Cerita Grant Thornton peduli hutan mangrove di Desa Pantai Bahagia, Bekasi
Dalam rangka Global CSR Day, Grant Thornton Indonesia membantu konservasi lingkungan dengan melakukan plantasi pohon mangrove di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, tepatnya di Desa Pantai Bahagia yang terancam abrasi.
Berbekal visi dan misi untuk membawa perubahan positif bagi masyarakat, perwakilan firma Grant Thornton di lebih dari 130 negara di dunia mengambil bagian di berbagai bidang, seperti pendidikan, lingkungan, perawatan, kesehatan, dan amal. Setiap anggota Grant Thornton di dunia memiliki kebebasan menentukan aktivitas sosial sesuai dengan bidang yang perlu mendapatkan bantuan di sekitar mereka.
Di Indonesia, Grant Thornton mengambil peran membantu konservasi lingkungan dengan melakukan plantasi pohon mangrove di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, tepatnya di Desa Pantai Bahagia yang terancam abrasi.
-
Apa yang ditemukan di Bekasi? Warga Bekasi digegerkan temuan kerangka manusia di sebuah lahan kosong. Polisi pun melakukan penyelidikan.
-
Kapan benua ini tenggelam? Sekitar 70.000 tahun yang lalu, daratan luas yang kini tenggelam di lepas pantai Australia kemungkinan pernah ditinggali setengah juta manusia.
-
Kenapa Ngarak Panganten dilakukan di Bekasi? Tradisi Ngarak Panganten sendiri memiliki maksud yang baik bagi kedua pengantin, yakni mengenalkan pernikahan mereka sehingga tidak timbul fitnah.Ini sekaligus untuk menjunjung budaya lokal Betawi yang kental dan agamis.
-
Kapan kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Dimana kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Kapan Bekasem diproses? Didiamkan selama Dua Bulan Menurut abdi dalem, proses pengawetan ikan ini berlangsung selama kurang lebih dua bulan di ruangan Pungkuran Dalem Arum Keraton Kasepuhan.
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka Global CSR Day. Ini merupakan acara CSR (Corporate Social Responsibility) tahunan dari Grant Thornton dan seluruh anggotanya di seluruh dunia sebagai bentuk komitmen untuk mewujudkan dunia yang lebih baik. Dengan tema “Growing Together in the Community”, kegiatan CSR Grant Thornton Global ini memasuki tahun keempat.
Johanna Gani, Managing Partner Grant Thornton Indonesia, menjelaskan sebagian besar karyawan Grant Thornton Indonesia turut serta berpartisipasi menanam ratusan batang mangrove untuk mengurangi risiko abrasi dan banjir yang meresahkan masyarakat lokal beberapa tahun terakhir.
Masyarakat lokal yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan, memiliki pendapatan tak menentu dari hasil tangkapan yang sebagian besar dijual di sekitar Teluk Jakarta. Ditambah dengan abrasi dan air rob yang menggenangi dan merusak rumah, akhirnya memaksa banyak masyarakat meninggalkan desanya, karena kondisi perekonomian yang tidak membaik.
"Komitmen Grant Thornton membawa perubahan positif bagi masyarakat dan lingkungan didasari semangat tanggung jawab sosial dari seluruh karyawan Grant Thornton sebagai bagian dari budaya kerja perusahaan kami,” ungkap Johanna di Jakarta, baru-baru ini.
Dalam pelaksanaan Global CSR Day tahun ini, Grant Thornton Indonesia dibantu dengan Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) lokal untuk membantu koordinasi kegiatan penanaman mangrove dengan pemerintahan daerah setempat. Pengawasan konservasi yang berkelanjutan diharapkan tidak hanya membantu dari sisi perbaikan lingkungan, tapi juga perekonomian dan kualitas hidup warga sekitar.
(mdk/sya)