4 Momen Ahok bilang pertaruhkan nyawa dan tak takut mati
Ahok memang tipikal pria yang keras.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama ( Ahok ) memang tipikal pria yang keras. Bahkan tak jarang, kata pertaruhkan nyawa atau tak takut mati kerap terucap dari mulut mantan Bupati Belitung Timur ini.
Dari sekian data yang dikumpulkan merdeka.com, Ahok berani mengucapkan kata-kata pamungkas terebut demi mengubah Jakarta yang dipimpinnya. Dia tak takut dengan ancaman-ancaman yang sering diterimanya untuk mencoba membenahi Ibu Kota.
Berikut empat momen Ahok bilang pertaruhkan nyawa dan tak takut mati:
-
Apa yang dirayakan oleh Ahok dan Puput? Ahok dan Puput merayakan ulang tahun putri mereka dengan acara yang sederhana, namun dekorasi berwarna pink berhasil menciptakan atmosfer yang penuh semangat.
-
Apa yang ingin ditampilkan film tentang Ahok? Dalam cerita ini, kita akan melihat bagaimana Ahok menjadi sosok yang kita kenal sekarang dan hubungannya dengan ayahnya, Kim Nam, seorang pengusaha tambang di Belitung Timur.
-
Bagaimana Ahok terlihat dalam fotonya saat kuliah? Tampak pada foto, Ahok tengah bergaya bersama teman-temannya saat awal masa kuliah di Trisakti.
-
Bagaimana Ahok memulai karier politiknya? Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
-
Siapa yang membiayai kehidupan Ahok ketika ia tinggal di Jakarta? Keluarga Misribu-lah yang membiayai hidup Ahok selama di Jakarta.
-
Kenapa Ahok merasa prihatin dengan nasib generasi muda? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
Saat ditanya siswa SMP soal program Pemprov DKI
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama hari ini, Kamis (28/11) mengadakan pertemuan dengan pelajar dari SMP Bakti Mulya, Jakarta Selatan di Balai Kota DKI Jakarta. Dalam kesempatan ini, seorang siswa menanyakan program kerja apa yang paling beresiko bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Mendengar pertanyaan itu, Ahok berdiri dan menjawab, "Tidak ada dalam program pemerintah. Kalau resiko proyek biasa-biasa saja."
Namun, mantan Bupati Belitung Timur ini melanjutkan, walaupun program biasa saja, tetapi hasil dari kebijakan Pemprov taruhannya adalah nyawa. Bagaimana tidak? Keputusan yang diambil pasti mengenai kepentingan banyak orang.
"Yang ada nyawa taruhannya. Karena keputusan yang diambil adalah mengenai kepentingan banyak orang. Mulai dari pejabat hingga orang kecil," ujarnya.
Sebagai contoh, ayah tiga anak ini mengambil kasus penertiban pedagang Tanah Abang. Oleh karena itu, ayah tiga anak melanjutkan Pemprov selalu berhati-hati dan bertahap setiap akan mengambil kebijakan.
"Yang ambil eksekusi itu kita, dan ini menyangkut orang banyak," tandasnya.
Diteror dan diancam karena watak keras
Saat menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku sering kali menerima teror bahkan ancaman mati dari beberapa orang yang tidak dikenalnya. Meski terlihat tegas dan memiliki watak yang keras, Ahok mengaku dirinya juga takut menghadapi teror tersebut.
"Saya sebenarnya juga takut, makanya saya mengasuransikan diri saya. Kalau saya mati apa yang saya wariskan nanti," kata Ahok saat memberikan kuliah umum di SMU Kanisius, Jakarta Pusat, Sabtu (21/9).
Ahok mengaku, pernah membicarakan hal ini kepada sang istri, Veronica Tan terkait banyaknya ancaman tersebut. Ahok pun menegaskan pada Veronica jika dia mati, sang istri tak perlu khawatir karena akan menjadi janda kaya nantinya.
"Istri saya pernah bilang, kalau kamu mati, saya jadi janda kaya, memang kamu punya apa? Ya saya bilang, karena tidak ada apa-apa, makanya asuransi, jadi ada sedikit," candanya disambut tawa seisi ruangan.
Ditambahkan, mantan Bupati belitung ini, meski banyak teror yang datang dia mengaku tidak takut untuk tetap maju meneruskan perjuangannya hingga masa akhir jabatannya di tahun 2017 mendatang. Bahkan Ahok menegaskan tidak takut untuk tak terpilih lagi pada Pilkada 2017 mendatang.
"Indonesia merdeka karena ada yang rela mati mengorbankan diri demi orang lain. Kalau memang saya tetap ditakdirkan dengan Pak Jokowi, kami juga tak takut tak terpilih lagi di periode selanjutnya," tegas pria kelahiran Belitung 47 tahun silam ini.
Saat diingatkan siswa Sispimti
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) usai bertemu dengan Sekolah Staf dan Pimpinan Perwira Tinggi (Sispimti) Polri mengaku ada salah satu siswa Sispimti yang menyeletuk dirinya terlalu pemberani. Namun, politisi Gerindra ini justru mengatakan 24 tahun dia memang pemuda pemberani dan sekarang sudah tidak lagi.
"Saya bilang, pak saya ini bukan pemberani, pak. Semua orang takut mati, pak. Cuma saya ini udah lewat takutnya pak. Kalau saya takut mati ya tidak memungkinkan saya hidup lebih lama," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Jumat (8/3).
Mantan anggota DPRD Belitung Timur ini mengaku banyak teman-temannya yang mengingatkan atas keberaniannya nanti akan dibunuh oleh orang sewaktu-waktu. Namun, begitu, ada satu temannya yang justru bilang jangan takut karena tiap orang pasti ditakdirkan untuk mati.
"Yang kedua itu saya berani karena banyak teman-teman yang khawatir, banyak teman-teman yang eh hati-hati lu jangan macem-macem nanti banyak yang ancem bunuh, eh temen yang satu lagi bilang enggak usah takut semua orang pasti mati. Kalo lu mati sekarang lu udah ngetop, nama lu udah dicatat, lu mati dibunuh karena dibela rakyat, ya lu untung, jadi saya kira bener juga, mati pun untung,"terangnya.
Suami dari Veronica Tan ini mengaku bertahan seperti ini karena teman-temannya. Sebab, jika mati memiliki nama merupakan keberuntungan.
"Bahasa kerennya apa? Ya kalau kita mati, ya untung, semua orang mati bawa nama, kita akan dikenang sebagai orang dibunuh gara-gara belain rakyat. Kalau kita hidup, kerja kita menuhin otak, perut, dompet rakyat. Itu aja sih," tandasnya.
Menjabarkan problem Jakarta
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sadar risiko memimpin Jakarta. Namun dia siap mati untuk menjadi Jakarta lebih baik.
"Karena Jakarta ini banyak kepentingan, orang-orang melarat sampai konglomerat ada oknumnya, karena Jakarta ini orang kencing saja duit kok, jadi ketika ditertibkan mereka bisa tersinggung. Itu yang membuat mereka mikir waktu kita masuk Jakarta. Jakarta bukan kurang ilmu, bukan kurang sistem, masalah jelas eksekusi jelas, masalahnya Anda berani nggak karena menyenggol kepentingan banyak orang, makanya saya sadar betul risiko di Jakarta karena bakal buat orang banyak tersinggung," ujar Ahok dalam wawancara dengan tim merdeka.com, Kamis (26/9) lalu.
Lantas, apa sebenarnya problem terberat memimpin Jakarta di mata Ahok. Menurut dia bukan macet, banjir, atau mentalitas warganya yang sulit taat peraturan. Problem terberat memimpin Jakarta adalah mengalahkan diri sendiri.
"Kami sendiri. Jika kamu takut mati, begitu terbersit takut mati itu problem," tegas Ahok. Masih menurut Ahok, mengalahkan keserakahan diri sendiri itu juga tugas berat yang harus dihadapi saat memimpin Jakarta.
Baca juga:
Ahok ingin Puskesmas jadi lini terdepan kampanye antirokok
Kepada pelajar, Ahok ingin tunjukkan politik itu tak mengerikan
Ahok: Kebijakan Pemprov DKI taruhannya nyawa
Ahok sebut PNS tidak layak jadi guru akan dapat hukuman
Ahok ancam penjarakan warga yang beri uang ke pengemis