Mengenal Penyebab Bayi Kuning, Berikut Cara Mengatasinya dengan Aman
Bayi kuning merupakan kondisi yang sering terjadi pada bayi baru lahir dan umumnya tidak berbahaya. Tanda-tanda bayi kuning mudah terlihat karena ciri khas pewarna kuning pada kulit dan juga pada bagian putih mata. Istilah medis untuk kondisi ini adalah ikterik neonatorum.
Bayi kuning merupakan kondisi yang sering terjadi pada bayi baru lahir dan umumnya tidak berbahaya. Tanda-tanda bayi kuning mudah terlihat karena ciri khas pewarna kuning pada kulit dan juga pada bagian putih mata. Istilah medis untuk kondisi ini adalah ikterik neonatorum.
Penyakit kuning ini lebih sering terjadi pada bayi yang lahir prematur dan bayi yang mengalami ketidakcukupan cairan. Penyebab bayi kuning adalah kadar bilirubin yang tinggi dalam darah. Bilirubin ini adalah pigmen kuning dalam sel darah merah. Kelebihan bilirubin terjadi karena organ hati bayi belum cukup matang untuk menyingkirkan bilirubin dalam aliran darah. Seiring dengan berkembangnya fungsi organ hati bayi dan mulai meningkatnya asupan bayi, penyakit kuning akan berangsur hilang dengan sendirinya.
-
Apa saja penyebab kepala bayi peyang? Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kepala bayi peyang, antara lain: 1. Persalinan yang Panjang atau Sulit Jika proses persalinan panjang atau sulit, bayi dapat mengalami tekanan yang lebih lama pada kepala, meningkatkan risiko kepala bayi menjadi peyang. 2. Posisi Bayi Jika bayi menghadap ke bawah atau posisinya tidak ideal, misalnya posisi bokong (sungsang), kepala bayi cenderung mengalami tekanan yang tidak simetris saat melewati jalan lahir, yang dapat menyebabkan kepala bayi peyang. 3. Faktor Fisik Beberapa bayi mungkin memiliki struktur tulang tengkorak yang lebih lembut atau rentan terhadap perubahan bentuk kepala, yang dapat menjadi faktor penyebab kepala bayi peyang.
-
Apa saja penyebab biang keringat pada bayi? Biang keringat pada bayi disebabkan oleh penyumbatan atau iritasi kelenjar keringat. Berikut adalah beberapa penyebab biang keringat pada bayi: 1. Pakaian yang Tidak SesuaiPakaian yang terlalu tebal atau ketat dapat menyebabkan kelenjar keringat tertutup dan memicu biang keringat.2. Cuaca Panas atau LembapPada kondisi cuaca panas atau lembap, bayi dapat berkeringat lebih banyak, dan kelenjar keringat lebih mudah tersumbat.3. Penggunaan Produk yang Mengandung Bahan KimiaPenggunaan sabun, losion, atau bedak yang mengandung bahan kimia keras dapat mengiritasi kulit dan menyebabkan penyumbatan kelenjar keringat. 4. Aktivitas BerlebihanBayi yang terlalu aktif atau mengalami kelelahan dapat berkeringat lebih banyak, meningkatkan risiko biang keringat.5. Faktor GenetikBeberapa bayi mungkin lebih rentan terhadap biang keringat karena faktor genetik atau keturunan.6. Kondisi MedisBeberapa kondisi medis tertentu, seperti demam atau penyakit yang menyebabkan peningkatan suhu tubuh, dapat memicu keringat berlebih dan biang keringat.
-
Bagaimana cara agar badan bayi padat dan sehat? Untuk membantu bayi mendapatkan tubuh yang padat dan sehat, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh orang tua atau pengasuh: Berikan Asupan Nutrisi yang Cukup dan Seimbang: Pastikan bayi mendapatkan asupan nutrisi yang cukup sesuai dengan usianya.
-
Apa yang bisa melindungi bayi dari penyakit? Air susu ibu merupakan makanan utama bayi dan bisa memberi perlindungan optimal dari sejumlah penyakit.
-
Kenapa biang keringat sering terjadi pada bayi? Kelenjar keringat pada bayi belum sepenuhnya berkembang, sehingga lebih rentan terhadap penyumbatan yang dapat terjadi ketika bayi berkeringat lebih banyak, terutama pada cuaca panas atau lembap.
-
Kapan bayi terlilit tali pusar dapat membahayakan keselamatannya? Sementara itu, tali pusar yang berbahaya adalah tali pusar yang melilit dengan daya lilit kencang.Jika lilitan kencang ini tidak segera dilepas, ini bisa membuat bayi sesak nafas bahkan kehilangan nyawa.
Pada kebanyakan bayi, penyakit kuning ini tidak memerlukan perawatan khusus dan akan hilang dengan sendirinya sekitar 2-3 minggu setelah lahir. Lebih jauh berikut ini informasi mengenai penyebab bayi kuning berikut cara mengatasinya dengan aman telah dirangkum merdeka.com melalui liputan6.
Penyebab Bayi Kuning
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penyebab bayi kuning adalah kelebihan bilirubin. Bilirubin merupakan pigmen kuning sel darah merah. Bilirubin adalah produk limbah, diproduksi ketika sel darah merah dipecah. Biasanya zat ini akan rusak di hati dan dikeluarkan dari tubuh di tinja.
Bayi yang masih di dalam kandungan memiliki hemoglobin yang berbeda. Saat lahir, hemoglobin ini dipecah dengan cepat, menghasilkan kadar bilirubin yang lebih tinggi. Bilirubin harus disaring keluar dari aliran darah oleh hati dan dikirim ke usus untuk diekskresi.
Namun, pada bayi, hati belum sepenuhnya berkembang dan tidak dapat menyaring bilirubin secepat yang diproduksi. Ini yang menyebabkan warna kuning pada kulit dan mata. Penyakit kuning karena kondisi bayi baru lahir yang normal ini disebut penyakit kuning fisiologis, dan biasanya muncul pada hari kedua atau ketiga kelahiran.
Penyebab bayi kuning bisa dipicu oleh suatu gangguan yang mendasarinya. Tes tambahan mungkin diperlukan untuk melihat apakah penyebab bayi kuning adalah kondisi yang mendasarinya. Beberapa kasus penyebab bayi kuning yang parah terkait dengan gangguan atau penyakit yang mendasarinya.
Berikut beberapa penyakit atau kondisi yang dapat menjadi penyebab bayi kuning:
- Pendarahan internal
- Infeksi dalam darah bayi
- Kerusakan hati
- Kekurangan enzim
- Kelainan sel darah merah bayi
- Saluran empedu atau usus tersumbat
- Hipotiroidisme - kelenjar tiroid yang kurang aktif
- Hepatitis - peradangan hati
- Hipoksia - kadar oksigen rendah
- Beberapa infeksi, termasuk sifilis dan rubela
Gejala Penyakit Kuning
Kulit dan bagian putih mata yang menguning merupakan tanda utama penyakit kuning pada bayi. Kondisi ini biasanya muncul antara hari kedua dan keempat setelah lahir. Kadar bilirubin biasanya memuncak antara 3 hingga 7 hari setelah lahir. Kondisi ini biasanya dimulai di kepala dan menyebar ke dada, perut, lengan, dan kaki.
Untuk memeriksa penyakit kuning pada bayi, tekan lembut pada dahi atau hidung bayi. Jika kulit terlihat kuning di tempat menekan, kemungkinan bayi memiliki penyakit kuning ringan. Jika bayi tidak memiliki penyakit kuning, warna kulit seharusnya terlihat sedikit lebih terang dari warna normal sejenak.
Gejala penyakit kuning bayi juga dapat meliputi kantuk, tinja pucat, dan urin gelap. Gejala penyakit kuning bayi yang parah meliputi perut atau tungkai kuning, kantuk, ketidakmampuan untuk menambah berat badan, nafsu makan yang buruk, dan lebih sensitif.
Cara Mengatasinya
Kebanyakan bayi kuning fisiologis tidak perlu terapi dan akan membaik dengan sendirinya. Namun, apabila bayi kuning menyebar ke bagian dada atau perut, dokter spesialis anak akan melakukan pengecekan pada kadar bilirubin bayi. Keputusan untuk sampai dilakukan terapi, berdasarkan pada kadar bilirubin dan maturitas bayi. Keputusan ini sebaiknya dibuat dengan bantuan dokter spesialis anak.
Bukan hanya itu, pemberian minum ASI juga harus dilakukan sesering mungkin (antara 8-12 kali sehari). Pasalnya pemberian ASI yang rutin dipercaya dapat membantu bayi mengeluarkan bilirubin dari tubuh dan mencegahnya mengalami dehidrasi. Bila bayi belum dapat minum ASI, berikan saja susu formula sebanyak 30-60 mililiter setiap 2-3 jam untuk minggu pertama.
Jika kondisi bayi kuning lebih berat, maka bayi mungkin membutuhkan terapi lainnya seperti fototerapi. Jenis terapi ini menggunakan cahaya untuk mencegah bilirubin pada tubuh bayi. Melalui fototerapi ini, bayi diletakkan pada tempat tidur khusus di bawah cahaya spectrum biru menggunakan popok saja dan mengenakan kacamata pelindung khusus. Selimut khusus mungkin juga diletakkan di bawah bayi.
Biasanya fototerapi membutuhkan rawat inap di rumah sakit dan bayi prematur mungkin membutuhkan terapi lebih agresif lagi dibandingkan pada bayi yang lahir cukup bulan. Bayi dengan sakit kuning saat lahir memang terlihat mengkhawatirkan, karena dari segi fisiknya, kulit tubuhnya akan menjadi berwarna kuning. Namun bila menemukan anak yang terkena sakit kuning, segeralah untuk berkonsultasi apa yang perlu diketahui dan lakukan dengan dokter spesialis anak.