Ahok ngaku sedang cari gara-gara dengan BPK buat pantau SKPD
Ahok mewanti-wanti semua pejabat tersebut agar tidak menyepelekan tugas yang diberikan.
Sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) Provinsi DKI Jakarta menandatangani surat perjanjian berkinerja baik di hadapan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Perjanjian itu dilakukan diadakan di Gedung Balai Agung kantor Gubernur DKI.
Dalam sambutannya, Ahok mengingatkan bawahannya untuk bekerja sesuai apa yang diamanatkan. Kata dia, yang perlu adalah kinerja yang baik bukan sekedar janji.
"Ini kita hanya ngulang-ngulang yang sama. Karena kewajiban, kita ikutin. Tapi sebetulnya bagi saya, paling penting kinerja yang baik. Saya kira Bapak-Ibu sudah tahu kebijakan di DKI. Kita tidak mau lagi, ada mark-up apalagi fiktif. Kita sudah temukan dari dulu kebersihan fiktif. Taman fiktif. Ini banyak fiktifnya," kata Ahok dalam sambutannya di Balai Agung, Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (10/7).
Ahok mewanti-wanti semua pejabat tersebut agar tidak menyepelekan tugas yang diberikan. Apalagi berperilaku curang dengan segala bentuk praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Sebab, kata Ahok, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akan selalu mengincar kinerja semua pejabat di DKI.
"Makanya saya cari gara-gara dengan BPK. Supaya apa? Mereka (BPK) akan ngincar bapak ibu habis-habisan lho sekarang ini. Mereka bukan ngincar saya, tapi ngincar bapak-ibu. Kalau ada setoran ke saya, saya takut. Kalau tidak, saya tidak takut. Ini yang saya suka sebetulnya," terang Ahok.
Ahok menuturkan, dirinya sangat kesal dengan pejabat yang tidak mau patuh dengan perintahnya. Sebab, banyak permasalahan di DKI ini, sejatinya sudah dipikirkan olehnya secara baik dan diperintahkan kepada jajaran dinas. Akan tetapi, perintahnya seringkali diabaikan begitu saja, tanpa kejelasan pasti.
"Saya perintah dinas, enggak dikerjain. Perintah enggak dikerjain," tukas dia.
Akibatnya, Ahok mengaku kerap menjadi sasaran dan amukan warga Ibu Kota setiap kali ada permasalahan. Ahok selalu menyempatkan diri melihat komentar-komentar terkait kinerjanya sebagai gubernur di sosial media, karena fungsi smartcity di sana: melihat dan mendengar partisipasi masyarakat langsung.
"Lebih baik enggak ada orang kerja daripada kerja bohongin kita. Capek kita. Iya-iya, tapi tidak dikerjakan. Saya dimaki-maki orang. Saya sudah perintah. Banyak yang maki-maki saya. 'Omdo doang. Pencitraan'. Saya tetap baca itu (komentar). Karena kalau tidak baca, saya tidak tahu apa yang terjadi di lapangan. Saya harus tahan itu. Saya sabar banget," ungkap dia.
Meski demikian, Ahok yakin dengan integritas 66 orang pejabat ini. Ia menaruh harapan besar, pejabat itu dapat bekerja sesuai dengan ritme yang ia inginkan. Kata Ahok, tidak ada waktu untuk bersantai mengurusi warga DKI Jakarta yang jumlahnya hingga mencapai 10 juta jiwa.
"Kita ini sedang memperbaiki negeri. DKI Jakarta harus jadi model," pungkas mantan Bupati Belitung Timur tersebut.