Kapan Harga Beras Turun? Begini Penjelasan Bulog
Kenaikan ini terjadi karena harga beras Bulog sudah dinaikkan menjadi Rp10.900 per Kg, dari harga eceran tertinggi (HET) sebelumnya Rp9.450 per Kg.
Guna mengendalikan harga beras, Bulog melakukan operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) pada September.
Kapan Harga Beras Turun? Begini Penjelasan Bulog
Kapan Harga Beras Turun? Begini Penjelasan Bulog
Fenomena El Nino menyebabkan harga beras di Indonesia mengalami kenaikan signifikan. Dalam data Badan Pangan Nasional per tanggal 15 Desember, harga beras medium tembus Rp13.220 per kilogram.
Guna mengendalikan harga beras, Bulog melakukan operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) pada September.
Saat itu, Perum Bulog membanderol beras SPHP Rp54.500 untuk 5 Kg, atau naik Rp7.500 dari sebelumnya Rp47.000 per 5 Kg. Harga tersebut masih berlaku hingga periode Desember.
Menyikapi Hal tersebut, Manager Humas dan Kelembagaan Perum Bulog, Tomi Wijaya berharap harga beras di tahun 2024 sudah berada di level normal yaitu Rp10.000 untuk kualitas premium.
"Sekarang masih Rp12.000 - Rp13.000 beras kita harapkan bisa Rp10.000-an,” ucap Tomi, di kantor Bulog, Jumat (15/12).
Perkiraan turunnya harga beras dipicu dari panen raya yang diperkirakan terjadi pada Maret 2024. Selain itu kecukupan stok beras juga datang dari impor beras yang sudah teken kontrak pada akhir tahun 2023.
"Prinsipnya, Maret sudah panen raya kita akan upayakan produksi dalam negeri dulu apakah dibutuhkan tambahan impor kita menunggu situasi tanah air dan keputusan dari regulator," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi menjelaskan harga beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau beras pemerintah mengalami kenaikan per 1 September. Semula, harga beras tersebut ukuran 5 Kg senilai Rp47.000, kini naik menjadi Rp54.500
Kenaikan ini terjadi karena harga beras Bulog per kilogramnya sudah dinaikkan menjadi Rp10.900 per Kg, dari harga eceran tertinggi (HET) sebelumnya Rp9.450 per Kg.
Arief menambahkan, faktor lainnya yang menyebabkan harga beras SPHP naik yaitu meningkatnya biaya produksi mulai dari sewa lahan, benih, harga pupuk, dan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) di September-Oktober tahun 2022.
Selain itu, kenaikan harga beras SPHP tidak dipungkiri karena kurangnya ketersediaan beras yang disebabkan oleh El Nino.
Saat rapat bersama Presiden Joko Widodo, Arif menyampaikan bahwa presiden membolehkan adanya kenaikan harga beras SPHP sebesar 20 persen. Harapannya, para petani bisa bergairah untuk menanam padi.