Bencana di Jakarta Didominasi Kebakaran, Paling Banyak Wilayah Jaktim
Sejak awal tahun ini tercatat sudah 242 kejadian kebakaran
- Selain 7 Tewas, Ternyata Ada 4 Remaja Sempat Diselamatkan usai Terjun ke Kali Bekasi
- Mulai Berkantor di IKN, Begini Suasana Sepi Istana Negara Jakarta Usai Ditinggalkan Jokowi
- Dua Kelompok Jemaat Gereja di Jaktim Bentrok, Ini Pemicunya
- Warga Jakarta Mulai Padati Kawasan Bundaran HI jelang Perayaan Tahun Baru
Bencana di Jakarta Didominasi Kebakaran, Paling Banyak Wilayah Jaktim
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta mengungkapkan kebakaran masih mendominasi bencana di Jakarta dan sejak awal tahun ini tercatat sudah 242 kejadian.
"Dari awal tahun sampai sekarang masih didominasi kebakaran paling banyak," kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kebencanaan BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan di Jakarta, Selasa (28/5).
Selain kebakaran, memang terjadi bencana lainnya seperti banjir dan pohon tumbang, akan tetapi frekuensinya tidak seperti kebakaran yang bisa terjadi sepanjang tahun.
Sedangkan kejadian pohon tumbang atau banjir, kata Yohan, hanya terjadi ketika musim hujan maupun angin kencang sehingga frekuensi tidak terlalu sebanyak bencana kebakaran.
"Akan tetapi untuk bencana banjir banyak menyita waktu dan tenaga," ujar Yohan dilansir Antara.
Dengan masih banyaknya kebakaran di DKI, pihaknya terus berupaya memberikan pemahaman kepada warga terkait pencegahan atau mitigasi.
Salah satunya, yaitu dengan memeriksa semua kabel yang ada agar dapat berstandar SNI hal ini untuk meminimalkan adanya korsleting listrik yang menyebabkan kebakaran.
Ia menjelaskan dari 242 kejadian kebakaran terbanyak terjadi di Jakarta Timur dengan 69 kejadian kemudian disusul Jakarta Barat 67 kasus. "
Jakarta Selatan 44 kejadian, Pusat 35 kejadian, dan Jakarta Utara 27 kejadian," tuturnya.
BPBD DKI Jakarta mendata pada tahun 2023 kebakaran mencapai 800 kali lebih yang tercatat dan ditangani.
Sementara dari data Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI, kejadian kebakaran pada periode yang sama lebih dari 5.000 kasus.
Perbedaan data tersebut karena BPBD hanya menghitung jumlah kebakaran yang menimbulkan korban maupun pengungsi. Sedangkan Damkar mendata semua kejadian kebakaran yang ditangani mereka.
"Ada perbedaan data dengan pemadam. Kami menghitung apabila terdapat korban atau penyintas," katanya.
Menurut dia, masih banyaknya frekuensi kebakaran di DKI perlu adanya kesadaran bersama dari semua kalangan terutama warga agar lebih waspada.