatnya saja sekarang sudah tidak cukup, kita harus lebih aktif dalam mengelola sampah agar lingkungan tetap terjaga dari pencemaran. Semua itu harus dimulai dari rumah dan ditanamkan sejak kecil.
PT Wasteforchange Alam Indonesia atau Waste4Change bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK RI) menyelenggarakan Webinar Ajak Anak Pilah Sampah, Yuk! pada hari Jumat (23/7/2021) lalu. Salah satu poin penting yang dibahas adalah peran penting orang tua dalam membangun karakter peduli lingkungan pada anak.
Menurut data Biro Pusat Statistik (BPS) pada 2018, sebanyak 72 persen masyarakat Indonesia tidak peduli terhadap persoalan sampah. Karena itulah, penting untuk mengajarkan anak agar bisa bersikap bijak dalam memilah dan membuang sampah sejak dini.
-
Kapan buah angkung matang? Buah angkung memiliki warna biru tua dan daging berwarna merah keunguan saat sudah matang.
-
Apa yang dimaksud dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia? Hari Lingkungan Hidup Sedunia merupakan momen penting yang dirayakan setiap tanggal 5 Juni untuk meningkatkan kesadaran global tentang perlindungan dan pelestarian lingkungan.
-
Bagaimana cara Kampung Sukasari mengelola sampah untuk mencegah kerusakan lingkungan? Hasilnya, Kampung Sukasari jadi lebih hijau, dan teduh karena banyak dijumpai pepohonan walau letaknya di tengah kota. Program bank sampah Bank sampah menjadi salah satu program yang dijalankan di Kampung Sukasari.Diketahui saat ini nasabahnya sudah mencapai ratusan orang, dengan keuntungan hingga jutaan per bulannya.
-
Apa yang dimaksud dengan pecinta lingkungan? Pecinta lingkungan adalah suatu kelompok yang peduli terhadap kelestarian dan kesehatan alam. Biasanya kelompok ini berupa komunitas yang di dalamnya tergabung orang-orang yang menaruh perhatian sama tentang isu-isu lingkungan.
-
Kenapa kebersihan lingkungan sangat penting? Kebersihan lingkungan adalah salah satu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Lingkungan yang bersih dan sehat akan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan, kenyamanan, dan kualitas hidup manusia.
-
Kenapa menjaga kebersihan lingkungan penting? Kebersihan adalah sebagian dari iman. Bersih itu indah, bersih itu anugerah. Kebersihan menjadi awal dari penilaian baik buruknya seseorang. Kepribadian yang baik akan menjaga kebersihan dirinya, lingkungannya dan sekitarnya.
Karena membuang sampah pada tempatnya saja sekarang sudah tidak cukup, kita harus lebih aktif dalam mengelola sampah agar lingkungan tetap terjaga dari pencemaran. Semua itu harus dimulai dari rumah dan ditanamkan sejak kecil.
1. Berikan Contoh kepada Anak
Psikolog klinis anak dari Rumah Dandelion, Reti Oktania M.Psi, menjelaskan bahwa orangtua bisa membentuk perilaku anak yang peduli terhadap lingkungan dengan menerapkan konsep 3R yaitu Routine, Ritual, dan Rules. "Orang tua dapat menciptakan rutinitas bersama anak yang berhubungan dengan merawat lingkungan, dimulai dari rutinitas memilah sampah setiap hari.
Reti melanjutkan, untuk membentuk perilaku dan karakter anak orang tua perlu memberikan contoh. "Sebaiknya start with example, yaitu orang tua memberikan contoh bagaimana memilah sampah dilakukan."
"Selain itu, orang tua bisa membuat rules atau aturan yang disepakati bersama anak, misalnya anak dilibatkan untuk membantu membuang sampah di tempat sampah terpilah," jelas Reti.
2. Beri Edukasi dengan Ritual yang Menarik
Perlu juga membuat ritual yang menarik bagi anak, misalnya membuat mainan edukatif berasal dari material sampah yang telah dipilah setiap akhir pekan bersama orang tua.
"Selain itu do with prompt, karena anak-anak masih perlu diingatkan secara verbal, maupun visual," lanjut Reti.
"Verbal prompt dilakukan dengan mengingatkan anak secara langsung melalui ucapan. Sementara visual prompt dapat dilakukan dengan menaruh gambar-gambar atau tulisan di tempat sampah terpilah, agar anak lebih tertarik membuang sampah di tempat sampah terpilah yang sudah disediakan."
3. Beri Apresiasi kepada Anak
Anak akan merasa lebih dilibatkan dan dihargai jika orangtua juga tak risih mengucapkan terima kasih atas hal baik yang mereka lakukan. Jadi, jangan lupa berikan apresiasi jika anak sudah bisa memilah sampah dengan baik.
"Terakhir, berikan apresiasi yang spesifik. Artinya, kita dapat menyampaikan terima kasih setelah anak berhasil menghabiskan makanan, atau memilah sampah, sambil diberikan pemahaman yang sederhana," lanjut Reti lagi.
4. Ajak Anak Mencintai Alam
Founder Zero Waste Indonesia Maurilla S. Imron, yang juga merupakan seorang ibu dari satu orang anak balita merekomendasikan aneka kegiatan sederhana yang dapat dieksplorasi oleh anak.
Aktivitas di luar ruangan seperti berjalan kaki di rumput atau berjemur di kebun akan melatih kemampuan anak dalam melihat keindahan alam dan mensyukurinya. Jika mampu mensyukuri keindahan di sekitar mereka, tentunya anak akan lebih tergerak untuk menjaganya.
"Karena sebetulnya bumi ini merupakan playground yang baik bagi anak untuk mempertajam kemampuan sensory mereka," jelas Maurilla.
Persoalan sampah berkaitan erat dengan kultur, perilaku, dan kesadaran. Membangun perilaku dan karakter sejak dini merupakan investasi yang sangat penting dilakukan untuk kehidupan generasi di masa depan.
(mdk/tsr)