Ahok dinilai bisa mendongkrak popularitas partai yang mendukungnya
Coat tail effect sering terjadi di Indonesia. Seperti sosok Joko Widodo yang memberikan elektabilitas pada PDIP.
Calon petahana Basuki T Purnama memastikan untuk maju lewat jalur independen pada Pilgub DKI Jakarta tahun 2007 mendatang dengan menggandeng Kepala BPKAD DKI Heru Budi Hartono. Namun, pria yang disapa Ahok ini tidak menutup pintu bagi partai yang ingin memberikan dukungan padanya.
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan ada deal-deal politik setiap partai yang mendukung Ahok. Namun demikian, menurut analisa dia, hanya ada satu pendekatan ilmiah sehingga partai mendukung Ahok.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Siapa saja kandidat di Pilkada DKI 2017 putaran kedua? Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Bagaimana Ahok terlihat dalam fotonya saat kuliah? Tampak pada foto, Ahok tengah bergaya bersama teman-temannya saat awal masa kuliah di Trisakti.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
"Secara ilmiah coat tail effect. Itu adalah efek dongkrak elektabilitas partai pada calon yang berelektabilitas tinggi. Jadi setiap calon populer, maka imbasnya akan kena pada partai pendukung," ujar dia dalam acara survei 'Siapa Berani Lawan Ahok?' di kantor Charta PolitikaJalan Cisanggiri III, JakartaSelatan, Rabu (30/3).
Coat tail effect, kata dia, sering terjadi di Indonesia. Seperti sosok Joko Widodo yang memberikan elektabilitas pada PDI Perjuangan. Begitupun, figur Susilo Bambang Yudhoyono yang mendongkrak partai Demokrat pada saat partai tersebut tengah dilanda banyak kasus korupsi pada 2014 lalu.
"Elektabilitas partai Gerindra juga melonjak karena adanya sosok Prabowo. Jadi partai yang akan mendukung Ahok pada pilkada nanti juga akan terkena imbasnya," beber dia.
Apalagi, menurut dia, saat ini kepercayaan masyarakat pada partai politik tidak besar, mengingat tidak adanya partai yang dianggap benar-benar menjalankan fungsinya. Sehingga, akhirnya masyarakat lebih menyukai calon independen yang maju tanpa didukung oleh partai politik.
Oleh karena itu, setiap partai yang mendukung Ahok, maka masyarakat akan menilai bahwa masih ada partai yang berdiri bersama rakyat. "Ini adalah bagian dari otokritik dari partai yang selama ini tidak dipercayai masyarakat lagi. Artinya setiap partai yang mendukung calon independen akhirnya mendapatkan limpahan persepsi positif dari masyarakat," tandas dia.
Baca juga:
Soekarwo pilih Gubernur Jatim daripada Jakarta biar santai merokok
Lulung: Rumah relawan Suka Lulung bukan posko pemenangan Pilgub 2017
Pengumpulan KTP dinilai hanya untuk menaikkan harga Ahok di Parpol
Isu SARA hanya akan jadi bumerang bagi pemainnya di pilgub DKI
Ahok soal Rp 50 juta: Wiranto udah kaya, ngapain minta duit sama gue