Harga Beras Mahal, Begini Kata Warga Ibu Kota yang Mulai Beralih ke Singkong
Menurut mereka, singkong lebih murah dan lebih bagus dari nasi.
Menurut mereka, singkong lebih murah dan lebih bagus dari nasi.
Harga Beras Mahal, Begini Kata Warga Ibu Kota yang Mulai Beralih ke Singkong
Harga beras di pasaran saat ini terpantau masih mengalami kenaikan. Dari informasi di sejumlah pasar tradisional, harganya telah mencapai Rp13.400 untuk jenis medium. Sedangkan untuk premium kini berada di angka Rp15.000 per kilogram, dari yang sebelumnya Rp14.000.
(Foto: Kios beras di Pasar Kopro)
-
Mengapa harga beras di Jakarta naik? Harga beras kualitas premium mengalami kenaikan menjadi Rp16.700 per kilogram dari kemarin Rp16.570.
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Kapan Suswono menyampaikan bahwa daya beli warga Jakarta menurun? "Yang justru dikeluhkan oleh para pedagang ini adalah kehadiran pembeli ya, kehadiran pembeli ini relatif berkurang ya dari pengakuan para pedagang. Karena apa, nah ini yang kita pasti perlu cari akar masalahnya. Boleh jadi memang dari survei masyarakat Jakarta ini termasuk daya belinya yang turun," sambungnya.
-
Mengapa kemacetan di Jakarta meningkat? Syafrin juga menuturkan peringkat kemacetan DKI Jakarta mengalami kenaikan. Sebelumnya peringkat 46, kini menjadi peringkat 29.
-
Apa yang dijual warga Baduy saat jalan kaki ke Jakarta? Warga adat Baduy di wilayah Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten, memiliki tradisi menjual madu hutan ke luar daerah dengan berjalan kaki.
-
Kenapa harga beras di Jawa Tengah naik? Kenaikan ini dinilai signifikan dengan kondisi kemarau panjang yang sedang melanda berbagai daerah di Jawa Tengah.
Kenaikan ini lantas memicu reaksi warga Ibu Kota Jakarta yang mulai beralih ke sumber karbohidrat lainnya yakni singkong dan ubi jalar.
Seperti terlihat di Pasar Kopro, Kota Jakarta Barat, sejumlah pembeli mengaku memilih alternatif sumber karbohidrat lainnya lantaran harganya lebih murah.
Kandungannya pun disebut tak berbeda dari beras karena sama-sama berkarbohidrat.
Disampaikan pedagang, masyarakat sudah banyak yang memborong sumber pangan alternatif itu untuk konsumsi harian. Berikut selengkapnya.
Penjualan singkong dan ubi jalar meningkat
Saat ditemui wartawan, seorang penjual singkong dan ubi jalar di Pasar Kopro, Wartini mengaku jika saat ini terjadi peningkatan penjualan.
Menurutnya, hal ini seiring dengan tingkat konsumsi umbi-umbian tersebut yang juga tinggi di tengah harga beras yang belum turun.
“Jadi agak banyak yang beli, mungkin buat cemil-cemilan kali ya,” kata penjual tersebut, mengutip YouTube Liputan6, Senin (9/10).
Harga singkong yang lebih murah
Wartini menambahkan jika harga singkong jauh lebih murah dibanding harga beras berbagai jenis yang saat ini berada di atas Rp10 ribu per kilogramnya.
Untuk dua buah singkong ukuran sedang, Wartini menjualnya seharga Rp7 ribu. Biasanya warga hanya mengonsumsi tidak sampai sekilo sehari.
“Untuk singkong harganya sekilo Rp10 ribu, (berisi dua singkong berukuran sedang),” kata Wartini lagi.
Beras lebih murah dan sehat
Salah satu pembeli bernama Wahyudi mengaku mulai beralih dari beras ke singkong sejak beberapa waktu terakhir. Menurut dia, harga beras saat ini jauh lebih mahal daripada singkong.
Selain itu, umbi singkong dianggap lebih sehat bagi tubuh dibanding beras yang lebih banyak mengandung karbohidrat.
“Ini untuk konsumsi kita pengganti beras, karena sekarang harganya mahal gitu. Dan juga ada gunanya karena beras banyak karbohidratnya,” kata dia.
- Buntut Beras Mahal, Penjual Nasi Jagung Instan Ketiban Rezeki Sehari Dapat Omzet Rp5 Juta
- Beras Mahal, Pedagang Warteg Pilih Kurangi Porsi Nasi Ketimbang Naikkan Harga
- Harga Gabah Mahal, Jokowi: Petani Senang, Tapi Pembeli Beras Tidak
- Atasi Kepanikan Warga Akibat Harga Beras Mahal, Ini Langkah Pemprov Sumsel
Lebih murah
Pembeli lainnya, Par, juga saat ini telah beralih dari beras ke umbi-umbian singkong sebagai makanan pokoknya.
(Foto: Pedagang pasar tengah mengupas singkong)
Menurut Par, harga singkong jauh lebih murah dibanding beras. Ini membuatnya lebih terjangkau di pasaran.
“Sekarang beras kan mahal. Sampai Rp14.000 ya sekilo. Dan kalau nggak ada duit kan repot juga, yasudah gantinya singkong,” kata Par.
Berawal dari imbauan Mendagri Tito Karnavian
Sebelumnya, informasi peralihan beras ke bahan pangan lainnya telah disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian beberapa waktu lalu.
Menurutnya, banyak pengganti beras dengan rasa yang enak dan berasal dari umbi-umbian.
“Itu semua enak-enak itu. ada ubi jalar, ada sorgum, ada sukun. Banyak sekali yang bisa menjadi bahan pokok,” kata Tito.
Konsumsi umbi-umbian lebih sehat
Adapun singkong dan ubi jalar merupakan kelompok makanan pokok pengganti beras dengan segudang manfaat.
Dalam 100 gram singkong rebus terdapat kandungan kalori sebesar 98 persen.
Pada 100 gram singkong rebus, terdapat kalori yang 98 persennya berasal dari karbohidrat, sisanya berasal dari protein dan lemak.
Kemudian mengandung kalium hingga 394 miligram serta kalsium 77 miligram dan vitamin C 31 miligram.
Sementara untuk ubi jalar mengandung sejumlah bahan yang baik untuk tubuh dan bisa bermanfaat bagi penderita sejumlah penyakit seperti mencegah diabetes, menurunkan tekanan darah tinggi dan menurunkan kolesterol.
Selain itu, singkong dan ubi jalar sudah memiliki rasa yang lezat walau hanya direbus.