Ahok: Jujur kalau ada PNS eselon II mau berhenti, saya terimakasih
Ahok yakin pejabat eselon I dan II DKI Jakarta banyak yang tidak berani untuk mengundurkan diri
Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tak terlalu menggubris soal kabar sejumlah pejabat pemprov DKI yang mengancam akan mengundurkan diri. Ahok yakin pejabat eselon I dan II DKI Jakarta banyak yang tidak berani untuk mengundurkan diri.
"Enggak ada lah (Enggak berani) percaya sama saya. Saya sudah dari wagub kok (ngancemnya). Saya juga enggak tahu nih. Orang kerja baik-baik enggak ada ribut sama saya kok," ujar Ahok di kediaman pribadinya, Pluit, Jakarta Utara, Minggu (1/5).
Ahok mencontohkan ajudan, satpam dan sopirnya yang ikut dia sejak lama. Mereka kerja baik-baik dan tidak ada sampai saat ini tidak ada masalah dengan dirinya.
Kemudian Ahok juga menceritakan isu yang menyebut Kadis Pariwisata dan Budaya DKI Catur Liswanto ingin mengundurkan diri. Kabar tersebut muncul dan diterima di handphone Ahok.
"Saya sudah ngancam sejak Wagub. Kayak Pak Catur, mau berhenti, Dinas Parbud. Aku belum sempet tanya dia udah whatsapp saya 'Pak itu bohong pak saya engga mau berhenti kok pak'. Jadi siapa yang mau berhenti? Tapi jujur loh kalau ada PNS eselon 2 mau berhenti, saya terimakasih," jelas Ahok.
"Mungkin dia sudah terlalu kaya kan ngerepotin juga. Kalau ini enggak mau turun repot saya. Yang muda ini di bawah semangat ini kerjanya. Tau enggak yang mau tes jadi lurah berapa orang? 700-an. Makanya kalau camat lurah enggak mau lari kenceng ya harus kita ganti. Percaya deh sama saya berapa sih yang mau berhenti," tambahnya.
Ahok menceritakan sejak dirinya masih menjabat wakil gubernur, hanya satu orang yang mengundurkan diri. Yaitu Novrizal yang kala itu mengundurkan diri sebagai Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI.
"Itu pun gertak kami sebetulnya. Gara-gara mau pecat Kusnindar, UPT di Marunda. Kalau bapak pecat Kusnindar kami berhenti. Termasuk beberapa temannya ada yang ngancam termasuk pegawai eselon dua. Saya lapor Pak Jokowi, Pak Jokowi bilang belum masuk suratnya," terang Ahok.
"Jadi sikap kita bagaimana, Pak? Ya suruh berhenti saja. Pas suruh berhenti kaget dia, dia pikir kita enggak berani. Tahu-tahu dia berhenti satu. Habis itu tidak ada lagi tuh yang ngajuin berhenti," tutupnya.