Viral, Begini Keseharian Anak Muda yang Jadi Abdi Dalem Keraton Surakarta
Hingga kini Keraton Surakarta pun memiliki banyak abdi dalem. Belum lama ini, salah satu anak muda yang juga menjadi abdi dalem di keraton Surakarta mengunggah kesehariannya hingga videonya viral di media sosial.
Indonesia telah lama dikenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam maupun adat dan budaya. Memiliki ribuan pulau, hampir di setiap daerah di Indonesia memiliki adat dan budaya yang berbeda.
Salah satu daerah yang masih menjunjung tinggi adat dan budaya adalah Surakarta. Seperti Daerah Istimewa Yogyakarta, Surakarta juga memiliki keraton yang kerap disebut dengan Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
-
Kapan uji coba Transjakarta rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta dilakukan? Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
-
Kapan jalur kereta api Jogja-Bantul ditutup? Karena kalah bersaing dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum, PJKA akhirnya menutup jalur tersebut pada tahun 1973.
-
Apa yang di bangun oleh Staatsspoorwegen (SS) di Yogyakarta untuk menghubungkan jalur kereta api Batavia-Surabaya? Di wilayah Yogyakarta, mereka perlu membangun beberapa jembatan untuk jaringan jalur kereta api itu. Salah satu jembatan kereta api terbilang unik. Selain membentang di atas sebuah sungai, jembatan ini juga membentang di atas jalur kereta api milik perusahaan kereta api Belanda lainnya bernama Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) yang menghubungkan Semarang-Solo-Yogyakarta.
-
Kapan trem di Jakarta digantikan oleh bus Robur sebagai alat transportasi utama? Saat itu, bus ini perlahan-lahan ditambah armadanya sebelum akhirnya dijadikan transportasi umum utama, setelah trem dimatikan dengan alasan merusak wajah Jakarta.
-
Siapa yang membongkar jalur kereta api Jogja-Bantul? Pada tahun 1943, pekerja Romusha Jepang membongkar jalur kereta api untuk segmen Palbapang-Sewugalur untuk pembangunan jalur kereta api di tempat lain dan mengubah jalur Yogyakarta-Palbapang dari lebar sepur 1.435 mm menjadi 1.067 mm.
-
Mengapa jalur kereta api Kedungjati-Ambarawa-Magelang-Yogyakarta ditutup? Jalur kereta api Kedungjati-Ambarawa-Magelang-Yogyakarta dulunya merupakan jalur strategis militer Hindia Belanda. Namun sejak tahun 1976, jalur kereta api itu ditutup.
Hingga kini Keraton Surakarta pun memiliki banyak abdi dalem. Belum lama ini, salah satu anak muda yang juga menjadi abdi dalem di keraton Surakarta mengunggah kesehariannya hingga videonya viral di media sosial.
Berikut ulasan selengkapnya.
Pakai Ageman Jawi Lengkap
©2023 Merdeka.com/tiktok @heydiko
Pagi hari sebelum memulai kegiatan sebagai abdi dalem, anak muda bernama Diko ini pun bersiap. Ia memakai 'ageman Jawi lengkap' satu per satu sesuai dengan urutan yang semestinya. Hal ini harus dilakukan sesuai urutan yang sudah ditentukan.
Kumpul dengan Pakasa
©2023 Merdeka.com/tiktok @heydiko
Usai selesai memakai pakaian, ia pun bergegas ke Pura Mangkunegaran untuk berkumpul bersama Pakasa yang lain. Pakasa sendiri merupakan Paguyuban Kawula Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Kali ini, mereka memperingati HUT Pakasa yang ke-91.
Memasuki Area Keraton
©2023 Merdeka.com/tiktok @heydiko
Usai para abdi dalem berkumpul, mereka pun berjalan menuju area keraton. Mereka melewati gerbang utama yang tampak teduh dan sakral dengan banyaknya pepohonan besar. Mereka pun disambut oleh prajurit 'bregodo' dan pentas seni serta pertunjukan. Mereka lantas berkumpul di Sasana Sumewa.
Dihadiri Banyak Raja
©2023 Merdeka.com/tiktok @heydiko
Acara ini juga dihadiri 12 kerajaan di Nusantara dengan 5 raja yang duduk bersama. Acara pun ditutup dengan 'Caos'. Saat memasuki keraton untuk 'Caos', mereka wajib melepas sandal atau pun selop yang dipakai. Namun jika memakai sepatu, mereka boleh tetap memakainya.
Pesan untuk Generasi Muda
©2023 Merdeka.com/tiktok @heydiko
Saat memasuki keraton, terdapat pohon sawo kecik yang sudah berusia ratusan tahun. Mereka lalu duduk untuk melakukan 'Caos' atau betuk penghormatan dan bakti kepada 'Sinuhun Ingkang Jumeneng'.
Diko dan saudaranya ini pun meninggalkan pesan untuk anak muda agar tetap melestarikan budaya di daerah masing-masing.