Mengenang 29 Oktober 2018 : Peristiwa Jatuhnya Lion Air JT 610 di Laut Jawa
Peranan dan fungsi transportasi udara bagi Indonesia mempunyai posisi strategis ditinjau dari berbagai aspek. Transportasi udara merupakan satu-satunya alternatif yang cepat, efisien dan ekonomis bagi pengangkutan antara pulau dan antar daerah, terutama antar daerah terpencil di pulau-pulau besar luar Jawa.
Peranan dan fungsi transportasi udara bagi Indonesia mempunyai posisi strategis ditinjau dari berbagai aspek. Transportasi udara merupakan satu-satunya alternatif yang cepat, efisien dan ekonomis bagi pengangkutan antara pulau dan antar daerah, terutama antar daerah terpencil di pulau-pulau besar luar Jawa. Di samping itu transportasi udara juga merupakan sarana penting bagi pengembangan perdagangan, ekonomi dan industri pariwisata di Indonesia sebagai negara yang kaya akan budaya dan tradisi.
Namun, sayangnya memilih pesawat sebagai alat transportasi masih menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian orang mengingat cukup seringnya terjadi kecelakaan pesawat. Seperti yang terjadi pada 2018 silam saat pesawat Lion Air JT 610 jatuh di Laut Jawa. Pesawat tersebut hilang dari layar radar pengatur lalu lintas udara setelah terbang dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten menuju Pangkal Pinang, Bangka Belitung pada 29 Oktober lalu sekitar pukul 06.32 WIB.
-
Bagaimana cara Lion Air merawat pesawatnya? Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro mengungkapkan, Batam Aero Technic (BAT) menjalankan proses MRO secara transparansi dan kepatuhan terhadap standar internasional. Setiap pesawat diperlakukan (penanganan) penuh perhatian dan ketelitian, mengikuti regulasi yang ketat industri penerbangan.
-
Apa saja jenis perawatan yang dilakukan pada pesawat Lion Air? Berbagai jenis pemeriksaan perawatan dan perbaikan pesawat terbang yang dilakukan di bengkel atau di bandar udara (line maintenance) Pemeriksaan harian yang dilakukan sebelum dan sesudah pesawat terbang beroperasi, seperti sebelum keberangkatan (preflight check/ inspection), transit check dan daily inspection.
-
Kenapa pesawat Lion Air masuk bengkel? Pesawat memasuki bengkel atau hanggar untuk menjalani proses Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) karena alasan krusial yang berkaitan dengan keamanan, kinerja, dan keandalan pesawat.
-
Kapan Hari Air Sedunia diperingati? Hari Air Sedunia adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22 Maret untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan keberlanjutannya.
-
Kenapa Hari Air Sedunia penting? Peringatan ini menyoroti tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia dalam hal krisis air, termasuk polusi air, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan akses terhadap air bersih.
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
Tepat tiga tahun lalu peristiwa naas tersebut menimpa 189 orang yang berada di pesawat tersebut dan dinyatakan meninggal dunia. Sudah barang tentu hal tersebut menjadi pengingat kembali untuk sektor penerbangan negeri ini agar selalu melakukan perbaikan demi keamanan dan kenyamanan bersama. Lebih jauh berikut ini informasi lengkap mengenai peristiwa jatuhnya Lion Air JT 610pada 29 Oktober 2018 di Laut Jawa yang telah dirangkum merdeka.com melalui liputan6.
Kronologi Jatuhnya Lion Air JT 610 di Laut Jawa
Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang, Senin pagi dikabarkan mengalami hilang kontak. Di mana posisi terakhir pesawat terpantau berada di Tanjung Karawang, Jawa Barat. Berdasarkan informasi yang didapat pesawat JT 610 take off dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pukul 06.20 WIB dan dijadwalkan mendarat di Pangkal Pinang pukul 07.20 WIB.
Penerbangan pesawat tersebut dipimpin oleh Kapten Pilot B. Suneja, didampingi Co Pilot Harvino dan lima orang pramugari atas nama Shintia Melina, Citra Novita Anggelia Putri, Alfiani Hidayatul Solikah, Fita Damayanti Simarmata dan Mery Yulianda.
Pesawat Lion Air JT 610 jenis Boeing 737-800 ini dilaporkan hilang kontak sekitar pukul 6.33 WIB dan terakhir kali melakukan kontak dengan ATC (Air Traffic Control) sesaat setelah lepas landas dan terpantau berada di sekitar Tanjung Karawang.
Saat kejadian, pilot pesawat sempat melaporkan adanya beberapa gangguan pada kendali pesawat, indikator ketinggian, dan indikator kecepatan. Pesawat akhirnya jatuh di perairan Laut Jawa tepatnya di Tanjung Karawang, Jawa Barat dan seluruh penumpang serta awak pesawat tidak ada yang selamat. Terdiri dari 179 penumpang dewasa, 1 penumpang anak, 2 bayi, 2 pilot, 5 kru.
Penyebab Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membeberkan kronologi kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 berdasarkan hasil investigasi akhir selama setahun.
Saat kejadian, pilot pesawat sempat melaporkan adanya beberapa gangguan pada kendali pesawat, indikator ketinggian, dan indikator kecepatan. Kerusakan indikator kecepatan dan ketinggian di pesawat PK-LQP terjadi pertama kali pada tanggal 26 Oktober 2018 dalam penerbangan dari Tianjin, China ke Manado, Indonesia. Setelah beberapa kali perbaikan pada kerusakan yang berulang, pada tanggal 28 Oktober 2018 Angle of Attack (AOA) sensor kiri diganti di Denpasar, Bali.
AOA sensor kiri yang dipasang mengalami deviasi sebesar 21 0 yang tidak terdeteksi pada saat diuji setelah dipasang. Deviasi ini mengakibatkan perbedaan penunjukan ketinggian dan kecepatan antara instrumen kiri dan kanan di cockpit, juga mengaktifkan stick shaker dan Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) pada penerbangan dari Denpasar ke Jakarta. pilot berhasil menghentikan aktifnya MCAS dengan memindahkan Stab Trim switch ke posisi Cut Out (mati/ tidak aktif).
Setelah mendarat di Jakarta, pilot melaporkan kerusakan yang terjadi namun tidak melaporkan stick shaker (guncangan kendali pilot) dan pemindahan Stab Trim ke posisi Cut Out. Lampu peringatan AOA Disagree tidak tersedia, sehingga pilot tidak melaporkannya. Masalah yang dilaporkan ini hanya dapat diperbaiki menggunakan prosedur perbaikan AOA Disagree.
Pada 29 Oktober 2018 pesawat kembali beroperasi dari Jakarta ke Pangkal Pinang. Kotak hitam Flight Data Recorder (FDR) merekam kerusakan yang sama terjadi pada penerbangan ini. Pilot melaksanakan prosedur non-normal untuk IAS Disagree, namun tidak mengenali kondisi runaway stabilizer.
Beberapa peringatan, berulangnya aktivasi MCAS dan padatnya komunikasi dengan ATC berkontribusi pada kesulitan pilot untuk mengendalikan pesawat. MCAS adalah fitur yang baru ada di pesawat Boeing 737-8 (MAX) untuk memperbaiki karakteristik angguk (pergerakan pada bidang vertikal) pesawat pada kondisi flap up, manual flight (tanpa auto pilot) dan AOA tinggi.
Proses investigasi menemukan bahwa desain dan sertifikasi fitur ini tidak memadai, juga pelatihan dan buku panduan untuk pilot tidak memuat informasi terkait MCAS. Pada 10 Maret 2019, kecelakaan serupa terjadi di Ethiopia melibatkan pesawat Boeing 737-8 (MAX) yang mengalami kerusakan AOA sensor.