Tanah Longsor hingga Ponpes Roboh, Ini 4 Kabar Terbaru Bencana di Jawa Barat
Bencana alam tanah longsor terjadi di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Sabtu (9/1/2021) menyebabkan 29 warga meninggal dunia. Pada Minggu (17/1), sebuah pondok pesantren di Cianjur roboh. Ini 4 kabar terbaru bencana di Jawa Barat.
Bencana alam tanah longsor terjadi di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Sabtu, 9 Januari 2021. Selanjutnya, pada Minggu (17/1/2021), tim pencarian dan penyelamatan (SAR) gabungan masih mencari 11 orang yang diduga tertimbun longsoran tanah.
Sampai Minggu pukul 09.30 WIB, ada 29 warga yang meninggal dunia akibat bencana tanah longsor di Desa Cihanjuang. Sebagaimana disampaikan Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Bandung Deden Ridwansyah.
-
Kapan Jalur Pantura Jawa Barat mulai ramai pemudik motor? Sudah Ada Beberapa yang Mudik Saat kreator tersebut melalui Jalur Pantura, beberapa pemudik mulai terlihat di satu pekan jelang lebaran. Mereka sudah mulai pulang ke kampung halaman denga menggunakan sepeda motor.
-
Apa yang dimaksud dengan pepatah Jawa "Mikul dhuwur mendhem jero"? "Mikul dhuwur mendhem jero" berarti seorang anak yang menjunjung tinggi derajat orang tua, atau anak yang selalu menghormati orang tua. Makna dari pepatah ini adalah bahwa seorang anak harus selalu menghargai jasa orang tua dan berusaha untuk selalu membanggakan mereka.
-
Kapan pantun Jawa lucu populer? Pantun adalah bentuk puisi lama yang sangat populer dalam kesusastraan Nusantara.
-
Apa itu Jeep? Jeep adalah merek mobil yang sering dikaitkan dengan SUV premium. Selain memiliki desain mewah, tetapi juga dilengkapi dengan fitur-fitur modern dan mesin yang sangat kuat.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan pepatah Jawa "Anak polah bapa kepradah" berlaku? Tingkah laku anak mempunyai imbas bagi orang tua, tingkah laku anak yang buruk orang tua ikut terdampak buruk, begitu pula sebaliknya, jika perilaku anak baik, orang tua pun akan ikut terdampak baik.
"Pada Sabtu (16/1) ditemukan empat orang meninggal dunia, sehingga jumlah orang yang meninggal dunia 29 orang, jumlah dalam pencarian 11 orang," ujar Deden, dikutip dari Antara (17/1/2021).
Proses Pencarian Korban
Berdasarkan keterangan Deden, sebelas warga yang masih dicari keberadaannya terdiri atas lima perempuan, lima laki-laki, dan satu orang yang belum diketahui identitasnya.
Kebanyakan dari mereka tinggal di daerah terdampak longsor di Desa Cihanjuang, sementara dua orang di antaranya diketahui berasal dari daerah Cibitung. Petugas SAR melakukan pencarian di empat sektor untuk menemukan korban tanah longsor.
Diketahui, tanah longsor terjadi pada Sabtu (9/1) sekitar pukul 15.00 WIB, saat desa tersebut diliputi hujan deras. Tanah longsor kembali terjadi di daerah itu sekitar pukul 19.30 WIB. Selain merenggut korban jiwa, bencana alam tersebut juga menyebabkan kerusakan rumah warga.
Pondok Pesantren Roboh
Sementara itu, petugas gabungan BPBD Cianjur, Jawa Barat, menghentikan pencarian korban robohnya bangunan Pondok Pesantren Al Madaroh di Desa Batulawang, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Robohnya bangunan tersebut menyebabkan 11 orang santri mengalami luka-luka akibat tertimpa bangunan.
"Informasi masih ada satu orang yang belum ditemukan, namun hingga batas waktu pencarian pukul 24.00 WIB, petugas tidak menemukan tanda-tanda masih ada korban di dalam bangunan yang roboh diduga karena kelebihan beban akibat pondasi yang kurang kokoh," ujar Sekretaris BPBD Cianjur, Irfan Sopyan di lokasi Minggu dinihari.
Korban Tertimpa Bangunan
Menurut Irfan, per Sabtu (16/1/2021) ada 65 santri yang sudah masuk ke ponpes. Sebanyak sebelas di antaranya mengalami luka-luka akibat tertimpa bangunan yang roboh dan sempat mendapat pertolongan medis di RSUD Cimacan.
Tujuh orang di antaranya sudah kembali ke ponpes, sementara empat orang santri lainnya masih menjalani perawatan. Sedangkan 54 orang santri lainnya sudah dievakuasi ke sejumlah tempat di lingkungan ponpes. Pihak BPBD Cianjur akan memastikan apakah seluruh santri selamat atau masih ada yang tertimbun.
"Informasinya masih ada yang tertimbun, namun apakah itu santri atau keluarga santri yang menginap, masih simpang siur. Untuk data sementara seluruh santri yang sudah melapor dan datang hari ini ke ponpes sebanyak 65 orang," ujarnya.
Pencarian Dihentikan
Petugas gabungan melanjutkan pencarian hari Minggu guna memastikan ada atau tidaknya korban di bawah reruntuhan bangunan ponpes tersebut. Sebelumnya, pada Sabtu pencarian dihentikan pukul 24.00 WIB. Saat itu, petugas tidak menemukan tanda-tanda masih adanya korban di dalam reruntuhan.
"Karena malam semakin larut dan petugas untuk masuk ke dalam reruntuhan sangat rawan, ditambah penerangan yang minim. Pencarian dihentikan dan akan dilanjutkan pagi pukul 8.00 WIB. Harapan kami sudah tidak ada korban di dalam reruntuhan," pungkasnya.