Ada Penolakan di Jakarta, Ridwan Kamil: Enggak Masalah, Itulah Indahnya Demokrasi
Ridwan juga menegaskan bahwa sudah berkali-kali menyatakan akan mencintai Jakmania.
Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta Ridwan Kamil (RK) menanggapi penolakan dukungan dari sekelompok warga terhadap dirinya. Salah satunya dari Jakarta Utara beberapa waktu lalu.
Mantan Gubernur Jawa Barat itu mengaku menerima segala tanggapan dari pihak manapun. Baginya, seluruh pendapat perlu dihargai sebagai keindahan demokrasi.
- Usai Kalah Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil Dapat Tawaran Mengajar di Luar Negeri
- Ridwan Kamil Janji Bebaskan Lahan Makam Pangeran Jayakarta yang Mandek sejak Era Jokowi
- Ridwan Kamil Ditolak Warga Jakarta, Rano Karno: Tamu Kalau Datang Kasih Tahu Jangan Mendadak
- Usai Daftar Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil Segera Kunjungi The Jakmania
"Enggak ada masalah. Saya ke sana kan sebagai undangan. Kalau ditolak kan saya nggak akan berdiri di podium. Bahwa di sana ada pendukung juga, itulah indahnya demokrasi," kata Ridwan yang akrab disapa Bang Emil saat dijumpai di Jakarta, Kamis (5/9).
Menurut Ridwan, ekspresi dapat disampaikan dengan berbagai cara. Entah itu dengan mengacungkan ibu jari, berteriak, membuat spanduk dan lain sebagainya. Sehingga, bagi dirinya yang sudah dua kali menjalani pilkada, hal tersebut sudah biasa dia hadapi.
"Saya sudah mengalami dua kali pilkada mirip-mirip. Jadi saya enggak gimana-gimana. Diterima dengan lapang dada, terima kasih atas ekspresinya," kata Emil.
Tak hanya itu, terkait penolakan dukungan dari Jakmania, Ridwan juga menegaskan bahwa sudah berkali-kali menyatakan akan mencintai grup tersebut apabila terpilih menjadi gubernur Jakarta kelak.
Namun, lanjut Ridwan, apabila pihak Jakmania belum menerima, dia pun memahami hal tersebut. Dia mengatakan, sebagai orang baru, saat ini dia sedang fokus untuk mempelajari tentang Jakarta.
"Poinnya, jika ada kesempatan pasti saya lakukan (bertemu Jakmania). Bukan dijadikan spesial. Semua yang saya datangi adalah sumber pembelajaran sebagai calon gubernur. Sebagai orang baru saya tahu diri. Pengetahuan masih minim sehingga diperbanyak silaturahmi untuk mengetahui apa sih harapan aspirasi masyarakat," kata Emil.