Ahok mau nyapres di 2019, tapi tak mau dari PDIP
Kali ini, Mega dan Ahok bertemu di pelantikan Djarot Saiful Hidayat sebagai wagub DKI.
Belakangan, Basuki Tjahaja Purnama, sering bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Bahkan saat menentukan calon pendampingnya di DKI, Ahok, sapaan Basuki, sampai menemui Mega secara khusus.
Disebut-sebut, pertemuan demi pertemuan yang terjadi adalah tahapan yang dilalui Ahok untuk bekal Pilpres 2019 nanti. Apalagi, Ahok sudah beberapa kali menyatakan siap maju lima tahun ke depan.
Saat dikonfirmasi hal itu, Ahok menyangkal kedekatannya dengan Mega untuk urusan 2019. Dia berdalih, seandainya nyapres tak berminat dari partai berlambang kepala banteng itu.
"Masak dari PDI Perjuangan," ungkapnya singkat di sela persiapan pelantikan Djarot sebagai wagub DKI di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (17/12).
Saat dicecar lebih jauh, dia tidak mau berkomentar banyak.
Sebelumnya, Ahok juga pernah menyinggung alasan kuat dirinya siap menjadi presiden. Salah satunya, agar Indonesia terbebas dari korupsi.
"Banyak pejabat yang ngomong sama gue ngaku bersih, anti-korupsi, tapi berani gak mereka lakuin pembuktian terbalik, berapa harta mereka punya dan dari mana mereka dapatin. Gue tantang," kata Ahok.
Ahok menegaskan, untuk memperbaiki kondisi bangsa ini kuncinya ada di tangan presiden sebagai pemilik kekuasaan tertinggi.
"Yang berkuasa presiden," kata Ahok.
Ahok mengaku layak menjadi presiden. Sebab, secara pengalaman dirinya sudah kenyang di pemerintahan.
"Secara pengalaman saya banyak. Saya pernah jadi anggota DPRD tingkat dua (di Belitung Timur), jadi bupati Belitung Timur, anggota DPR, wagub DKI," katanya.