Komplikasi Cacar Air yang Harus Diwaspadai, Jangan Anggap Sepele
Meski dapat sembuh dengan sendirinya, beberapa orang dengan kondisi tertentu dapat mengembangkan komplikasi cacar air yang berbahaya.
Banyak orang menganggap cacar air sebagai penyakit yang tidak berbahaya. Namun bagi orang tertentu, penyakit ini bisa timbulkan komplikasi serius.
Komplikasi Cacar Air yang Harus Diwaspadai, Jangan Anggap Sepele
Cacar air adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus varicella zoster. Cacar air biasanya menimbulkan gejala berupa bintik-bintik merah yang gatal di seluruh tubuh, demam, dan lemas.
Cacar air sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1-2 minggu. Meski begitu, ada beberapa risiko komplikasi yang perlu diwaspadai, terutama pada bayi, ibu hamil, orang dewasa yang belum pernah terkena cacar air, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
-
Bagaimana cara mencegah penularan cacar air? Cara Mencegah Cacar Air (Varicella)Vaksinasi: Vaksin varicella adalah cara paling efektif untuk mencegah cacar air. Vaksin ini biasanya diberikan kepada anak-anak, namun juga direkomendasikan untuk orang dewasa yang belum pernah menderita cacar air atau tidak pernah divaksin.Hindari Kontak dengan Penderita: Hindari kontak dengan orang yang terinfeksi cacar air sampai semua lepuh mereka mengering dan menjadi keropeng. Orang dengan cacar air menular dari 1-2 hari sebelum ruam muncul hingga semua lepuh mengering.Menerapkan Etika Batuk dan Bersin: Tutup mulut dan hidung dengan tisu atau siku bagian dalam saat batuk atau bersin, dan segera cuci tangan setelahnya untuk mencegah penyebaran virus melalui udara.Jaga Kebersihan Pribadi dan Lingkungan: Sering mencuci tangan dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar, seperti membersihkan permukaan dan benda yang sering disentuh, dapat membantu mengurangi risiko penularan.
-
Bagaimana cara mencegah pencemaran air dari limbah cair? Berikut cara mencegah pencemaran air yang bisa Anda lakukan:• Kurangi konsumsi plastik dan gunakan barang-barang yang bisa digunakan secara berulang.• Buang pembersih kimia, minyak, dan barang-barang yang tidak dapat terurai dengan benar agar tidak terbuang sia-sia.• Rawat mobil Anda agar tidak bocor oli dan bocor cairan pendingin. • Jika memiliki pekarangan, kurangi penggunaan pestisida dan herbisida.• Berhati-hati dalam membuang apa pun ke dalam selokan, karena limbah tersebut sering kali tidak diolah dan langsung terbuang ke saluran air setempat.• Jika melihat selokan tersumbat, bersihkan selokan dari berbagai sampah atau benda yang menyumbat agar aliran air tetap lancar dan tidak menyebabkan banjir.• Jika memiliki hewan peliharaan, hindari membuang kotoran sembarangan ke sungai atau sumber air lainnya.
-
Apa ciri khas ruam campak yang membedakannya dengan cacar air? Meskipun cacar air dan campak menimbulkan ruam, penampilan ruam keduanya berbeda. Ruam cacar air awalnya berupa benjolan merah yang berubah menjadi lepuh yang gatal dan pecah. Ruam campak adalah bintik merah yang datar dan bisa berkumpul.
-
Siapa yang rentan terinfeksi cacar air? Penderita cacar air rentan terinfeksi jika belum pernah menderita atau divaksinasi.
-
Kapan air kunyit bisa menyebabkan masalah pencernaan? Meskipun kunyit dapat membantu pencernaan, dosis tinggi dapat menyebabkan masalah seperti perut kembung, asam lambung, dan diare. Ini terjadi karena kunyit merangsang produksi asam lambung yang berlebihan, yang bisa mengiritasi lapisan perut.
-
Bagaimana mengatasi masalah konstipasi yang disebabkan oleh menahan buang air besar? Konstipasi dapat diatasi dengan meningkatkan aktivitas fisik, menambah asupan serat, dan memperbanyak minum air. Obat pencahar yang dijual bebas juga dapat membantu, tetapi harus digunakan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan ketergantungan. Jika konstipasi menjadi masalah yang berulang, konsultasikan dengan dokter untuk mencari tahu penyebabnya, karena mungkin ada kondisi medis yang lebih serius yang perlu ditangani.
Penyebab Cacar Air
Penyebab cacar air adalah virus Varicella zoster, yang termasuk dalam kelompok virus herpes. Virus ini dapat menular dengan mudah melalui udara saat penderita batuk atau bersin, atau melalui kontak langsung dengan cairan yang berasal dari ruam cacar air. Virus ini dapat menyerang siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada anak-anak usia di bawah 12 tahun.
- Belum pernah terkena cacar air sebelumnya
- Belum menerima vaksin cacar air
- Memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya karena menderita HIV/AIDS, kanker, atau menggunakan obat kortikosteroid
- Bekerja di fasilitas umum, seperti di sekolah atau rumah sakit
- Baru lahir dari ibu yang belum divaksinasi cacar air atau terinfeksi cacar air
- Sedang hamil dan belum pernah terkena cacar air
Komplikasi Cacar Air
1. Herpes zoster
Ini adalah kondisi di mana virus varicella zoster yang sebelumnya menyebabkan cacar air aktif kembali dan menyerang saraf. Herpes zoster ditandai dengan bintik-bintik merah khas cacar air yang memanjang di bagian tubuh tertentu, biasanya di sekitar dada atau pinggang. Herpes zoster dapat menyebabkan rasa sakit, gatal, kesemutan, dan bahkan kehilangan sensasi pada area yang terinfeksi.
2. Komplikasi pernapasan
Ini adalah kondisi di mana virus varicella zoster masuk ke paru-paru dan menyebabkan pneumonia viral. Pneumonia viral adalah penyebab utama kematian pada orang dewasa yang berkaitan dengan komplikasi cacar air. Gejala pneumonia viral meliputi batuk, sesak napas, nyeri dada, demam tinggi, dan menggigil.
3. Infeksi bakteri
Infeksi terjadi ketika luka akibat cacar air terinfeksi oleh bakteri, seperti Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes. Infeksi bakteri dapat menyebabkan impetigo atau selulitis. Impetigo adalah infeksi kulit yang sangat menular, menyebabkan bintik-bintik merah berisi nanah di sekitar hidung dan mulut. Selulitis adalah infeksi kulit yang menyerang jaringan lunak di bawahnya dan menyebabkan kulit membengkak merah dan terasa panas. Infeksi bakteri dapat menyebar ke aliran darah dan menyebabkan sepsis.
4. Komplikasi otak
Ini adalah kondisi di mana virus varicella zoster menyerang otak dan menyebabkan ensefalitis atau ataksia serebelar. Ensefalitis adalah peradangan otak yang dapat menyebabkan sakit kepala hebat, kejang, gangguan kesadaran, hingga koma. Ataksia serebelar adalah gangguan koordinasi gerakan akibat kerusakan pada serebelum, bagian otak yang mengatur keseimbangan dan koordinasi.
- Kapolri Beri Penghargaan Kenaikan Pangkat ke Personel Satgas Damai Cartenz
- Perbedaan Cacar Monyet dan Cacar Air, Berikut Penjelasannya
- Gibran Soal Sosok Almas: Saya Enggak Tahu, Saya Malah Belum Kenal, Cari Saja
- Penjelasan Kapolri Sigit soal Bentrok TNI-Polri dengan Warga Rempang Batam Sampai Tembak Gas Air Mata
5. Komplikasi kehamilan
Ini terjadi ketika ibu hamil terinfeksi cacar air dan berisiko menularkan virus varicella zoster ke janin. Komplikasi kehamilan akibat cacar air dapat menyebabkan berat badan lahir rendah, gangguan pertumbuhan, ukuran kepala yang kecil, gangguan penglihatan, gangguan kecerdasan, hingga kematian janin. Jika ibu hamil terinfeksi cacar air seminggu sebelum melahirkan atau beberapa hari setelah bayi lahir, bayi berisiko mengalami infeksi serius.
Cara Mencegah Cacar Air
Cara mencegah cacar air adalah dengan menjalani vaksinasi cacar air. Vaksinasi ini dianjurkan pada anak dan orang dewasa yang belum menerima vaksin cacar air sebelumnya. Vaksinasi cacar air dapat memberikan perlindungan dari infeksi virus varicella zoster, penyebab cacar air, atau mengurangi gejala yang muncul jika terinfeksi.
Selain vaksinasi, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan cacar air, yaitu:
- Hindari kontak dengan penderita cacar air, karena virus dapat menyebar melalui udara saat penderita batuk atau bersin, atau melalui kontak langsung dengan cairan yang berasal dari ruam cacar air.
- Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap selesai kontak dengan penderita atau benda yang terkontaminasi virus.
- Hindari berbagi peralatan makan, minum, atau pribadi dengan penderita.
- Selalu bersihkan dan disinfeksi permukaan perabotan di area rumah yang sering disentuh oleh penderita.
- Ingatkan penderita untuk tidak menggaruk ruam, karena cairan di dalam ruam tersebut mudah menular. Potong kuku penderita atau minta ia mengenakan sarung tangan berbahan katun, untuk mengurangi risiko kerusakan kulit akibat garukan.
- Imbau penderita untuk tetap di rumah sampai semua ruam kering dan tidak menular lagi.