Bupati Ngada blokir bandara, Ahok sebut kekanak-kanakan
Ahok menyarankan, ketika Marsianus tidak mendapatkan tiket seharusnya jangan sampai merepotkan pihak lain.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama juga ikut bicara tentang ulah koboi Bupati Ngada Nusa Tenggara Timur (NTT), Marianus Sae. Seorang kepala daerah itu menutup Bandara Turelelo Soa hanya karena tak kedapatan tiket penerbangan.
Pria yang akrab disapa Ahok ini menilai sikap yang dilakukan Marianus terlalu kekanak-kanakan. Karena sebagai seorang pemimpin seharusnya bisa mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.
"Menurut saya, kita sebagai bupati jangan hanya karena tidak dapat kursi, saya kira biasa jadi kepala daerah kalau lagi penuh. Masak gara-gara satu orang, enggak perlu pake tutup bandara dong," tegasnya di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (23/12).
Ahok menyarankan, ketika Marsianus tidak mendapatkan tiket seharusnya jangan sampai merepotkan pihak lain. Sedangkan mengenai solusi untuk masalah ini, ia memasrahkan kepada Tuhan.
"Kalau kita tidak bisa terbang, jangan bikin yang lain tidak terbang, jangan. Jawabannya Tuhan yang tolong deh," tandasnya.
Seperti diketahui, Ulah Marianus Sae ini terjadi Sabtu (21/12) pagi sekitar pukul 06.30 WIB. Marianus Sae memerintahkan Satpol PP untuk menduduki landasan Bandara Turelelo Soa sehingga pesawat Merpati tidak bisa mendarat dan terpaksa kembali ke Bandara El Tari Kupang.
Menurut Humas Kemenhub Bambang S Ervan, pemblokiran itu terjadi lantaran sang Bupati tidak mendapatkan tiket Merpati dari Kupang menuju ke Turelelo Soa. Tiket Merpati menuju Turelelo Soa kebetulan habis ketika Bupati Marianus Sae memesan.
"Karena sudah penuh, maka Bupati tidak dapat terbang. Rupanya dia tidak terima dengan hal itu sehingga terjadi insiden itu," ujar Bambang kepada merdeka.com, Minggu (22/12).