Gara-gara namai anaknya Donald Trump, guru di Afghanistan kerap diteror
Gara-gara namai anaknya Donald Trump, guru di Afghanistan kerap diteror. Terancam diusir, diteror, bahkan mau dibunuh karena disebut memberi anak lelakinya nama 'kafir'. Padahal Sayed Asadullah Poya cuma ingin anaknya kelak sesukses Trump.
Sayed Asadullah Poya adalah seorang guru biasa usia 28 tahun asal Afghanistan. Pria ini tidak pernah melakukan tindakan aneh-aneh di dalam hidupnya. Namun gara-gara sebuah nama, Donald Trump, hidupnya jadi seperti neraka. Semua gara-gara dia menamai putra kecilnya seperti presiden Amerika Serikat tersebut.
Jamila, istri Sayed melahirkan anak lelaki mereka pada bulan Agustus 2016. Saat itu Donald Trump tengah berkampanye untuk menghadapi pemilihan presiden. Dilansir Oddity Central, Sayed cukup salut dengan sikap ambisius dan keahliannya dalam berbisnis. Selain itu, dia juga baru selesai membaca terjemahan buku karangan Trump yang berjudul Trump: How to Get Rich.
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Apa yang terjadi kepada Donald Trump saat sedang berkampanye? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Kapan Donald Trump diramal? Jauh sebelum Donald Trump mengalami penembakan saat kampanye, pada Januari 2024 lalu, ia pernah diramal.
-
Apa motif pelaku penembakan terhadap Donald Trump? Identitas dan motif pelaku penembakan belum jelas hingga saat ini.
-
Siapa yang meramal Donald Trump? Ramalannya itu dilakukan oleh seorang paranormal bernama Paula Roberts yang disiarkan oleh Fox News pada Januari lalu.
-
Apa yang diwariskan oleh anak dari orang tuanya? Melalui warisan genetik, anak-anak tidak hanya mewarisi ciri-ciri fisik, tetapi juga sifat-sifat kepribadian yang membentuk dasar dari karakter mereka.
Ketika putranya lahir, Sayed mendapati sang anak memiliki rambut sedikit pirang. Dari sana terlintas di benaknya untuk menamai sang anak Donald Trump. Sebuah keputusan yang lantas membawa banyak masalah untuknya dan keluarga.
"Saya melakukan beberapa riset tentang dirinya dan hal itu memotivasi saya untuk memilih nama itu bagi putra saya," tuturnya dalam wawancara dengan AFP. "Saya menyukai kepribadiannya. Saya pikir dia benar-benar unggul dalam ekonomi dan hebat dalam politik. Pikir saya, 'Ini adalah lelaki yang hebat'. Saya suka caranya memutuskan bahwa dia menginginkan sesuatu dan bertindak untuk mewujudkannya."
Sudah bukan rahasia lagi jika sosok Donald Trump sangat kontroversial, bahkan di negaranya sendiri. Apalagi Afghanistan memang punya sejarah yang kurang menyenangkan dengan sang presiden. Karena itulah nama anak Sayed langsung mengundang kemarahan banyak orang.
Ayah Sayed marah besar karena cucunya diberi nama yang tidak Islami. Sementara imam di daerah tempat tinggalnya memberikan wejangan panjang lebar tentang bagaimana nama tersebut merupakan sebuah hinaan bagi kepercayaan yang mereka anut.
Awalnya Sayed, Jamila, dan Trump cilik tinggal bersama keluarga Sayed di Provinsi Daykundi, Afghanistan tengah. Tetapi nama si anak selalu membuat sang kakek naik darah, sehingga Sayed pun memutuskan untuk memboyong keluarganya ke Kabul.
"Setiap hari situasinya bertambah parah saja...Setiap hari di rumah, ketika saya memanggil anak saya Trump, ayah semakin naik darah, sampai akhirnya dia tidak tahan lagi."
Setelah pindah ke Kabul, situasi tak lantas membaik. Sejumlah warga sempat protes kepada pemilik kontrakan untuk mengusir keluarga Sayed karena memberi anak mereka nama 'kafir'.
Bahkan di dunia maya pun keluarga Sayed tak lepas dari teror dan ancaman. Akun Facebook-nya banjir kritik pedas dan ancaman. Bahkan ada yang mengancam sudah mengirim orang untuk membunuh keluarga Sayed karena 'dosa-dosa' mereka. Sementara yang lain menuduh Sayed mencoba mencari muka agar bisa diberi suaka di Amerika Serikat. Tuduhan yang terakhir dibantah keras oleh Sayed.
Donald Trump, bocah 1 tahun asal Afghanistan ©2018 RadioFreeEurope: RadioLiberty
Sayed menamai anaknya Donald Trump semata-mata karena ingin kesuksesan sang jutawan dan politisi menular kepada anaknya. Meskipun dia merasa khawatir dengan keselamatan sang anak, Sayed bertekad untuk mempertahankan nama itu. "Nama hanyalah sebuah nama," katanya. "Tetapi saat ini itulah keputusan saya dan saya memutuskan namanya Trump."
"Bisa saja...nanti dia akan dilecehkan atau dipukuli oleh teman-teman sekelasnya," kata Sayed. "Saya tidak akan mempertimbangkannya lagi. Persetan dengan orang-orang itu."
Donald Trump sendiri kecil belum memahami masalah yang ditimbulkan namanya. Usianya saja baru setahun lebih. Bocah ganteng ini masih asyik menikmati dunia kanak-kanaknya dengan antuasiasme lugu. Semoga saja dia tidak akan mendapat banyak masalah di kemudian hari gara-gara namanya yang nyeleneh itu.
Baca juga:
Modal Microsoft Paint, nenek 87 tahun bikin gambar-gambar super keren
Jadi istri Kim Jong-Un ternyata tidak mudah, ini 5 peraturan wajibnya
Selfie di samping kekasihnya yang bercumbu dengan selingkuhan, foto pria ini viral
Pria Jepang cetak rekor baru Guinness dengan mainkan hulahup terbesar di dunia
Jagoan Jokowi kalah dalam kompetisi Burung Berkicau di Kebun Raya Bogor