Ahok tak larang kaum gay & lesbian karena sudah ada sejak zaman Nabi
"Yang penting bagi kami jangan sampai terjadi penularan HIV AIDS."
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menegaskan tidak melarang organisasi Lesbian Gay Biseksual Transgender (LGBT) hadir di wilayahnya. Dia merasa fenomena ini sudah ada sejak zaman Nabi Ibrahim dan cerita Nabi Luth.
"Yang jelas bagi kami, kita juga enggak bisa melarang orang berbuat seperti itu kan. Orang berzina salah enggak menurut agama? Salah. Punya simpanan salah enggak? Salah juga. Jadi bedanya apa? Korupsi masuk neraka enggak? Sama juga," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Selasa, (26/1).
"Yang jelas dari zamannya nabi dulu sudah begitu, dari cerita Nabi Ibrahim dan Nabi Luth sudah begitu," sambung Ahok.
Menurutnya, meski tak dilarang, para anggota organisasi ini diharapkan tidak menyebarkan ataupun mengajak warga Jakarta untuk ikut bergabung dengan LGBT. Hal ini dirasa perlu, untuk mencegah penularan penyakit seksual seperti HIV/AIDS bila ada anggota yang terindikasi.
"Kita juga enggak bisa menghakimi mereka. Sekarang siapa yang enggak pernah buat salah. Yang penting bagi kami jangan sampai terjadi penularan HIV AIDS, karena terjadi sesuatu seperti ini," jelasnya.
Ditambahkannya, dalam upaya pencegahan penyakit seksual, mantan politisi Gerindra ini mengaku telah berkoordinasi Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) DKI Jakarta untuk mendata warga Jakarta yang tertular HIV/AIDS.
"KPAP sudah ada kok datanya sudah tahu. Justru kita kerja sama dengan beberapa pihak untuk tangani masalah HIV/AIDS," pungkas orang nomor satu DKI ini.
Sebelumnya, Menteri Riset Teknologi Pendidikan Tinggi, M Nasir menilai keberadaan LGBT di dunia pendidikan bisa menjadi ancaman bagi moralitas bangsa. Terlebih lagi kultur budaya Indonesia yang sangat menjunjung tinggi norma budaya dan agama.
"Keberadaan kelompok LGBT bisa merusak moral bangsa dan kampus sebagai penjaga moral semestinya harus bisa menjaga betul nilai-nilai susila dan luhur bangsa Indonesia," tutur Nasir.