Ahok kesal pengelolaan sampah DKI masih buruk
Karena ini, pengelolaan yang selama ini dikendalikan swasta akan kembali dipegang Pemprov DKI.
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), miris pengelolaan sampah di tangan swasta sangat buruk. Dia meminta, pengelolaan kembali diserahkan ke pihak pemprov.
Dalam laporan yang dia terima, banyaknya timbunan sampah di tempat pembuangan sementara karena tidak ada truk yang mengangkut ke tempat pembuangan akhir.
"Katanya karena masih kurang truk sampah. Saya juga kaget dan bingung, berarti selama ini sampah enggak pernah diangkut dong, kok tiba-tiba dikumpulin. Mobil swasta kita kumpulin, truk kita kurang semua, berarti ada masalah kan," ujar Ahok di Balai Kota, Senin (14/7).
Ahok menduga kesalahan tersebut terletak pada pengelolaan sampah yang ada di pihak swasta. Dulu, lanjut Ahok, penghitungannya memakai tonase sehingga rawan mark up. Seharusnya, kata Ahok, menghitungnya dengan memakai kriteria sungai bersih.
"Jadi kinerja kalau kita hitung lantai ini bersih bukan satu lantai bersih berapa duit tapi berapa ton sampah yang diangkut sampah dari lantai ini. Kemungkinan mainnya itu terlalu tinggi makanya sekarang kita potong, begitu kita potong, nah muncul kan sampah enggak bisa diangkut, nah kemana dulu? Berarti mungkin dibuang ke sungai kan," kata Ahok.
Dengan begitu, politikus Gerindra ini memutuskan pengelolaan sampah oleh pihak swasta diambil alih oleh Pemprov DKI. Sehingga, pengelolaan sampahnya dapat dikontrol dengan baik.
"Kalau dulu setiap ton sampah yang diangkat dari sungai dibayar oleh Pemda. Bisa aja orang buang ke sungai dapat duit kaya mancing ikan masukin ikan sendiri sekarang enggak bisa lagi," pungkas dia.