Anies kritik BUMD di tangan Ahok hanya kejar keuntungan
Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melihat Basuki T Purnama alias Ahok, hanya mengutamakan keuntungan dalam mengelola BUMD selama jabat gubernur DKI Jakarta. Menurut Anies seharusnya menggalakkan prinsip keadilan pada BUMD DKI Jakarta demi mensejahterakan warga Jakarta.
Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan melihat Basuki T Purnama alias Ahok, hanya mengutamakan keuntungan dalam mengelola BUMD selama jabat gubernur DKI Jakarta. Menurut Anies seharusnya menggalakkan prinsip keadilan pada BUMD DKI Jakarta demi mensejahterakan warga Jakarta.
"Efisiensi bukan sekedar mengejar keuntungan. Laporan tata kota ada tiga kriteria. People, planet, profit. People artinya bagaimana kota itu memanusiakan manusia, dari daerah kita memikirkan lingkungannya, yang ketiga bagaimana kota memberikan kesempatan untuk memberikan keuntungan," tutur Anies di Kota Bambu, Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (21/12).
Anies menilai saat ini Jakarta hanya mengedepankan profit. Namun, pada aspek people atau manusia, terlihat buruk. Itu juga dengan kriteria planet alias lingkungan yang juga masih buruk. "Saya datang untuk memperbaiki manusia, manusia dan tentu juga lingkungan," ucap Anies.
Mantan Rektor Universitas Paramadina itu juga menekankan BUMD untuk melayani dan menyejahterakan masyarakat. Terlepas dari kepemilikan saham kepada pihak manapun, termasuk kepada swasta.
"Sebenarnya yang penting badan usaha itu, melayani warga daerah itu tujuan utamanya. Yang kedua, dikelola dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik. Yang ketiga adalah tentu menghasilkan APBD. Kalau kemudian beda dengan swasta yang lain jadi di mana keberpihakannya dengan rakyat, dengan daerah," terang Anies.
Anies melanjutkan, masyarakat juga berhak untuk mendapatkan kesejahteraan oleh Pemerintah melalui Badan Usaha yang dikelola baik dari pemerintah maupun pihak swasta.
"Intinya bukan sekedar siapa yang memiliki tapi siapa yang mendapatkan manfaat. Siapa yang mendapat manfaat, BUMD memberikan manfaat sebesar-besarnya, karena itu jadi milik daerah. Itu ide dasarnya itu dari Bung Hatta," terangnya.