Akhir tahun, penyerapan anggaran Dinas Tata Air DKI baru 46 persen
"Secara fisik di lapangan, rata-rata pekerjaannya sudah mencapai 70 persen lebih. Hanya saja memang banyak kontraktor belum melakukan penagihan," kata Teguh
Di penghujung tahun 2016, penyerapan anggaran di Dinas Tata Air DKI Jakarta saat baru mencapai sekitar 46 persen dari total anggaran sebesar Rp 2,4 triliun. Ditargetkan pada akhir tahun nanti atau saat penutupan anggaran, penyerapannya maksimal mencapai 80 persen.
Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta, Teguh Hendrawan mengungkapkan, penyerapan anggaran saat ini belum maksimal dikarenakan semua proyek yang ada sedang dalam proses penagihan.
"Secara fisik di lapangan, rata-rata pekerjaannya sudah mencapai 70 persen lebih. Hanya saja memang banyak kontraktor belum melakukan penagihan," kata Teguh, Jakarta, Jumat (09/12).
Menurut dia, target penyerapan anggaran di Dinas Tata Air DKI tidak muluk-muluk.
"Maksimal lebih dari 80 persen dari total anggaran Rp 2,4 triliun. Saat ini pencapaiannya baru sekitar 46 persen," ungkapnya.
Dia mengklaim, adanya keterlambatan dalam proses lelang dianggapnya tak mempengaruhi semua pekerjaan. Sementara proyek yang gagal lelang hanya terjadi pada pengadaan trafo listrik untuk pompa di kawasan Jelambar, Wijaya Kusama dan Perumnas Cengkareng.
"Nilai proyek mencapai sekitar Rp 6 miliar. Proyek gagal lantaran tidak adanya pemenang lelang. Adapun anggaran terbesar dalam APBD tahun 2016 ini adalah untuk pengadaan lahan," terangnya.
Anggaran dari APBD murni nilainya mencapai Rp 660 miliar ditambah dari APBD Perubahan sebesar Rp 241 miliar. Anggaran ini dibelanjakan untuk pembebasan lahan guna pembangunan waduk, situ, embung dan normalisasi kali.
Saat ini, kata dia, pengadaan lahan sudah mencapai 98 persen yang didominasi untuk pembangunan waduk.