Ternyata, Ini Penyebab Harga Beras Masih Bertahan Mahal Hingga Akhir Tahun 2023
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengaku belum bisa menurunkannya karena ada tiga faktor besar yang membuat harga beras mahal.
Itu berlaku baik untuk beras medium yang masih di atas Rp13.000 per kg, lebih tinggi dari harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Rp10.900 - Rp11.800 per kg.
Ternyata, Ini Penyebab Harga Beras Masih Bertahan Mahal Hingga Akhir Tahun 2023
Ternyata, Ini Penyebab Harga Beras Masih Bertahan Mahal Hingga Akhir Tahun 2023
Harga beras di pasaran masih terpantau naik jelang akhir tahun 2023. Itu berlaku baik untuk beras medium yang masih di atas Rp13.000 per kg, lebih tinggi dari harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Rp10.900 - Rp11.800 per kg.
Begitu juga beras premium dengan harga jual Rp15.000 lebih, melampaui HET Rp14.800 per kg.
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengaku belum bisa menurunkannya karena ada tiga faktor besar yang membuat harga beras mahal.
"Satu produksi kita sedang turun, sedang rendah. Kedua, input-input sedang naik, terutama yang berhubungan dengan pupuk. Ketiga, beberapa negara (pengekspor) merubah kebijakannya. Sehingga pasar dunianya naik," paparnya di kawasan pergudangan Perum Bulog di Kelapa Gading, Jakarta, Sabtu (30/12).
Oleh karena itu, Bayu berharap produksi beras dalam negeri pada 2024 mendatang bisa bagus. Sehingga gejolak harga beras perlahan bisa teredam.
Selain itu, Perum Bulog juga bantu menstabilkan harga melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) semisal bansos beras.
Pada 2024, itu akan disalurkan kepada 22,4 juta keluarga penerima manfaat (KPM) dalam dua tahap selama 6 bulan.
"Tapi paling tidak yang dilakukan oleh Bulog sekarang menjaga supaya tidak ada gejolak, kedua 22,4 juta keluarga penerima manfaat terpenuhi. Jadi masyarakat kita yang paling membutuhkan itu terpenuhi kebutuhan berasnya. Itu sangat membantu menjaga stabilitas," ungkapnya.
Menimpali pernyataan tersebut, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo percaya Bulog ke depan akan lebih bisa menstabilkan harga beras.
"Paling penting 22,4 juta kelompok masyarakat yang rentan bagian dari kita mengurangi tekanan di masyarakat kelas bawah. Sehingga mereka tidak perlu buru-buru membeli beras di stok yang malah menaikan harga," tuturnya.