5 Kisah pengorbanan demi cinta yang sangat mengharukan
Berikut kami sajikan lima kisah pengorbanan demi cinta yang sangat mengharukan. Baca selengkapnya!
Cinta bersifat universal. Cinta tidak hanya tentang wanita dan pria, tetapi juga antara orang tua dan anak, antara saudara dan saudara, antara teman dan teman, dan antara manusia dan hewan. Bahkan, ada orang yang rela berkorban untuk orang lain - yang tak dikenalnya - hanya demi rasa cintanya kepada sesama manusia. Berikut kami sajikan lima kisah pengorbanan demi cinta yang sangat mengharukan. Baca selengkapnya!
-
Kata-kata bijak apa yang paling menginspirasi kamu untuk bangkit dari kegagalan? “Kegagalan adalah umpan balik konstruktif yang memberi tahu kamu untuk mencoba pendekatan berbeda untuk mencapai apa yang kamu inginkan.” - Idowu Koyenikan
-
Mengapa kumpulan kata-kata inspiratif bisa membantu menjalani kehidupan lebih semangat? "Kata-Kata hari ini inspiratif bisa membantu Anda menjalani kehidupan lebih semangat."
-
Kenapa kata-kata hari ini yang lucu dan inspiratif penting? Meskipun terkesan sebagai sebuah candaan, kata-kata hari ini mengandung makna yang sangat dalam.
-
Kapan kata-kata motivasi lucu ini akan terasa paling bermakna? Jalan menuju sukses dipenuhi banyak tempat parkir yang menggoda.
-
Apa pesan utama yang ingin disampaikan oleh kata-kata inspiratif pengusaha muda? "Alasanku menjadi pebisnis karena mau membuka banyak lapangan kerja dan banyak bermanfaat buat orang lain."
-
Kapan kata-kata motivasi Kristen ini dirangkum? Dirangkum merdeka.com dari brilio.net dan sumber lain, Senin (16/10) simak 85 kata kata motivasi Kristen berikut ini.
Menggendong sahabatnya yang cacat ke sekolah
He Qin-jiao, 13, dinobatkan sebagai siswi tercantik di China bukan karena wajahnya yang rupawan, melainkan karena kebaikan hatinya. Gadis dari Provinsi Hunan, China, itu rela menggendong sahabatnya yang terkena polio - yang juga sekaligus teman sekelasnya - ke sekolah selama tiga tahun terakhir.
Ketika Qin-jiao masih berumur 9 tahun, dia menyadari bahwa sahabat baiknya, He Ying-hui, tidak bisa pergi lagi ke sekolah karena penyakit polio yang dideritanya, dan keluarga Ying-hui sendiri tidak bisa membopong gadis itu setiap hari ke sekolah. Qin-jiao pun memutuskan untuk mengambil tanggung jawab itu sendiri - menggendong Ying-hui setiap hari ke sekolah.
Photo by Shanghaist
Pemerintah setempat yang mendengar tentang pengabdian yang dilakukan oleh Qin-jiao, kemudian memberi Ying-hui sebuah kursi roda pada September tahun lalu. Meski Ying-hui kini telah memiliki kursi roda, dedikasi Qin-jiao terhadap sahabatnya tidak berhenti di situ. Dia tetap bangun pada pukul 06.00, membereskan rumahnya dan bergegas ke rumah Ying-hui untuk mendorongnya ke sekolah. Sesampainya di sekolah, Qin-jiao akan menggendong Ying-hui untuk menuju ke kelas mereka yang berada di lantai dua.
Photo by Shanghaist
Kisah kebaikan hati Qin-jiao kini menjadi perbincangan hangat di China dan ratusan ribu orang di negeri tirai bambu itu telah menyampaikan rasa hormat mereka terhadap jiwa kepahlawan dan sikap welas-asih yang ditunjukkan oleh gadis itu. Bahkan ketika Ying-hui diminta untuk menggambarkan siapa orang terpenting dalam hidupnya untuk sebuah proyek menulis kreatif di sekolahnya, dia memilih untuk menulis tentang Qin-jiao.
"Dia (Qin-jiao) menggunakan bahu kecilnya untuk menopang saya. Saya tidak akan pernah bisa pergi ke sekolah jika bukan karena dia. Dia adalah teman terbaik yang bisa dimiliki oleh siapa pun," tulis Ying-hui, seperti dilansir Shanghaist.
Gadis-gadis itu akan lulus SD tahun ini. Qin-jiao mengaku bahwa dia ingin tetap menjaga sahabatnya hingga ke bangku SMA. Sayangnya, keluarga mereka sangat miskin sehingga mereka sendiri tidak yakin apakah mereka akan bisa melanjutkan pendidikan mereka.
Menyelamatkan 160 orang yang hampir bunuh diri
Selama hampir 50 tahun, Don Ritchie berhasil menyelamatkan nyawa 160 orang yang hendak terjun dari tebing yang disebut The Gap, situs bunuh diri paling terkenal di Australia. Don berhasil menghentikan orang-orang yang ingin terjun dari tebing itu, sehingga dirinya kerap dipanggil Angel of the Gap atau Malaikat the Gap. Pria baik hati ini meninggal beberapa tahun lalu pada usia 85 tahun.
Karena ingin membantu orang-orang yang merasa putus asa dan ingin bunuh diri, Don memutuskan untuk tinggal tepat di seberang jalan dari the Gap. Dia akan bangun setiap pagi dan melihat keluar jendela untuk memastikan apakah ada orang yang berdiri di dekat tebing. Jika dia melihat bahwa orang itu mungkin akan melompat, dia akan berjalan mendekati orang itu dan tersenyum.
Photo: Ajayvius
Dengan wajahnya yang ramah, dia akan berkata: "Apakah ada sesuatu yang bisa kulakukan untuk membantu Anda?" Kedengarannya memang sederhana, tetapi trik ini selalu berhasil. Don akan mengajak orang itu berbincang dan mengajaknya mampir ke rumahnya untuk minum teh atau sarapan.
Don sendiri pernah bertugas di Angkatan Laut Australia selama Perang Dunia II dan menghabiskan waktunya untuk bekerja sebagai salesman asuransi jiwa. Pada tahun 1964, dia pindah ke sebuah rumah di Old South Head Road, tepat di seberang jalan dari ujung selatan Taman the Gap.
Photo: Ian Woolf
"Butuh waktu singkat untuk membuat saya menyadari bahwa banyak orang yang datang ke sini dan melihat pemandangan, dan hal berikutnya yang saya temukan, mereka menghilang!" katanya dalam sebuah wawancara kepada The Sydney Morning Herald.
Pada tahun 2006, Don dianugerahi Medal of the Order of Australia untuk usaha penyelamatan yang dilakukannya. Kemudian pada tahun 2010, dia juga mendapat Local Hero Award for Australia dari National Australia Day Council. Pria baik hati ini menghabiskan hari-hari terakhirnya dengan berjuang melawan kanker. Dia meninggal pada Mei 2012 dikelilingi oleh istrinya Moya dan putrinya Jan, Donna, dan Sue, serta empat cucunya.
Pria ini berhasil temukan istrinya setelah 70 tahun terpisah
"Apa yang membuatmu lama tak datang?" Itulah kalimat pertama yang diucapkan oleh Zhang Suiyu kepada Pan Zhishan, suaminya, setelah 70 tahun terpisah.
Zhang kala itu masih berusia 18 tahun, sementara Pan sudah menginjak usia 24 tahun. Mereka menikah ketika Pan yang seorang tentara muda sedang berada dalam persiapan perang melawan pasukan Jepang di sebelah tenggara China.
Meskipun keduanya berasal dari keluarga yang sangat menjunjung tinggi kebudayaan China (setiap pasangan yang hendak menikah harus mendapat izin orang tua mereka), Pan dan Zhang tetap kekeuh untuk meresmikan hubungan mereka tanpa restu orang tua.
Pan dan Zhang berpose bersama cucu mereka setelah terpisah selama 70 tahun (Gambar: CEN)
Pan dan Zhang tahu bahwa mereka mungkin tidak akan pernah bertemu lagi setelah perang. Namun, keduanya percaya bahwa mereka bisa mati setiap saat, dan mereka ingin selalu mensyukuri setiap kebahagiaan yang hadir dalam kehidupan mereka.
Pan digambarkan sebagai seorang prajurit muda - dia terpisah dari istri karena perang 70 tahun yang lalu (Gambar: CEN)
Setelah selamat dari perang, Pan dan Zhang dipaksa untuk berpisah. Pan diperintahkan kembali ke rumah orang tuanya di Provinsi Zhejiang di timur China, di mana wanita yang dijodohkan dengannya telah menunggunya. Kini, setelah 70 tahun terpisah, Pan (94) dan Zhang (88) bisa berkumpul lagi dan menikmati kebersamaan mereka.
Mereka bertemu tepat pada Festival Qixi atau lebih dikenal sebagai Hari Valentine China berkat sebuah kampanye yang disebar di internet. Ketika Zhang berkata: "Apa yang membuatmu lama tak datang?"
Zhang berusia 18 tahun dan Pan berusia 24 tahun ketika mereka menikah (Gambar: CEN)
Pan menjawabnya: "Aku tahu. Aku sangat terlambat", sebelum memeluk wanita yang disayanginya. Pan bahkan tidak pernah tahu bahwa Zhang telah mengandung anaknya ketika dia meninggalkan istrinya untuk perang.
Beberapa tahun setelah kepergiannya, Zhang mengirimi Pan gambar dirinya dan anaknya. Pan sangat terkejut dan mengaku selalu membawa foto itu ke mana pun dia pergi. Kemudian pada tahun 2003, Pan akhirnya memutuskan untuk mencari cinta pertamanya dan anaknya.
Dia awalnya menemui jalan buntu karena keluarga Zhang ternyata telah pindah sejak tahun 2002. Beruntung kampanye lewat internet yang digalang oleh sebuah media lokal di China akhirnya berhasil mempertemukan dua sejoli yang terpisah itu.
"Aku sekarang telah memiliki segala sesuatu yang aku inginkan dalam hidup. Keinginan terakhirku dalam hidup telah terpenuhi," tandasnya, seperti dilansir metro.co.uk.
Menikahi kekasih yang sekarat di rumah sakit
Hidup terkadang memang tidak adil. Sepasang sejoli yang seharusnya bisa hidup bersama terpaksa berpisah karena sakit parah.
Kisah tragis ini dialami oleh Rowden Go dan Leizel May. Rowden, 30, sangat mencintai kekasihnya? dan berharap bisa menikahinya pada tanggal 8 Juli mendatang. Namun, apa boleh dikata, takdir harus berkata lain.
Menjelang hari bahagianya, Rowden didiagnosis menderita kanker hati stadium IV. Rowden tetap meminta Leizel untuk menikah dengannya, meski kondisinya sedang kritis. Semua itu dilakukannya karena dia begitu mencintai kekasihnya.
Wanita yang selalu setia mendampingi Rowden itu langsung menerima pinangan pria pujaannya tanpa pikir panjang. Karena kondisi Rowden yang lemah, dia dan kekasihnya terpaksa melangsungkan pernikahan mereka di rumah sakit.
Setelah 12 jam mempersiapkan pernikahan tersebut, dua sejoli itu akhirnya menikah. Pasangan yang saling jatuh cinta itu pun dikelilingi oleh sanak-saudara mereka yang ikut merasa bahagia dengan pernikahan tersebut. Sayangnya, beberapa jam kemudian, Rowden menghembuskan napas terakhirnya dan meninggalkan istrinya, Leizel.
Untuk menyaksikan bagaimana cinta sejati harus berakhir secara tragis, Anda bisa menonton video pernikahan Rowden dan Leizel di bawah ini.
Merawat bayi yang dibuang ke tong sampah
Tujuh tahun lalu, Xiong Jianguo, 50, menemukan sesuatu di tong sampah yang berhasil mengubah hidupnya. Pria itu menemukan seorang bayi perempuan di dalam sebuah kotak.
Gadis yang kini berusia 7 tahun itu kemudian diberi nama Yanyan. Meski Xiong hanyalah seorang tunawisma, dia merasa sangat terharu ketika melihat keadaan Yanyan. Dia pun memutuskan untuk membesarkannya sebagai anaknya sendiri.
Menurut Xiong, Yanyan kemungkinan besar adalah anak yang lahir dari keluarga yang tidak menginginkan anak perempuan.
"Saya menemukannya ketika sedang mencari botol plastik di tong sampah untuk saya jual," ungkap Xiong kepada 21 News.
Bayi yang masih merah itu ditemukannya dalam kondisi terbungkus selimut di sebuah kotak. Di dalam kotak tersebut, Xiong juga menemukan sebuah kertas berisi tulisan: lahir pada tanggal 15 Oktober 2007. Bayi itu tampak begitu tidak berdaya sehingga Xiong memutuskan untuk membawanya pulang.
Saat itu, dia masih tinggal bersama istrinya di sebuah ruangan kecil. Pasangan baik hati itu lantas membeli botol susu untuk memberinya makan, dan sejak itulah dia memutuskan untuk merawatnya selama dia bisa.
"Tidak peduli seberapa sulit hidup saya, saya berniat untuk membesarkannya sampai dia cukup dewasa untuk berdiri di atas dua kakinya sendiri," katanya.
Xiong bahkan tidak ingin menitipkan Yanyan di panti asuhan karena dia tidak percaya bahwa putrinya akan memiliki kehidupan yang baik di sana. Sayangnya, Yanyan tidak memiliki banyak kesempatan untuk bersekolah sebab keterbatasan yang dimiliki oleh ayah angkatnya. Meski Xiong sendiri tidak memiliki pendidikan yang tinggi, dia tetap berusaha untuk melakukan yang terbaik dengan mengajari Yanyan membaca, menulis, dan berhitung semampunya.
Dia juga meminta bantuan beberapa teman tunawismanya untuk mengajari Yanyan soal matematika yang agak rumit. Kini, putri kecil Xiong sudah bisa membaca puisi dan kisah-kisah dongeng dengan lancar. Yanyan sering menghibur teman-temannya di bawah jembatan dengan membacakan mereka dongeng atau puisi yang dikuasainya.
Xiong sendiri sebetulnya juga memiliki kisah hidup yang tak kalah sedihnya dengan Yanyan. Orang tua Xiong meninggal ketika usianya masih sangat muda, sehingga dia hanya mampu menamatkan pendidikan sampai kelas tiga SD. Istri Xiong meninggal pada tahun 2012 dan rumah tempat mereka tinggal juga sudah dihancurkan. Jadi, dia kini terpaksa tinggal di bawah jembatan bersama Yanyan. Namun, semua kesulitan itu tidak pernah membuatnya menyerah untuk membesarkan Yanyan.
Meskipun hidup di jalanan sangat sulit, Yanyan tidak pernah mengeluh. Xiong mengatakan bahwa mereka sering tidak bisa memenuhi kebutuhan mereka dan sering tidak ada cukup makanan untuk dimakan.
"Selama itu bersama ayah, itu adalah rumah," celetuk Yanyan dengan mata berbinar.
Reporter yang menemui Xiong di bawah jembatan menyadari bahwa tubuh Yanyan dipenuhi gigitan nyamuk. Pada usia 4 tahun, Yanyan menderita sakit yang serius, namun dia pulih dengan cepat dan sejak itu dia jarang sekali sakit.
Yanyan tidak bisa secara resmi diadopsi karena Xiong tidak memenuhi persyaratan. Sayangnya, Biro Urusan Sipil Nanchang belum banyak membantu dalam hal ini. Xiong tidak begitu ambil pusing dengan masalah adopsi. Dia hanya berharap bahwa suatu hari nanti Yanyan akan memiliki pekerjaan tetap dan menjadi orang yang berguna bagi masyarakat.
"Saya berharap mimpinya bisa menjadi kenyataan!" tandasnya.