Beras Mahal, Pedagang Warteg Pilih Kurangi Porsi Nasi Ketimbang Naikkan Harga
Harga beras saat ini tengah melonjak sebagai dampak dari kemarau panjang.
Harga beras saat ini tengah melonjak sebagai dampak dari kemarau panjang.
Beras Mahal, Pedagang Warteg Pilih Kurangi Porsi Nasi Ketimbang Naikkan Harga
Pedagang warung tegal (Warteg) di wilayah DKI Jakarta mengeluhkan kenaikan harga beras dalam beberapa bulan terakhir.
Saat ini, harga beras jenis IR64 yang biasa digunakan pedagang warteg telah mencapai Rp15.000 per liter.
"Harga beras naik banget bikin pusing, beras yang biasa kita pakai sudah Rp15.000 per liter," ujar Ketua Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara), Mukroni kepada Merdeka.com di Jakarta, Minggu (8/10).
Merdeka.com
Mukroni pun harus putar otak untuk mengatasi kerugian akibat kenaikan harga beras.
Antara lain dengan sedikit mengurangi porsi nasi ketimbang menaikkan harga.
"Untuk tetap menjaga daya saing harga, warteg mungkin akan mengurangi porsi atau jumlah bahan beras yang digunakan dalam hidangan mereka," jelas Mukroni.
Merdeka.com
Selain itu, lanjut Mukroni, tidak sedikit pedagang warteg lainnya yang memutuskan untuk menaikkan harga makanan. Cara ini terpaksa ditempuh demi menutup kerugian akibat mahalnya harga beras di tengah lesuhnya daya beli masyarakat.
"Warteg menyesuaikan harga menu mereka untuk mencerminkan kenaikan harga beras. Ini bisa berarti menaikkan harga makanan yang menggunakan beras sebagai bahan utama," bebernya.
Atas kondisi tersebut, Mukroni meminta pemerintah segera turun tangan untuk menekan harga jual beras. Mengingat, beras masih merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia.
"Jadi, pemerintah harus segera beraksi menyikapi kenaikan harga beras ini," pungkasnya.
Sebelumnya, harga beras dalam beberapa bulan terakhir terus mengalami kenaikan. Kenaikan tersebut disebabkan karena turunnya faktor produksi beras sejak Agustus 2023 lalu.
Berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan, Rabu (4/10), harga beras medium naik menjadi Rp 13.400 per kg padahal sebelumnya masih dikisaran Rp 12.400 per kg, sedangkan harga beras premium juga naik menjadi Rp 15.000 per kg, sebelumnya masih Rp 14.000 per kg.
Tak hanya komoditas saja yang mengalami kenaikan, melainkan harga gula pasir juga naik menjadi Rp 15.400 per kg sebelumnya masih dikisaran Rp 15.000 per kg.
Kemudian, harga cabai rawit merah juga naik menjadi Rp 45.100 per kg dari sebelumnya Rp 43.500 per kg. Cabai mereah keriting juga naik menjadi Rp 42.600 per kg dari sebelumnya Rp 41.900 per kg.