Kenali Perbedaan Overweight dan Obesitas, Bisa Dihitung dengan Rumus IMT
Meski tampak sama, sebenarnya terdapat perbedaan yang signifikan antara overweight dan obesitas.
Obesitas dan overweight adalah dua istilah yang sering kali digunakan secara bergantian untuk menggambarkan kondisi kelebihan berat badan, meski ada perbedaan di antara keduanya.
Kenali Perbedaan Overweight dan Obesitas, Bisa Dihitung dengan Rumus IMT
Overweight merujuk pada kelebihan berat badan yang disebabkan oleh tingkat lemak tubuh yang lebih tinggi dari yang dianggap sehat untuk tinggi badan seseorang. Sementara itu, obesitas adalah kondisi medis yang ditandai dengan kelebihan lemak tubuh yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.
Meskipun keduanya dapat memiliki dampak negatif terhadap kesehatan seseorang, obesitas umumnya dianggap sebagai faktor risiko yang lebih serius untuk penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi dibandingkan dengan overweight. Oleh karena itu, penting untuk memahami perbedaan antara kedua kondisi ini.
-
Apa saja jenis-jenis obesitas berdasarkan penyebabnya? Jenis-jenis Obesitas Obesitas adalah kondisi di mana seseorang memiliki berat badan yang berlebihan akibat penumpukan lemak tubuh yang abnormal atau berlebihan. Obesitas dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti diabetes, penyakit jantung, hipertensi, dan kanker. Ada beberapa jenis obesitas yang dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya, yaitu: Obesitas akibat jarang berolahraga, Obesitas akibat makanan, Obesitas vena, Obesitas karena merasa cemas, Obesitas genetik.
-
Bagaimana cara mencegah obesitas akibat makanan? Cara mengatasinya adalah dengan mengatur pola makan yang seimbang, mengurangi porsi makan, dan memilih makanan yang kaya serat, protein, dan vitamin.
-
Apa saja masalah pencernaan yang bisa ditimbulkan oleh obesitas? Obesitas juga dapat memicu berbagai masalah pencernaan, salah satunya adalah refluks asam lambung atau GERD (Gastroesophageal Reflux Disease). Tekanan berlebih pada perut akibat lemak yang menumpuk dapat mendorong asam lambung naik ke esofagus, menyebabkan rasa terbakar di dada dan tenggorokan.
-
Bagaimana cara mencegah obesitas dengan mengubah pola makan? Untuk mencegah obesitas, Anda perlu mengubah pola makan Anda menjadi lebih sehat dan seimbang.
-
Bagaimana cara mencegah obesitas pada bayi? ASI membantu mengatur nafsu makan, metabolisme, dan pertumbuhan bayi serta melindungi mereka dari infeksi dan alergi. Memberikan ASI Eksklusif Pemberian MPASI yang Seimbang MPASI yang sesuai dapat memenuhi gizi dan energi yang dibutuhkan bayi serta membentuk pola makan sehat. Hindari Makanan Tinggi Kalori Hindari makanan atau minuman yang tinggi kalori, gula, lemak, atau garam untuk mencegah kelebihan berat badan. Stimulasi Aktivitas Fisik Mendorong bayi untuk aktif bergerak dan bermain sesuai dengan usia mereka untuk mengembangkan motorik dan kesehatan secara keseluruhan.
-
Apa contoh makanan yang bisa menyebabkan obesitas? Makanan ini biasanya memiliki tekstur renyah atau lembut, seperti gorengan, kue-kue manis, minuman bersoda atau beralkohol, dan daging berlemak.
Penyebab Overweight dan Obesitas
Overweight dan obesitas sama-sama disebabkan oleh ketidakseimbangan antara jumlah kalori yang masuk dan yang dibakar oleh tubuh.
Jika asupan kalori lebih banyak daripada yang dibutuhkan, maka kalori tersebut akan disimpan sebagai lemak dan menimbulkan kelebihan berat badan.
Selain itu, masih ada beberapa faktor lain yang juga dapat mempengaruhi risiko seseorang mengalami overweight atau obesitas, yaitu:
- Faktor genetik: Beberapa orang memiliki gen yang membuat mereka cenderung memiliki berat badan lebih tinggi atau lebih rendah daripada orang lain. Gen juga dapat mempengaruhi metabolisme, nafsu makan, dan distribusi lemak tubuh.
- Faktor hormonal: Hormon tertentu, seperti insulin, leptin, kortisol, dan tiroid, berperan dalam mengatur metabolisme, gula darah, dan rasa lapar. Gangguan atau ketidakseimbangan hormon dapat menyebabkan peningkatan berat badan atau kesulitan menurunkannya.
- Faktor psikologis: Stres, depresi, kecemasan, dan gangguan makan dapat mempengaruhi pola makan dan aktivitas fisik seseorang. Beberapa orang mungkin makan lebih banyak atau lebih sedikit saat mengalami emosi negatif. Beberapa orang juga mungkin mengalami gangguan makan, seperti binge eating disorder, yang membuat mereka makan berlebihan secara teratur.
- Faktor usia, jenis kelamin, dan ras: Usia, jenis kelamin, dan ras dapat mempengaruhi komposisi tubuh, metabolisme, dan distribusi lemak. Misalnya, wanita cenderung memiliki lemak tubuh lebih banyak daripada pria, terutama setelah menopause. Orang Asia juga cenderung memiliki lemak perut lebih banyak daripada orang Kaukasia dengan IMT yang sama.
- Faktor lingkungan: Lingkungan tempat seseorang tinggal, bekerja, atau bersekolah dapat mempengaruhi pilihan makanan dan aktivitas fisik yang tersedia. Misalnya, jika lingkungan tidak mendukung berjalan kaki, bersepeda, atau berolahraga, maka seseorang mungkin kurang aktif secara fisik. Jika lingkungan juga menyediakan makanan yang tinggi kalori, lemak, gula, atau garam, maka seseorang mungkin lebih sulit mengontrol asupan kalorinya.
- Faktor medis: Beberapa kondisi medis, seperti hipotiroidisme, sindrom Cushing, sindrom Prader-Willi, dan sindrom ovarium polikistik, dapat menyebabkan peningkatan berat badan atau kesulitan menurunkannya. Beberapa obat-obatan, seperti kortikosteroid, antidepresan, antipsikotik, dan antikonvulsan, juga dapat memiliki efek samping yang sama.
Batas Indeks Massa Tubuh
Batas indeks massa tubuh (IMT) adalah sebuah metode yang digunakan untuk menentukan apakah seseorang memiliki berat badan yang sehat berdasarkan tinggi badan mereka. IMT dihitung dengan cara membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter. Hasil perhitungan IMT dapat memberikan gambaran mengenai seberapa proporsional berat badan seseorang dengan tinggi badan mereka.
Perbedaan overweight dan obesitas juga bisa dilihat melalui hasil pengukuran IMT ini. Seseorang dianggap overweight jika memiliki indeks massa tubuh (IMT) antara 25 hingga 29.9. Sementara itu, obesitas adalah kondisi yang lebih parah, di mana seseorang memiliki lemak tubuh yang berlebihan sehingga meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit serius. Obesitas ditandai dengan IMT di atas 30.
Obesitas juga dibagi menjadi tiga kelas, yaitu kelas 1 (IMT 30-35), kelas 2 (IMT 35-40), dan kelas 3 (IMT di atas 40).
Komplikasi
Perbedaan overweight dan obesitas berdasarkan komplikasi yang ditimbulkannya adalah sebagai berikut:
- Overweight adalah kondisi yang ditandai dengan kelebihan berat badan atau di atas ideal, tetapi belum mencapai tingkat obesitas. Overweight dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup, penurunan kepercayaan diri, dan peningkatan risiko penyakit kronis, seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, stroke, dan beberapa jenis kanker.
- Obesitas adalah kondisi kronis yang ditandai dengan penumpukan lemak dalam tubuh yang berlebihan dan berbahaya. Obesitas dapat menyebabkan komplikasi yang lebih parah dan lebih banyak dibandingkan overweight, seperti hipertensi, sindrom metabolik, perlemakan hati, osteoartritis, gangguan tidur, depresi, dan kemandulan.
Tips Mencegah Overweight dan Obesitas
- Mengatur pola makan yang sehat, seimbang, dan bergizi, dengan memperbanyak sayur, buah, biji-bijian, dan protein rendah lemak, serta mengurangi makanan cepat saji, manis, dan berlemak.
- Makan secukupnya sesuai dengan kebutuhan kalori harian, dan tidak berlebihan atau terlalu sedikit. Anda bisa menghitung kebutuhan kalori Anda dengan menggunakan kalkulator IMT.
- Ngemil sehat dengan memilih camilan yang rendah kalori, gula, dan garam, seperti kacang-kacangan, yogurt, atau buah-buahan. Hindari ngemil saat tidak lapar atau saat stres.
- Melakukan aktivitas fisik secara rutin minimal 30 menit dalam sehari, seperti berjalan kaki, bersepeda, berenang, atau olahraga lainnya. Aktivitas fisik dapat membantu membakar kalori, meningkatkan metabolisme, dan menjaga kesehatan jantung.
- Mengurangi stres dengan berpikir positif, mengenali emosi makan, dan melakukan relaksasi, seperti meditasi, yoga, atau hobi. Stres dapat memicu hormon kortisol yang meningkatkan nafsu makan dan penimbunan lemak di perut.