Penyebab BAB Keras seperti Batu, Ketahui Cara Mengatasinya
Sembelit adalah gangguan umum yang disebabkan oleh berbagai faktor.
Sembelit adalah gangguan umum yang disebabkan oleh berbagai faktor.
Penyebab BAB Keras seperti Batu, Ketahui Cara Mengatasinya
Sembelit adalah gangguan kesehatan umum yang sering terjadi dalam sehari-hari. Kondisi ini ditandai dengan kesulitan atau ketidaknyamanan dalam proses buang air besar, yang seringkali disertai dengan tinja yang keras atau frekuensi buang air besar yang rendah.Meski umum terjadi, namun gangguan sembeli menimbulkan sensasi yang sangat tidak nyaman. Di mana gangguan ini sering menyebabkan perut kembung, terasa penuh, dan seperti banyak gas. Bukan hanya itu, kondisi ini juga kerap ditandai dengan fases yang keras seperti batu.
Jika Anda mengalami fases keras, maka perlu mengetahui berbagai penyebab BAB keras seperti batu. Ini bisa disebabkan oleh faktor kurang konsumsi serat, kurang cairan, hingga efek samping dari konsumsi obat tertentu. Dengan mengetahui penyebabnya, maka Anda bisa menghindari pemicu agar kondisi tak semakin parah.
Selain itu, penting juga untuk dipahami cara mengatasi BAB keras seperti batu dan cara pencegahannya. Berikut, kami merangkum penyebab BAB keras seperti batu dan penjelasan lengkapnya, bisa Anda simak.
Penyebab BAB Keras
Pertama, akan dijelaskan dahulu faktor apa saja yang menjadi penyebab BAB keras seperti batu.
-
Apa yang menyebabkan bakwan keras? Bila komposisi tepung beras berlebihan atau tepung terigu kurang, konsistensi bakwan jagung bisa jadi keras.
-
Apa penyebab utama batu empedu? Batu ini terbentuk oleh kombinasi dari beberapa faktor.
-
Bagaimana cara memisahkan BAB dan BAK? Harus dipisahkan dengan sebuah alat bernama pee funnel dan pee bottle.
-
Apa itu batu empedu? Batu empedu adalah endapan keras yang terbentuk di kantung empedu, organ kecil yang terletak di bawah hati.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami buang air besar (BAB) keras atau sembelit, termasuk pembentukan tinja yang keras seperti batu. Beberapa penyebab umum termasuk:
1. Kurangnya Serat dalam Diet: Diet yang rendah serat dapat menyebabkan tinja menjadi keras dan sulit untuk melewati usus. Serat membantu menambahkan volume pada tinja dan memperlancar pergerakan usus.
2. Kurangnya Asupan Cairan: Dehidrasi dapat menyebabkan tinja mengering dan sulit untuk dilewati. Penting untuk memastikan asupan cairan yang cukup sepanjang hari.
3. Kurangnya Aktivitas Fisik: Aktivitas fisik dapat merangsang peristaltik usus, yang membantu mendorong tinja melalui usus. Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan pergerakan usus yang kurang efisien.
4. Efek Samping Obat: Beberapa obat dapat menyebabkan efek samping sembelit. Misalnya, obat penghilang rasa sakit opioid sering kali dapat menyebabkan sembelit.
6. Gangguan Hormonal: Perubahan hormonal selama kehamilan atau menstruasi dapat memengaruhi pergerakan usus dan menyebabkan sembelit.
7. Kondisi Medis Lainnya: Beberapa kondisi medis, seperti hipotiroidisme atau diabetes, dapat mempengaruhi fungsi usus dan menyebabkan sembelit.
8. Penyakit Usus Besar: Beberapa penyakit usus besar, seperti kanker usus besar, dapat menyebabkan penyumbatan dan kesulitan buang air besar.
Cara Mengatasi BAB Keras
Setelah mengetahui berbagai penyebab BAB keras seperti batu, berikutnya akan dijelaskan bagaimana cara mengatasinya.
Terdapat tujuh cara alami yang dapat dilakukan untuk melancarkan BAB yang keras. Pertama, konsumsi makanan tinggi serat seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan.Kedua, minum air putih yang cukup setiap hari untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi. Ketiga, aktif bergerak dan berolahraga secara teratur untuk menjaga kesehatan pencernaan. Keempat, konsumsi yogurt atau makanan yang mengandung probiotik untuk menjaga keseimbangan bakteri dalam usus.
Kelima, hindari makanan yang dapat menyebabkan sembelit seperti makanan tinggi lemak dan tinggi gula. Keenam, jaga kebiasaan buang air besar yang teratur setiap hari.
Dan yang terakhir, cobalah teknik-teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga untuk mengurangi stres yang dapat menyebabkan sembelit.
Cara Mencegah BAB Keras
Setelah mengetahui penyebab BAB keras seperti batu, terakhir akan dijelaskan cara pencegahannya.
Agar gangguan sembelit tidak terjadi lagi, maka penting untuk mengetahui langkah pencegahan yang bisa dilakukan, yaitu sebagai berikut:
1. Konsumsi Serat: Makan makanan yang kaya serat adalah salah satu cara terbaik untuk mencegah sembelit. Serat membantu menambah volume pada tinja dan memperlancar gerakan usus. Sumber serat termasuk buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
2. Asupan Cairan yang Cukup: Minumlah banyak air setiap hari untuk mencegah dehidrasi. Cairan membantu melunakkan tinja dan memfasilitasi gerakan usus.
3. Aktivitas Fisik: Lakukan aktivitas fisik secara teratur. Berolahraga dapat merangsang peristaltik usus dan membantu memperlancar pergerakan tinja.
4. Hindari Menahan Buang Air Besar: Saat merasa ingin buang air besar, segera pergi ke toilet dan hindari menahan. Menahan dapat membuat tinja mengeras dan sulit untuk dilewati.
5. Perhatikan Diet: Hindari konsumsi makanan yang dapat menyebabkan konstipasi, seperti makanan tinggi lemak, makanan olahan, dan makanan berprotein tinggi.
6. Konsumsi Probiotik: Makan makanan yang mengandung probiotik atau mengonsumsi suplemen probiotik dapat membantu menjaga keseimbangan bakteri usus dan mendukung kesehatan pencernaan.
7. Batasi Konsumsi Makanan dan Minuman Pemicu: Beberapa orang merespon terhadap makanan tertentu atau minuman yang dapat menyebabkan sembelit, seperti produk susu, kafein, atau alkohol. Perhatikan dan batasi konsumsi bahan-bahan ini jika memungkinkan.
8. Gunakan Toilet dengan Benar: Saat duduk di toilet, pastikan kaki Anda ditempatkan pada permukaan yang mendukung kaki setinggi lutut atau sedikit lebih tinggi. Ini dapat membantu dalam melepaskan tekanan pada rektum dan mempermudah proses buang air besar.
9. Konsultasikan dengan Profesional Kesehatan: Jika Anda memiliki masalah kronis dengan sembelit, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi. Mereka dapat memberikan saran yang sesuai dengan kondisi kesehatan dan memberikan rekomendasi perubahan gaya hidup atau mungkin obat-obatan jika diperlukan.