Ahok ke Udar Pristono: Saya heran Jokowi kagak lu serang
Ahok juga tak takut diancam akan dipolisikan. "Pencemaran nama baik? Anda udah terbukti tersangka kok," kata Ahok.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, tak takut sedikit pun dengan ancaman Udar Pristono, tersangka kasus korupsi Transjakarta, yang akan mempolisikannya. Dia justru heran, kenapa hanya dirinya diserang Udar sementara Gubernur Jokowi sebagai atasannya tidak.
"Saya juga heran Jokowi kagak lu serang, nyerangnya Ahok melulu gitu lho. Emang yang pimpin rapim juga saya. Ya udah kalau mau serang, serang aja. Sejarahkan, kadishub serang gubernur dan wakil gubernur," ucap Ahok, sapaan Basuki, saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (22/5).
Dia menganggap Udar tengah berusaha membangun opini negatif tentang dirinya. Padahal, lanjut Ahok, status tersangka Udar sudah membuktikan mantan kadishub itu bersalah.
"Mau tuntut ya tuntut aja, mau tuntut saya itu dasarnya apa? Perbuatan tidak menyenangkan? Udah dicabut sama MK. Pencemaran nama baik? Apa yang pencemaran nama baik? Anda udah terbukti tersangka kok. Kalau saya tuntut Anda pencemaran nama baik saya, kalau saya tidak jadi tersangka, saya boleh nuntut anda. Udah jadi tersangka kok, pencemaran nama baik gimana. Yang buat keputusan kan bukan saya tapi jaksa," bebernya.
Soal bantuan hukum yang diharapkan Udar, Ahok dengan tegas mengatakan tidak akan memberikan karena Udar sudah berstatus tersangka.
"Kan gak bisa bantu udah kalau udah jadi tersangka. Udar ngomong seolah gak mau bantu, gimana mau bantu kan udah jadi tersangka. Dari UU Kepegawaian gitu. Kalau udah jadi tersangka gak bisa. Pendapat dari biro hukum bisa, tapi kalau bantuan hukum gak bisa," jelas pria berkacamata ini.
Dia meminta Udar mengikuti saja proses hukum yang berjalan dan berhenti menebar opini. "Kita mau beli bus gak bisa sembarangan bus kan, ada standar ada aturan mainnya. Dia bilang kan biar bapak cepat dapat busnya, ya cepat bukan salahi aturan dong. Makanya saya bilang kita ikuti proses hukum ajalah," pungkas Ahok.