Ada 4 RS di DKI gunakan vaksin palsu, Ahok minta Dinkes segera urus
Ahok enggan menjelaskan secara detail lokasi rumah sakit yang menggunakan vaksin ilegal tersebut.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku tak ingin ambil pusing dengan adanya peredaran vaksin palsu di masyarakat. Sebab, dia telah memerintahkan kepada Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk melakukan pengawasan secara maksimal akan peredaran vaksin palsu itu.
"Nanti Dinkes akan urus," kata Ahok singkat kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (27/6).
-
Bagaimana cara mengatasi rasa lapar palsu? Mengatasi rasa lapar palsu bisa dilakukan dengan menunggu sekitar 10–15 menit sebelum memutuskan untuk makan.
-
Apa itu obat cacing? Obat cacing, seperti namanya, dirancang untuk mengatasi infeksi cacing di dalam tubuh manusia. Cacing-cacing yang sering diatasi oleh obat cacing termasuk cacing gelang, cacing kremi, dan cacing pita.
-
Mengapa obat ini dikembangkan? Kehilangan gigi sering kali menjadi masalah bagi orang-orang yang mengidap kondisi ini, mulai dari masalah penampilan hingga masalah fungsional, seperti berkurangnya kemampuan menggigit.
-
Bagaimana cara merawat kuku palsu? Pilih Salon Perawatan Kuku yang Terpercaya
-
Bagaimana cara mengobati sakit hati secara sehat? Untuk mengobati sakit hati secara sehat dan efektif, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Pertama, yang dapat dilakukan adalah dengan mengubah penampilan. Merubah penampilan dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri dan membangkitkan semangat baru.
-
Apa yang dimaksud dengan ucapan untuk orang sakit? Ucapan untuk orang sakit dapat Anda sampaikan sebagai bentuk dukungan.
Walaupun sudah memerintahkan anak buahnya, ternyata Pemprov DKI Jakarta kecolongan. Berdasarkan laporan yang diterimanya, setidaknya ada empat rumah sakit di Ibu Kota yang menggunakan vaksin palsu tersebut.
Ahok enggan menjelaskan secara detail lokasi rumah sakit yang menggunakan vaksin ilegal tersebut.
"Sudah ada 4 malahan, (tapi) laporannya belum (masuk)," tutup Ahok.
Sebelumnya diketahui, Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri Brigjen Agung Setya mengatakan vaksin palsu yang diedarkan di Bogor, Jakarta, Banten dan Jawa Barat itu terdiri dari vaksin hepatitis, campak dan tuberkolosis atau TBC. Para pelaku mengaku sudah beraksi sejak tahun 2003.
Agung mengungkapkan pembuatan vaksin tersebut dengan cara menyuntikkan cairan infus dicampur dengan vaksin tetanus. Di mana hasilnya yakni vaksin palsu untuk hepatitis, BCG, dan campak.
Bahkan, lanjutnya, pihak kedokteran tidak bisa membedakan yang asli dan palsu. "Untuk menyempurnakan (vaksin), dipress dengan alat press kemudian dikemas dan dipacking lalu didistribusikan. Dokter saja susah membedakannya," ujarnya.
Baca juga:
Dinkes DKI terus sisir apotek dan rumah sakit penyedia vaksin palsu
Komisi IX DPR endus banyak oknum terlibat edarkan vaksin palsu
Kasus vaksin palsu, Mabes Polri kembali amankan 2 distributor
Kemenkes ancam pidanakan RS dan puskesmas penyedia vaksin palsu
Bareskrim fokus ungkap penyebaran vaksin palsu di sejumlah daerah
Kemenkes perintahkan RS & Puskesmas gelar vaksin ulang