Jangan Anggap Sepele! Ini Dampak Menahan Buang Air Besar bagi Kesehatan Anda
Berikut adalah beberapa bahaya yang diakibatkan dari menahan buang air besar.
Menahan buang air besar merupakan kebiasaan yang sering kali dianggap sepele, namun memiliki dampak serius bagi kesehatan. Meskipun kadang-kadang seseorang terpaksa menahan buang air besar karena situasi tertentu, seperti tidak dekat dengan toilet atau merasa malu, hal ini dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Penelitian menunjukkan bahwa jika kebiasaan ini sering dilakukan, dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang serius.
Salah satu masalah paling umum yang muncul akibat menahan buang air besar adalah konstipasi. Proses ini mengakibatkan kehilangan air dari tinja, sehingga tinja menjadi lebih keras dan sulit dikeluarkan. Selain konstipasi, masalah lain seperti nyeri perut dan kembung juga dapat terjadi.
-
Bagaimana menahan BAB bisa berbahaya? Kebiasaan ini dapat menyebabkan mereka mengejan secara paksa, yang berpotensi mengakibatkan retakan di sekitar anus (kulit sobek yang menyakitkan) dan wasir. Pada orang yang lebih tua, kondisi ini bahkan bisa menjadi berbahaya, karena mengejan secara berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah, yang pada gilirannya dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.
-
Apa saja gejala menahan BAB? 'Bisa menimbulkan kembung, penuh, dan rasa tidak nyaman karena mengalami konstipasi,' jelasnya.
-
Kenapa sering buang air kecil bisa jadi masalah kesehatan? Namun, apabila frekuensi buang air kecil melebihi 8 kali dalam sehari atau mulai mengganggu aktivitas sehari-hari, kondisi ini sebaiknya diwaspadai karena bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan.
-
Bagaimana menahan kentut bisa membuat konstipasi? Menahan kentut juga dapat menyebabkan konstipasi, yaitu ketika tinja menjadi keras dan sulit untuk dikeluarkan. Gas yang tertahan mencegah tinja bergerak melalui usus besar dengan normal.
-
Kenapa menahan lapar berdampak buruk pada pencernaan? Menahan lapar terlalu lama juga dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti gastritis atau sakit maag. Saat perut kosong, asam lambung terus diproduksi, yang bisa mengiritasi dinding lambung dan menyebabkan peradangan.
-
Mengapa menahan kencing bisa menyebabkan batu ginjal? Menahan kencing dapat menyebabkan urine mengendap di kandung kemih dan menjadi lebih kental dan asam. Hal ini dapat memicu pembentukan batu ginjal, terutama yang terdiri dari kalsium, fosfat, atau asam urat.
Konstipasi ditandai dengan frekuensi buang air besar yang kurang dari tiga kali seminggu, kesulitan saat buang air besar, atau tinja yang keras. Konstipasi adalah kondisi umum yang dialami banyak orang, seringkali disebabkan oleh masalah diet, seperti kurangnya asupan serat atau cairan. Namun, bagi sebagian orang, konstipasi bisa menjadi masalah kronis, yang dapat disebabkan oleh penggunaan obat-obatan tertentu atau masalah fungsional seperti sindrom usus iritabel (IBS).
Penyebab dan Risiko Kesehatan Menahan Buang Air Besar
Dilansir dari Medical News Today, Menahan buang air besar dapat menyebabkan konstipasi. Saat seseorang menahan tinja, usus besar akan menyerap lebih banyak air dari tinja yang terakumulasi di rektum. Tinja yang kehilangan kadar air menjadi lebih keras dan sulit dikeluarkan. Dalam kasus yang lebih parah, perilaku ini dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti impaksi feses, yaitu kondisi ketika massa tinja yang keras terjebak di dalam kolon atau rektum, dan perforasi gastrointestinal, yang merupakan lubang pada dinding saluran pencernaan.
Menahan buang air besar juga dapat menyebabkan distensi rektum, yaitu peregangan yang berlebihan dari area tersebut. Jika seseorang kehilangan sensasi di rektum, suatu kondisi yang disebut hiposensitivitas rektum, mereka mungkin mengalami inkontinensia, di mana mereka tidak dapat mengendalikan buang air besar. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa beban tinja yang meningkat di kolon dapat meningkatkan jumlah bakteri dan menyebabkan peradangan jangka panjang, yang dapat meningkatkan risiko kanker usus besar.
Berapa Lama Seseorang Dapat Menahan Buang Air Besar?
Dilansir dari GI Associates, Frekuensi buang air besar bervariasi pada setiap individu. Seseorang yang hanya buang air besar tiga kali seminggu mungkin dapat menahan tinja selama satu atau dua hari tanpa masalah. Namun, bagi mereka yang memiliki kebiasaan buang air besar lebih sering, menahan tinja lebih dari sehari dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Dalam kasus ekstrem, pernah dilaporkan bahwa seorang wanita meninggal setelah tidak buang air besar selama delapan minggu, yang menyebabkan pembesaran usus dan berujung pada serangan jantung.
Mengapa Menahan Buang Air Besar Tidak Disarankan?
Meskipun kadang-kadang seseorang tidak dapat menghindari untuk menahan buang air besar, hal ini tidak disarankan. Jika terpaksa menahan, seseorang dapat mencoba untuk mengontrol otot-otot yang relevan hingga dapat pergi ke toilet. Dilansir dari Medical News Today, berikut adalah beberapa tips untuk menahan tinja:
- Relaksasikan Dinding Rektum: Mengendurkan otot ini dapat mengurangi dorongan untuk buang air besar.
- Hindari Menegangkan Perut: Tegangan pada perut dapat mendorong tinja keluar, sehingga penting untuk tetap rileks.
- Kencangkan Otot Bokong: Ini dapat membantu menjaga otot rektum tetap tegang.
- Hindari Posisi Jongkok: Berdiri atau berbaring dapat membantu menipu tubuh untuk tidak merasakan kebutuhan untuk buang air besar.
Cara Mengatasi Konstipasi
Dilansir dari Very Well Health, Bagi orang dewasa, kebiasaan menahan buang air besar mungkin tampak sepele, namun dapat berakibat serius. Konstipasi dapat diatasi dengan meningkatkan aktivitas fisik, menambah asupan serat, dan memperbanyak minum air. Obat pencahar yang dijual bebas juga dapat membantu, tetapi harus digunakan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan ketergantungan. Jika konstipasi menjadi masalah yang berulang, konsultasikan dengan dokter untuk mencari tahu penyebabnya, karena mungkin ada kondisi medis yang lebih serius yang perlu ditangani.
Penanganan Konstipasi
Sering kali, kebiasaan menahan buang air besar muncul setelah mengalami konstipasi yang menyakitkan. Namun, sebagian besar kasus konstipasi dapat diobati dengan obat-obatan yang dijual bebas. Dilansir dari GI Associates, Penting untuk mengenali penyebab konstipasi, yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:
- Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti opioid
- Hipotiroidisme
- Diabetes
- Sindrom usus iritabel (IBS)
- Kanker kolorektal (dalam kasus yang jarang)
- Divertikulitis
Jika pengobatan tidak membantu dan konstipasi terus berulang, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan. Dengan demikian, menahan buang air besar adalah kebiasaan yang harus dihindari. Penting untuk mendengarkan sinyal tubuh dan segera pergi ke toilet saat ada dorongan. Mengambil waktu untuk buang air besar dapat mencegah masalah kesehatan yang lebih serius di masa depan. Dengan kesadaran dan perhatian terhadap kesehatan pencernaan, kita dapat menjaga kesejahteraan tubuh secara keseluruhan.