Ahok sebut banyak pengurus RT/RW hambat pembangunan Jakarta
Dia menyebut salah satunya kasus oknum pengurus RW yang terlibat jual beli lapak di kawasan Jakarta Barat tahun lalu.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan banyak oknum RT/RW yang menghambat pembangunan di Ibu kota. Pria yang biasa disapa Ahok ini mencontohkan ada oknum pengurus RT/RW yang berperan sebagai makelar sekaligus pemberi izin atas kios-kios dan lahan milik Pemprov DKI kepada pihak lain.
"Ada enggak oknum RT/RW dudukin fasos fasum? Banyak. RPTRA kami terhambat berapa puluh gara-gara oknum RT/RW dudukin. Buat apa? Buat rumah, sewain kontrakan, parkir mobil," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Jumat (27/5).
Dia menyebut salah satunya kasus oknum pengurus RW yang terlibat jual beli lapak di kawasan Jakarta Barat tahun lalu. Oknum ini, kata Ahok, terbukti memungut biaya dari pembuatan izin sejumlah lahan di lingkungannya.
"Terus ada enggak oknum RT/RW yang ngemplang jalur hijau, saluran penghubung bikin kios, sewain Rp 1,5 juta satu bulan, parkir liar, itu semua oknum RT/RW," terang Ahok.
Seharusnya, kata Ahok, pengurus RT/RW dipilih untuk dapat membantu lurah di daerahnya selaku estate manager. Bukannya, memprotes aturan soal wajib lapor sesuai SK Gubernur Nomor 903 Tahun 2016 tentang Pemberian Uang Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Rukun Tetangga dan Rukun Warga.
"Nah sekarang saya minta RT/RW jadi perpanjangan lurah yang menjadi estate manager dan bapak ibu asuh. Kalau kamu enggak bisa jadi bapak ibu asuh ya silakan mengundurkan diri," pungkasnya.