Bulog Jelaskan Alasan Harga Beras Meroket Tembus Rp12 Ribu per Kg
Harga beras medium kini bertengger di atas Rp12.000 per kg dari semula hanya Rp10.000 per kg
Harga beras medium kini bertengger di atas Rp12.000 per kg dari semula hanya Rp10.000 per kg
Bulog Jelaskan Alasan Harga Beras Meroket Tembus Rp12 Ribu per Kg
Harga Beras Tembus di Atas Rp12 per Kg
Harga beras terpantau terus mengalami kenaikan hingga pecahkan rekor. Harga beras medium kini bertengger di atas Rp12.000 per kg dari semula hanya Rp10.000 per kg.
Khusus harga beras operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Perum Bulog saat ini dipatok Rp54.500 untuk 5 kg, naik Rp 7.500 dari sebelumnya Rp47.000 per 5 kg.
Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal mengatakan, guna meredam gejolak harga beras, pihaknya kini memprioritaskan distribusi kepada pengecer.
"Jadi kan dari kondisi pasar sekarang masyarakat masih punya akses mendapatkan beras yang murah melalui pengecer," kata Iqbal di Gudang Bulog DKI Jakarta dan Banten di Kelapa Gading, Jakarta, Senin (11/9).
Namun, Iqbal mengatakan, program operasi pasar tersebut bukan serta merta ditargetkan untuk penurunan harga.
Sebaliknya, untuk menyeimbangkan pasar antara sisi suplai dan dipermintaan di musim kemarau panjang ini.
merdeka.com
"Makanya kebijakan Presiden, bahwa pelaksanaan SPHP dilakukan ke pengecer. Harapannya dia akan lebih dekat dengan konsumen," tutur Iqbal.
Secara pola tahunan, panen raya terjadi pada Maret-Mei.
Lalu pada Agustus-September terjadi panen gadu, yang berlanjut panen di beberapa titik per November-Januari.
Sementara itu, tingkat konsumsi sepanjang tahun sama.
Makanya ada kencenderungan harga saat panen turun, dan pada kondisi sekarang harga naik.
"Makanya untuk menyeimbangkan itu kita melakukan suplai ke pasar. Supaya ini efektif maka itu dilakukan melalui saluran yang lebih dekat dengan konsumen. Itu adalah pengecer,"
"Kita akan evaluasi terus supaya harga itu setidaknya tidak naik, karena yang kita jaga inflasi. Kalau misalnya harga stabil, berarti inflasinya tidak ada, atau nol, atau tidak terjadi inflasi,"
kata Iqbal mengakhiri.