Penyebab Bullying pada Anak, Cegah Sedini Mungkin
Kekerasan merupakan suatu hal yang paling banyak ditakuti oleh manusia. Baik kekerasan langsung maupun tidak langsung, baik kekerasan verbal maupun non verbal. Kekerasan dapat terjadi pada siapa pun termasuk pada anak-anak. Beberapa waktu belakangan peristiwa bullying pada anak semakin marak terjadi.
Kekerasan merupakan suatu hal yang paling banyak ditakuti oleh manusia. Baik kekerasan langsung maupun tidak langsung, baik kekerasan verbal maupun non verbal. Kekerasan dapat terjadi pada siapa pun termasuk pada anak-anak.
Beberapa waktu belakangan peristiwa bullying pada anak semakin marak terjadi. Bullying sendiri merupakan sebuah situasi di mana terjadi penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang.
-
Apa dampak utama dari bullying pada anak? Dampak bullying pada anak yang paling signifikan adalah penurunan harga diri. Pelecehan, penghinaan, dan pengucilan yang terus menerus dapat menyebabkan perasaan tidak berharga dan tidak mampu.
-
Apa saja contoh tindakan bullying yang dilakukan anak dan remaja? Mereka mungkin melecehkan atau mengolok orang lain dalam upaya untuk menonjol di antara teman-teman mereka.
-
Bagaimana bullying tersebut terjadi? Dalam video tampak korban, AY (14), tak bisa berbuat apa-apa saat menjadi sasaran teman-teman sekelasnya. Dia dimaki dengan kata-kata kasar menggunakan bahasa setempat oleh para pelaku. Korban juga dipaksa sujud dan mencium kaki pelaku. Kepalanya didorong ke bawah oleh salah satu pelaku, sementara pelaku lain tertawa. Kemudian pelaku lain sengaja mendorong temannya dengan tujuan menimpa badan korban. Saat rambut korban berantakan, pelaku memaksanya berkaca ke layar ponsel.
-
Apa yang dimaksud dengan bullying? Bullying atau perundungan salah satu masalah sosial yang kerap terjadi di lingkungan sekolah, tempat kerja hingga dunia maya.
-
Mengapa anak yang di-bully sering merasa terisolasi? Korban bullying sering mengalami gejala fisik seperti sakit kepala, sakit perut, dan insomnia. Stres dan ketakutan yang terkait dengan bullying dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga anak-anak lebih rentan terhadap penyakit.
Bentuk paling umum terjadi pada kasus bullying pada anak adalah pelecehan verbal, yang bisa datang dalam bentuk ejekan, menggoda atau meledek seseorang. Pada mulanya kekerasan verbal tetapi jika tidak segera ditindak lanjuti dengan benar maka dapat memicu munculnya perlakuan yang lebih berbahaya seperti pelecehan secara fisik.
Ada banyak faktor penyebab bullying pada anak salah satunya datang dari faktor keluarga. Anak yang tumbuh dan berkembang di dalam keluarga yang kurang harmonis, orang tua yang terlalu emosional dan kurangnya perhatian orang tua terhadap anak dapat menyebabkan timbulnya perilaku menyimpang salah satunya bullying.
Untuk mencegah perilaku bullying pada anak, penting bagi kita untuk mengetahui penyebabnya sedini mungkin. Berikut informasinya telah dirangkum merdeka.com melalui liputan6.com dan eprints.ums.ac.id.
1. Faktor Keluarga
ilustrasi keluarga ©mybank4.me
Penyebab bullying pada anak yang pertama datang dari faktor keluarga. Anak yang tumbuh dan berkembang di dalam keluarga yang kurang harmonis, orang tua yang terlalu emosional dan kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya dapat menyebabkan timbulnya perilaku menyimpang salah satunya perilaku bullying.
Orang tua yang terlalu sibuk dan kurang mencurahkan perhatian anak dapat menyebabkan sosialisasi tidak sempurna pada anak. Anak yang mengalami sosialisasi tidak sempurna ini berkemungkinan memiliki perilaku menyimpang.
Anak bisa menjadi pelaku bullying di antaranya karena kemampuan adaptasi yang buruk, pemenuhan eksistensi diri yang kurang, harga diri yang rendah, adanya pemenuhan kebutuhan yang tidak terpuaskan di aspek lain dalam kehidupannya. Bahkan bisa jadi pelaku ini juga merupakan korban bullying sebelumnya.
2. Faktor Teman Sebaya
©Shutterstock/Dmitriy Shironosov
Salah satu faktor yang sangat besar dari perilaku bullying pada remaja disebabkan oleh teman sebaya yang memberikan pengaruh negatif dengan cara memberikan ide baik secara aktif maupun pasif bahwa bullying tidak akan berdampak apa-apa dan merupakan suatu hal yang wajar dilakukan. Padahal hal tersebut jelas-jelas salah dan merugikan orang lain.
3. Faktor Media Massa
©2014 Merdeka.com
Anak-anak maupun remaja merupakan kelompok yang paling mudah untuk dipengaruhi, sebab mereka sedang mencari jati diri sehingga mereka sangat mudah meniru atau mencontoh apa yang dilihat. Seperti pada film atau sinetron yang berisi adegan kekerasan dan sebagainya.
Media massa lain yang sedang banyak digandrungi anak-anak hingga remaja adalah internet dan media sosial. Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial memiliki peran yang besar dalam kehidupan seseorang. Faktanya banyak dari para pelaku bullying yang senang bermain sosial media seperti Facebook, Instagram, Tiktok, maupun Youtube.
Maka dari itu penting untuk mendampingi dan memberikan pengertian pada anak-anak mengenai pentingnya menyaring informasi yang beredar di jagat maya agar tidak mudah termakan hoax apalagi dengan mudah menerimanya mentah-mentah.